Apakah Anda memiliki memori saat masih berada dalam kandungan? Tentu saja tidak. Itulah kenapa aktivitas bayi dalam kandungan menarik untuk dicermati. Mungkin bertanya-tanya bagaimana cara bayi bernapas dalam kandungan. Daripada penasaran, yuk temukan jawabannya di sini.
Bayi bernapas dalam kandungan tidak menggunakan paru-paru
Menurut Medline Plus, bayi bernapas untuk pertama kalinya dalam 10 detik pertama sejak dilahirkan. Tangisan bayi saat lahir membantu mengeringkan paru-paru dari cairan ketuban dan memancing untuk bernapas.
Perlu Anda ketahui bahwa fungsi oksigen dalam tubuh bayi di dalam kandungan sama pentingnya dengan setelah ia dilahirkan.
Bernapas adalah proses pertukaran antara karbon dioksida dengan oksigen. Saat menarik napas, Anda menghirup oksigen dari udara, kemudian mengeluarkan karbondioksida saat menghembuskannya.
Di dalam kandungan, sebenarnya bayi pun bernapas. Bedanya, pertukaran antara karbondioksida dan oksigen terjadi pada tali pusar yang terhubung dengan tubuh ibu. Ini karena paru-paru bayi masih belum berfungsi secara sempurna.
Ibulah yang membantu janin untuk bernapas dalam kandungan. Saat ibu bernapas, darah yang telah mengikat oksigen akan dialirkan melalui tali pusar hingga mencapai jantung janin. Kemudian jantung bayi memompa darah tersebut untuk dialirkan ke seluruh tubuh.
Bayi belajar bernapas sejak dalam kandungan
Bernapas adalah proses penting yang menunjang kehidupan manusia. Ternyata, sejak dalam kandungan bayi sudah berlatih untuk bernapas melalui tahapan-tahapan berikut.
1. Minggu ke 10 dan ke 11 kehamilan
Pada masa ini, janin mulai belajar bernapas dalam kandungan dengan cara menghirup sedikit air ketuban. Cara menghirupnya menyerupai gerakan menelan. Ini bertujuan untuk membantu perkembangan paru-paru.
2. Minggu ke 32 kehamilan
Di masa ini, bayi sudah bisa bernapas dengan gerakan yang benar dan bisa menggembungkan paru-parunya.
Meskipun paru-paru bayi belum berfungsi dengan sempurna, tetapi jika ia dilahirkan prematur pada masa ini, kemungkinan besar ia bisa hidup dengan selamat.
Apakah paru-paru janin berisi udara saat dalam kandungan?
Anda mungkin bertanya-tanya apakah pada saat dalam kandungan paru-paru janin berisi udara? Jawabannya adalah tidak.
Perlu Anda ketahui bahwa tidak terdapat udara dalam kandungan. Adapun oksigen yang bayi peroleh bukan berasal dari udara melainkan dari plasenta atau ari-ari.
Yang mengisi paru-paru janin adalah cairan ketuban. Ini karena proses menelan air ketuban yang sudah dia lakukan untuk belajar bernapas.
Kemudian setelah dilahirkan, air ketuban dalam paru-paru tersebut akan mengering dengan sendirinya.
Apa akibatnya jika bayi minum air ketuban?
Seperti yang dijelaskan sebelumnya. Saat masih dalam kandungan, bayi menelan sedikit air ketuban saat belajar bernapas. Sebenarnya, ini adalah kondisi normal dan tidak membahayakan. Pasalnya, air tersebut akan mengering dengan sendirinya setelah ia dilahirkan.
Namun, yang perlu Anda waspadai adalah ketika bayi menelan air ketuban yang bercampur dengan mekonium pada saat proses kelahiran. Kondisi ini disebut juga dengan sindrom aspirasi mekonium.
Mekonium adalah kotoran yang dikeluarkan oleh bayi saat buang air besar untuk pertama kalinya. Kotoran ini berwarna hijau gelap dan kental.
Idealnya, mekonium baru dikeluarkan beberapa jam atau beberapa hari setelah bayi dilahirkan. Namun, pada sejumlah kasus, bayi sudah mengeluarkan mekonium sejak masih dalam proses persalinan. Ini mungkin terjadi jika bayi terlambat lahir.
Melansir Johns Hopkins Medicine, sindrom aspirasi mekonium terjadi pada 5 sampai 10 persen kelahiran. Ini merupakan kondisi berbahaya sebab dapat menyebabkan masalah pernapasan yang serius bahkan kematian pada bayi baru lahir.
Segeralah ke dokter jika bayi berhenti bernapas atau tidak bergerak dalam kandungan
Pada usia kehamilan minggu ke-16 atau minggu ke-18, Anda sudah mulai merasakan janin bergerak. Gerakan bayi dalam kandungan membantu ia untuk belajar bernapas.
Anda perlu memantau pergerakan tersebut untuk memastikan janin tetap bernapas dan bergerak dalam kandungan. Waspadalah jika bayi berhenti bergerak. Pasalnya ini merupakan salah satu pertanda kematian bayi dalam kandungan.
Segeralah periksakan diri ke dokter jika mengalami hal-hal berikut.
- Anda tidak merasakan minimal 10 kali gerakan dari bayi selama dua jam.
- Bayi tetap tidak bergerak meski Anda telah merangsangnya dengan sentuhan atau suara-suara yang berisik.
- Terjadi penurunan terhadap frekuensi pergerakan bayi Anda selama beberapa hari dibandingkan dengan ritme pergerakannya yang biasanya.
Selain itu, Anda perlu waspada jika belum ada tanda-tanda melahirkan setelah melewati hari perkiraan lahir. Ini untuk mengantisipasi bayi kekurangan cairan ketuban yang dapat berisiko terhadap keselamatannya.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]