Usia 40-an hingga 50-an sering kali menjadi masa penuh tanda tanya bagi banyak wanita. Salah satu kebingungan yang sering muncul adalah membedakan kehamilan dan menopause karena gejalanya bisa tampak serupa. Ingin tahu apa saja perbedaan ciri hamil dan menopause pada usia paruh baya? Simak jawabannya di sini!
Perbedaan ciri hamil dan menopause
Memasuki masa paruh baya, menstruasi yang tidak teratur atau terlambat datang memang kerap menimbulkan kebingungan pada wanita.
Anda mungkin bertanya-tanya, apakah ini gejala kehamilan atau justru adalah pertanda bahwa Anda telah memasuki masa menopause?
Agar Anda tidak bingung lagi, penting untuk mengetahui dengan jelas apa saja perbedaan ciri hamil dan menopause yang biasa terjadi pada usia ini. Berikut perbedaannya.
1. Perubahan siklus menstruasi

Salah satu cara untuk membedakan kehamilan dan menopause adalah dengan mengamati siklus menstruasi. Kehamilan biasanya ditandai dengan terlambatnya menstruasi secara mendadak.
Sementara itu, sebelum menopause, sklus menstruasi menjadi tidak teratur secara bertahap. Ada kemungkinan bulan depan Anda telat menstruasi, lalu bulan berikutnya menstruasi datang lebih awal.
Jika Anda hamil, menstruasi biasanya benar-benar berhenti dan tidak datang lagi sampai setelah melahirkan.
Tentu saja, hal ini berbeda dengan ciri-ciri menopause, yang ditandai dengan kemunculan haid yang tidak teratur sampai berhenti total.
Jadi, jika menstruasi tiba-tiba berhenti total tanpa ada gejala menopause lainnya, ada kemungkinan Anda tengah memasuki masa kehamilan.
2. Gejala fisik yang berbeda
Wanita yang hamil maupun menopause sama-sama akan menunjukkan ciri fisik, tetapi ada perbedaan di antara keduanya.
Tanda-tanda kehamilan biasanya muncul cukup cepat setelah telat haid, di antaranya payudara bengkak dan sensitif atau mual pada pagi hari.
Di sisi lain, ciri-ciri menopause berupa rasa panas mendadak (hot flashes), berkeringat secara berlebihan pada malam hari, hingga vagina yang terasa kering justru muncul secara bertahap.
Walau terlihat ada kemiripan, seperti perubahan suasana hati dan kelelahan, wanita menopause biasanya tidak mengalami mual terus-menerus seperti wanita hamil.
3. Faktor suasana hati
Perubahan suasana hati alias mood swing adalah hal yang umum terjadi, baik saat hamil maupun menjelang menopause. Namun, perbedaan antara ciri hamil dan menopause satu ini terlihat dari penyebabnya.
Pada saat hamil trimester pertama, lonjakan hormon estrogen dan progesteron bisa membuat perasaan menjadi tidak stabil.
Anda mungkin bisa merasa sangat bahagia, lalu tiba-tiba sensitif, mudah menangis, atau cemas tanpa sebab.
Di sisi lain, susasana hati yang tidak stabil saat menopause terjadi akibat kadar hormon estrogen yang menurun secara bertahap. Akibatnya, banyak wanita yang mudah marah, cemas, hingga mengalami gejala depresi ringan.
Jadi, meskipun sama-sama membuat suasana hati tidak keruan, penyebabnya berbeda dan perlu ditangani dengan cara yang tepat.
4. Pola tidur dan energi
Kelelahan dan gangguan tidur adalah dua hal yang sering dialami wanita hamil maupun yang sedang memasuki masa menopause. Meski begitu, penyebab dan pola gangguannya berbeda.
Saat hamil, terutama pada trimester pertama, hormon progesteron meningkat tajam dan membuat Anda merasa lebih cepat lelah.
Banyak ibu hamil yang mengeluh gampang mengantuk pada siang hari meskipun terkadang kesulitan tidur pada malam harinya.
Sementara itu, gangguan tidur saat menopause biasanya lebih dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti dilansir dari sebuah studi dalam jurnal Menopause (2024).
Faktor-faktor tersebut antara lain penurunan hormon estrogen, hot flashes, serta berkeringat saat malam hari. Ini tentu akan membuat Anda sering terbangun pada malam hari dan susah tidur nyenyak.
5. Perbedaan libido dan gairah seksual
Perubahan libido atau gairah seksual memang bisa menjadi ciri hamil maupun menopause, tetapi keduanya punya perbedaan.
Libido saat hamil pada trimester pertama biasanya menurun karena mual, muntah, dan tubuh mudah lelah. Menariknya, setelah melewati masa sulit tersebut, gairah seksual justru meningkat pada trimester kedua.
Pasalnya, aliran darah ke area panggul meningkat dan gejala-gejala tersebut mulai berkurang sehingga hubungan intim terasa lebih nyaman.
Bila memasuki masa menopause, gairah seksual justru cenderung menurun secara bertahap karena hormon estrogen yang semakin rendah.
Penurunan hormon ini menyebabkan vagina terasa lebih kering sehingga hubungan intim menjadi tidak nyaman.
6. Sensasi panas dan keringat saat malam
Hot flashes atau sensasi panas mendadak lebih sering terjadi saat menopause dibandingkan kehamilan. Ini karena hormon estrogen dalam tubuh mulai menurun saat memasuki masa menopause.
Hal ini memengaruhi bagian otak yang mengatur suhu tubuh (hipotalamus) sehingga tubuh jadi lebih sensitif terhadap suhu. Akibatnya, anda bisa merasa panas tiba-tiba dan berkeringat banyak, bahkan saat ruangan dingin.
Hot flashes juga bisa terjadi saat hamil, tetapi biasanya jauh lebih ringan dan jarang terjadi, seperti ditunjukkan oleh sebuah studi lama dalam European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa sekitar 24% ibu hamil usia 15–25 minggu pernah mengalami hot flashes dalam 8 minggu terakhir. Namun, gejala mereka cenderung tidak mengganggu.
Mengetahui perbedaan ciri hamil dan menopause dapat membantu mengurangi kebingungan wanita yang sedang mengalami perubahan fisik pada usia 40-an.
Namun, jika Anda masih memiliki kebingungan atau kekhawatiran tertentu, tidak perlu ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Dengan begitu Anda bisa mendapatkan kepastian dan solusi terbaik.
Kesimpulan
- Perbedaan ciri hamil dan menopause bisa dilihat dari perubahan pada siklus menstruasi, gejala fisik yang menyertai, pola mood, pola tidur dan energi, gairah seksual, serta frekuensi hot flashes.
- Ciri kehamilan biasanya muncul beriringan dengan menstruasi yang terlambat, sedangkan gejala menopause datang secara bertahap.
- Gejala kehamilan biasanya berkaitan dengan lonjakan hormon estrogen dan progesteron, sedangkan gejala menopause disebabkan oleh penurunan estrogen secara bertahap.