backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

USG Fetomaternal

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 17/02/2023

USG Fetomaternal

Pemeriksaan ultrasonografi atau USG saat hamil membantu ibu memantau perkembangan janin dalam kandungannya. Salah satu jenis USG yang umum dokter lakukan yakni USG fetomaternal.

Untuk siapa pemeriksaan ini dan seperti apa prosedurnya? Simak pembahasannya berikut ini.

Apa itu USG fetomaternal?

USG fetomaternal adalah jenis pemeriksaan ultrasonografi yang dilakukan oleh dokter fetomaternal.

Dokter fetomaternal sendiri merupakan subspesialis bidang kebidanan dan kandungan (obgyn) yang berfokus dalam mendeteksi kelainan pada ibu dan janin.

Dalam praktiknya, mereka sudah dibekali dengan keterampilan tingkat lanjut untuk menggunakan USG 3D, USG 4D, ekokardiografi janin, dan USG Doppler.

Beberapa jenis teknologi USG tersebut mampu menghasilkan gambar janin yang lebih baik dan jelas bila dibandingkan dengan USG 2D yang umumnya digunakan.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa USG fetomaternal bertujuan untuk mendeteksi dan mendiagnosis komplikasi yang berisiko mengancam keselamatan ibu dan bayi.

Siapa saja yang membutuhkan USG fetomaternal?

usg 3d dan 4d

Pemeriksaan ini tidak diperuntukkan bagi semua ibu hamil. Apabila kehamilan Anda normal, prosedur USG sebenarnya cukup dilakukan dengan dokter kandungan saja.

Namun, dokter dapat merujuk Anda untuk periksa dengan dokter subspesialis fetomaternal bila menemukan masalah yang berisiko membahayakan diri dan janin dalam kandungan.

Dikutip dari Cleveland Clinic, ibu hamil sebaiknya menjalani pemeriksaan USG khusus dengan dokter subspesialis bila memiliki salah satu atau beberapa kondisi berikut.

  • Hamil bayi dengan cacat lahir atau dugaan komplikasi lainnya.
  • Berusia 35 tahun atau lebih saat hamil.
  • Memiliki riwayat keluarga atau anak dengan cacat lahir sebelumnya.
  • Memiliki riwayat keluarga atau keturunan kelainan genetik.
  • Mempunyai riwayat komplikasi kehamilan, seperti preeklampsia, diabetes gestasional, keguguran, bayi lahir mati (stillbirth), atau kelahiran prematur.
  • Mengalami kondisi medis serius saat hamil, seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, penyakit ginjal dan hati, atau gangguan autoimun.
  • Mengalami kehamilan kembar dua, tiga, atau bahkan lebih.

Perbedaan USG fetomaternal dan USG biasa

Seperti dijelaskan sebelumnya, dokter fetomaternal memiliki keterampilan menggunakan USG 3D atau USG 4D untuk mendeteksi kecacatan pada janin.

USG 3D akan menyajikan gambar janin dalam tiga dimensi dan tidak bergerak. Sementara itu, USG 4D akan memberikan gambar bergerak dari janin secara real time.

Meski begitu, kedua jenis pemeriksaan kehamilan tersebut pada dasarnya bisa memberikan gambaran janin yang lebih mendetail bila dibandingkan dengan USG 2D.

Dokter fetomaternal dapat melihat bentuk mata, hidung, telinga, dan mulut janin dengan lebih jelas menggunakan ultrasonografi 3D atau 4D.

Hasilnya pun tidak hanya berupa gambar hitam putih seperti pada USG 2D.

Hal ini membantu dokter dalam mendeteksi sejumlah kelainan pada janin, seperti spina bifida, bibir sumbing, kaki bengkok, kelainan tengkorak, hingga berat badan lahir rendah.

Terkadang, prosedur USG khusus ini juga bisa melibatkan pemeriksaan USG Doppler dan ekokardiografi janin.

USG Doppler akan memberikan informasi lebih rinci mengenai aliran darah yang melalui tali pusat dan organ-organ tubuh janin, seperti otak dan jantung.

Sementara itu, ekokardiografi janin akan menunjukkan gambar jantung janin dengan lebih detail. Hal ini dapat menunjukkan ada-tidaknya risiko cacat jantung bawaan pada bayi.

Prosedur USG fetomaternal

usg 5 dimensi, gambar usg 5 dimensi

Prinsip pemeriksaan ini sama seperti prosedur USG pada umumnya. Prosedur ini akan dilakukan melalui perut sehingga juga tergolong sebagai USG transabdominal.

Adapun, tahapan USG kehamilan yang akan Anda lalui seperti di bawah ini.

  1. Dokter akan meminta Anda berbaring di tempat tidur khusus. 
  2. Selanjutnya, dokter akan mengoleskan gel ke kulit perut dan menggerakkan transduser (perangkat genggam USG) di atasnya.
  3. Transduser akan mengirimkan gelombang suara frekuensi tinggi. Gelombang ini memantul pada jaringan di dalam rahim, termasuk janin di dalamnya.
  4. Pantulan gelombang suara akan diterima kembali oleh sonografer (mesin USG), untuk kemudian diubah menjadi gambar yang ditampilkan pada layar monitor.

Secara umum, prosedur USG fetomaternal bisa dilakukan kapan saja selama masa kehamilan, tetapi harus dengan rekomendasi dokter sebelumnya.

Apabila Anda melakukan USG pada trimester 1, pastikan kandung kemih dalam kondisi penuh sebelum pemeriksaan dimulai.

Cairan di dalam kandung kemih dapat membantu menghantarkan gelombang suara sehingga bisa meningkatkan kualitas hasil USG pada awal kehamilan.

Sementara bila Anda sudah memasuki trimester 2 atau trimester 3, cairan ketuban yang ada di sekitar janin sudah bisa membantu menghasilkan gambar USG yang baik.

Pemeriksaan USG ini akan memakan waktu lebih lama daripada USG biasa. Pasalnya, dokter perlu melakukan pemeriksaan dengan lebih menyeluruh dan mendetail.

Efek samping USG fetomaternal

Tidak ada bukti bahwa pemeriksaan ultrasonografi atau USG berbahaya bagi ibu maupun janin yang sedang berkembang dalam kandungan.

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, tidak ada hubungan antara USG dan cacat lahir, kanker, atau masalah perkembangan bayi di kemudian hari.

USG fetomaternal harus dilakukan sesuai saran medis untuk mendeteksi kelainan janin. Selain itu, prosedur ini hanya boleh dilakukan oleh dokter subspesialis fetomaternal yang tersertifikasi.

Prosedur ini juga menggunakan USG 3D atau 4D yang memerlukan alat khusus. Biayanya pun cenderung lebih mahal dibandingkan dengan USG 2D pada umumnya.

Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar prosedur ini, silakan konsultasi dengan dokter kandungan Anda untuk memperoleh informasi lebih lanjut.

Kesimpulan

  • USG fetomaternal adalah prosedur USG yang dilakukan guna mendeteksi kelainan pada ibu dan janin.
  • Prosedur ini umumnya melibatkan USG 3D atau 4D untuk memberikan gambaran tubuh janin yang lebih mendetail dibandingkan dengan USG 2D.
  • Tidak semua ibu hamil membutuhkan pemeriksaan USG dengan dokter fetomaternal.
  • Pasalnya, prosedur ini memerlukan peralatan khusus dan biayanya relatif lebih mahal bila dibandingkan dengan USG biasa.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 17/02/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan