Payudara membesar, morning sickness, kaki membengkak, dan berat badan yang naik umum dialami ibu hamil karena perubahan kadar hormon kehamilan. Ibu hamil juga bisa mengalami perubahan mood. Tak jarang, ini bisa membuat ibu hamil sensitif terhadap suami.
Apa penyebab ibu hamil sensitif terhadap suami?
Ibu hamil umumnya lebih cepat marah dan mudah mengalami perubahan suasana hati (mood), bahkan saat tidak ada pemicunya.
Bagi orang-orang di sekitar ibu, termasuk sang suami, hal ini akan terasa mengejutkan, terlebih jika sebelumnya pasangan mereka bukan seorang yang pemarah.
Namun, penting dipahami bahwa bumil sensitif dan mudah marah adalah hal yang wajar terjadi.
Terdapat beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab ibu hamil lebih sensitif terhadap suami, di antaranya sebagai berikut.
1. Perubahan hormon
Tubuh ibu akan mengalami peningkatan hormon kehamilan sebagai persiapan untuk menjalani persalinan.
Sayangnya, perubahan hormon, seperti estrogen dan progesteron, bisa memengaruhi suasana hati ibu hamil sehingga menjadi lebih sensitif daripada sebelumnya.
Emosi akibat hormon kehamilan ini juga yang menyebabkan ibu hamil sering kali menyalahkan sang suami saat ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya.
Meski ibu sendiri tahu bahwa tidak adil untuk selalu menyalahkan suami, kondisi ini dapat terus terjadi selama kadar hormon kehamilan meningkat.
Perlu diketahui!
Perubahan mood biasanya mulai muncul ketika memasuki usia kehamilan 6 minggu hingga 10 minggu. Hal ini mereda saat memasuki trimester 2 dan kembali terjadi mendekati persalinan. 2. Kelelahan

Kehamilan juga bisa membuat tubuh ibu merasa lebih cepat lelah. Hal ini karena tubuh mungkin terasa tidak nyaman akibat perubahan hormon selama masa kehamilan.
Ibu juga dapat mengalami keluhan kehamilan yang terasa mengganggu, seperti mual saat janin menendang dari dalam perut.
Saat tubuh sedang sangat tidak nyaman, ibu juga bisa mengalami kesulitan tidur atau insomnia. Hal ini membuat ibu hamil tidak mempunyai waktu yang cukup untuk beristirahat.
Akibat kondisi fisik yang tidak nyaman tersebut, ibu hamil dapat menjadi lebih sensitif, termasuk terhadap suami.
3. Stres
Ibu hamil juga dapat mengalami peningkatan stres dan kecemasan. Akibatnya, hormon kortisol atau hormon stres kadarnya akan meningkat di dalam tubuh.
Jika terus terjadi, peningkatan hormon ini dapat memengaruhi kondisi janin di dalam rahim. Hal ini tentu bisa membuat ibu merasa lebih stres dan cemas memikirkan kondisi si kecil.
Ibu bahkan bisa mengalami depresi saat hamil, yang ditandai dengan menangis terus-menerus.
Emosi yang tidak menentu ini akan memengaruhi suasana hati ibu hamil, sehingga ibu menjadi lebih sensitif terhadap suami.
[embed-health-tool-due-date]
Ada juga ibu hamil yang ingin dekat suami terus
Meski banyak yang lebih sensitif dan jadi suka marah terhadap suami, ada juga ibu hamil yang justru merasa ingin lebih dekat dengan suami.
Hal ini bisa dipicu oleh perasaan cemas dan gelisah yang mungkin dirasakan ketika menjaga si kecil di dalam kandungan.
Alih-alih menjadi tempat melampiaskan rasa cemas dan gelisah, istri juga dapat menjadi manja dan selalu butuh perhatian suami saat hamil.
