Mual saat hamil sering kali terasa seperti masuk angin, begitu pula sebaliknya. Meski rasa tidak nyaman yang ditimbulkan cukup mirip, tentu ada perbedaan dalam cara mengatasi mual saat hamil dan mual karena masuk angin.
Saat tidak hamil, Anda cenderung lebih bebas dalam memilih obat. Sementara itu, kehamilan membuat Anda harus lebih berhati-hati menentukan pengobatan.
Apa perbedaan mual hamil dan mual masuk angin?
Masuk angin sebenarnya bukan merupakan penyakit, melainkan istilah yang digunakan orang Indonesia untuk mendeskripsikan rasa tidak enak badan, seperti mual, demam, pegal-pegal, atau flu.
Di samping itu, mual juga dapat menjadi gejala kehamilan. Mual yang terjadi pada ibu hamil lebih dikenal dengan istilah morning sickness.
Meski tampak serupa, ada beberapa perbedaan yang bisa Anda lihat dan rasakan. Berikut adalah beberapa di antaranya.
1. Mual karena hamil disebabkan oleh hormon
Sebagian besar keluhan ibu hamil berasal dari perubahan hormon, termasuk rasa mual.
Menurut laman Mayo Clinic, peningkatan hormon human chorionic gonadotropin (hCG) dan estrogen merupakan penyebab utama rasa mual selama kehamilan.
Kondisi tersebut sering kali diperburuk dengan peningkatan sensitivitas indra penciuman ibu hamil. Akibatnya, ibu hamil akan lebih mudah mual saat menghirup aroma yang tidak disukainya.
Sementara itu, mual saat masuk angin biasanya disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan suhu selama musim pancaroba.
Perubahan suhu yang tidak menentu saat musim pancaroba membuat daya tahan tubuh menurun sehingga Anda mudah terkena infeksi yang bisa ditandai dengan mual.
2. Durasi mual karena hamil cenderung lebih lama
Jika Anda merasakan mual selama lebih dari satu minggu, sebaiknya segera ambil test pack dan buatlah janji dengan dokter kandungan.
Bedanya mual hamil dan masuk angin juga terlihat dari durasinya. Mual karena masuk angin biasanya hanya bertahan selama beberapa hari, lalu membaik seiring pulihnya sistem imun.
Sementara itu, mual saat hamil bisa bertahan selama trimester pertama. Artinya, Anda bisa merasakannya selama beberapa minggu.
Pada beberapa temuan, ibu hamil bahkan masih merasa mual saat trimester kedua, tetapi dengan intensitas yang lebih jarang.
3. Mual karena hamil disertai perubahan payudara
Salah satu cara paling mudah untuk mengetahui beda mual hamil dan masuk angin adalah dengan melihat ciri-ciri yang menyertainya.
Selain mual, kehamilan diiringi dengan gejala lain, seperti menstruasi yang tidak datang pada waktunya, mood swing, payudara membengkak, dan mudah lelah.
Sementara itu, mual karena masuk angin biasanya juga disertai dengan rasa tidak enak badan, sakit kepala, perut kembung, hidung tersumbat, serta demam.
4. Mual karena hamil tidak boleh minum sembarang obat
Situs Health Direct menyebutkan bahwa sebagian besar kasus masuk angin sebenarnya bisa diatasi dengan perawatan rumahan.
Namun, tidak jarang seseorang memilih untuk minum antihistamin atau antiemetik supaya masuk angin lebih cepat teratasi.
Obat-obatan tersebut sebenarnya juga tergolong aman bagi ibu hamil. Akan tetapi, Anda sebaiknya hanya mengonsumsinya setelah mendapatkan izin dari dokter kandungan.
Meski ada bedanya, mual karena hamil dan masuk angin sama-sama bisa diredakan menggunakan berbagai cara rumahan berikut.
- Makan dengan porsi lebih kecil tapi lebih sering.
- Minum banyak air putih untuk mencegah dehidrasi.
- Mengurangi makanan berlemak, pedas, dan tinggi gula karena lebih sulit dicerna.
- Minum jahe hangat untuk mengurangi mual.
Kapan harus periksa ke dokter?
Sebenarnya, mual karena masuk angin maupun hamil sama-sama merupakan kondisi umum yang dapat membaik dengan sendirinya.
Meski begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi ini dapat menghambat aktivitas sehari-hari. Jika keseharian Anda terganggu karena mual, tidak ada salahnya untuk memeriksakan diri ke dokter.
Selain itu, Anda sebaiknya segera mencari pertolongan medis jika rasa mual disertai dengan berbagai kondisi berikut.
- Nyeri dada.
- Demam tinggi.
- Sakit perut yang cukup menyiksa.
- Penglihatan kabur.
- Sakit kepala yang mengganggu.
Pada ibu hamil, morning sickness perlu segera diatasi jika kondisi ini membuat Anda mual dalam setiap suapan makanan atau bahkan ketika minum.
Pasalnya, kondisi yang disebut dengan hiperemesis gravidarum tersebut bisa menyebabkan dehidrasi hingga penurunan berat badan. Kondisi ini bisa berdampak buruk pada janin.
Kesimpulan
- Mual karena hamil disebabkan oleh perubahan hormon. Sementara itu, mual saat masuk angin biasanya disebabkan oleh perubahan udara dan berbagai faktor di luar tubuh Anda.
- Mual karena hamil biasanya bertahan lebih lama dibandingkan mual karena masuk angin. Pada ibu hamil, kondisi ini umumnya membaik pada trimester dua.
- Anda perlu segera ke rumah sakit jika rasa mual sudah disertai nyeri dada, demam tinggi, penglihatan kabur, dan sakit kepala yang mengganggu.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]