Ini dapat menjadi alasan kenapa saat hamil ingin dekat suami terus. Bahkan, ada juga ibu yang berubah menjadi lebih posesif terhadap suami selama masa kehamilan.
Cara mengatasi perasaan sensitif terhadap suami pada ibu hamil

Bagi para ibu hamil, penting untuk tidak terlalu cemas atau stres selama masa kehamilan demi menjaga kondisi janin dan ibu agar tetap sehat.
Berikut ini adalah sejumlah cara yang bisa dilakukan guna meredakan rasa sensitif pada suami.
1. Ceritakan hal yang membuat cemas kepada orang lain
Dilansir dari Tommy’s, beberapa ibu hamil yang berhasil merasa lebih tenang atau lega setelah menceritakan hal yang membuatnya cemas kepada orang lain yang dipercaya.
Ibu bisa mulai bercerita kepada sang suami agar dapat saling memahami dan mengerti kondisi yang sedang dihadapi.
Jika diperlukan, ibu bisa bergabung dalam komunitas atau forum untuk menemukan solusi dari masalah yang mungkin dihadapi selama hamil.
Ibu pun bisa langsung berkonsultasi dengan dokter kandungan atau bidan, terkait hal-hal yang membuat ibu cemas saat hamil.
2. Selesaikan masalah satu per satu
Kecemasan yang membuat ibu hamil lebih sensitif kepada suami mungkin dipicu oleh masalah yang sedang dihadapi.
Namun, dibandingkan dengan menyelesaikan semua masalah sekaligus, sebaiknya selesaikan setiap masalah satu per satu.
Cobalah untuk menyelesaikan masalah dari yang paling mudah diatasi. Ibu juga dapat meminta pertolongan dari pasangan, keluarga, ataupun kerabat yang bisa membantu.
3. Cari tahu mitos dan fakta
Terkadang, rasa cemas ibu bisa dipicu oleh mitos-mitos kehamilan yang muncul di masyarakat. Padahal, hal tersebut belum tentu benar.
Oleh karena itu, penting untuk mencari tahu mana saja mitos dan fakta. Cari informasi tersebut dari sumber tepercaya. Jika perlu, tanyakan pada dokter kandungan atau bidan.
Dengan mengetahui faktanya, ibu hamil dapat merasa lebih lega serta percaya diri karena tidak perlu khawatir tentang hal-hal seputar kehamilan yang tidak benar.
4. Cari pertolongan ahli
Jika ibu sudah merasa sangat kesulitan mengatasi rasa cemas dan stres selama hamil, ibu bisa mencari pertolongan dari ahli, seperti psikolog atau psikiater.
Depresi dan gangguan kecemasan selama hamil adalah hal yang sering kali dialami saat hamil.
Untuk itu, jangan merasa malu untuk mencari pertolongan agar dapat segera mengatasi kondisi yang membuat ibu hamil sensitif terhadap suami.
Dengan mengatasi penyebab sensitif terhadap suami saat hamil, ibu akan menjadi lebih mudah menyelesaikan masalah bersama-sama.
Selain itu, peran suami saat istri hamil juga makin optimal, misalnya untuk membantu pekerjaan rumah serta memberikan dukungan secara fisik dan emosional.
Ibu pun akan menjadi lebih terbuka terkait hal-hal yang menganggu selama hamil dibandingkan dengan hanya melampiaskan rasa marah atau kesal kepada sang suami.
Kesimpulan
- Ibu hamil sensitif terhadap suami bisa terjadi karena perubahan hormon, kelelahan fisik, hingga stres emosional selama masa kehamilan.
- Tidak semua ibu hamil menjadi lebih sensitif. Beberapa ibu justru ingin selalu dekat atau manja pada suami karena sangat membutuhkan dukungan emosional.
- Untuk mengatasi hal ini, cobalah curhat pada orang tepercaya, selesaikan masalah satu per satu, memilah mitos dan fakta, serta minta bantuan profesional bila diperlukan.