Mempersiapkan berat badan yang sehat termasuk salah satu hal yang perlu Anda lakukan sebelum kehamilan. Tidak hanya pada orang yang kelebihan berat badan, risiko kehamilan pun meningkat pada orang yang terlalu kurus saat hamil.
Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika
Mempersiapkan berat badan yang sehat termasuk salah satu hal yang perlu Anda lakukan sebelum kehamilan. Tidak hanya pada orang yang kelebihan berat badan, risiko kehamilan pun meningkat pada orang yang terlalu kurus saat hamil.
Hamil dengan berat badan normal akan meningkatkan peluang Anda memiliki janin yang sehat dan menurunkan berbagai komplikasi kehamilan. Lantas, apa akibatnya jika seseorang terlalu kurus saat hamil?
Selama ini Anda mungkin sudah sering mendengar bahwa wanita kurus lebih sulit hamil. Ternyata, berat badan memang bisa memengaruhi kesehatan Anda dan janin selama kehamilan.
Melansir dari laman Tommy’s, ibu hamil setidaknya harus memiliki Indeks Massa Tubuh (BMI) pada kisaran 18,5–24,9 kg/m2. Nilai di bawah itu menandakan bahwa Anda kurus (underweight).
Jika nilai BMI Anda berada di bawah angka tersebut selama kehamilan, berikut adalah beberapa risiko yang dikhawatirkan bisa terjadi.
Pada dasarnya, setiap kehamilan memiliki risiko keguguran. Namun, risiko ini memang akan meningkat pada orang yang hamil dalam kondisi terlalu kurus.
Risiko keguguran yang meningkat pada orang kurus bisa disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah kurangnya asupan zat gizi untuk perkembangan janin.
Selain itu, berat badan akan berpengaruh pada kinerja hormon kehamilan, termasuk estrogen dan progesteron. Kinerja hormon yang kurang baik akan meningkatkan risiko keguguran.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam An International of Obstetrics & Gynaecology, wanita yang hamil dengan berat badan di bawah BMI normal lebih berisiko mengalami kelahiran prematur.
Penelitian yang dilakukan di California, AS, itu menunjukkan bahwa wanita hamil dengan BMI 17–18,49 kg/m2 memiliki peningkatan risiko kelahiran prematur hingga 7,8 persen.
Sementara itu, pada kehamilan dengan BMI 16–16,9 kg/m2, risikonya bisa meningkat menjadi 9,9% dan bahkan mencapai 10,2% untuk BMI di bawah 16 kg/m2.
Selain itu, orang yang kurus saat hamil cenderung lebih mudah sakit. Saat sakit, ibu hamil memiliki risiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi prematur.
Fetal growth restriction (FGR) adalah kondisi ketika janin tidak berkembang sesuai usianya. Penyebab utama FGR adalah kurangnya suplai oksigen dan zat gizi pada janin.
Ibu hamil yang kurus dengan nilai indeks massa tubuh di bawah rata-rata cenderung tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup.
Jika ini terus berlanjut, janin juga akan kekurangan asupan gizi dan tidak bisa tumbuh secara optimal.
Selain kekurangan gizi, FGR juga membuat janin kekurangan suplai oksigen. Ketika kondisi ini terjadi, ibu hamil juga menjadi lebih berisiko mengalami gawat janin.
Minggu-minggu akhir kehamilan adalah momen ketika janin tumbuh dengan pesat. Jika bayi lahir prematur, ia akan lebih berisiko memiliki berat badan lahir yang rendah.
Selain itu, pertumbuhan janin yang terhambat (FGR) juga menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko BBLR.
Dari berbagai kondisi itulah, ibu hamil yang kurus dinilai lebih berisiko mempunyai bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
BBLR dapat memengaruhi perkembangan bayi yang sudah dilahirkan, terutama jika bobotnya kurang dari 2,5 kg.
Bayi yang lahir dengan kondisi BBLR bahkan dinilai lebih berisiko mengalami diabetes, obesitas, hingga gangguan jantung di kemudian hari.
Selain itu, orang yang hamil dengan badan kurus umumnya juga merasakan morning sickness yang lebih mengganggu.
Beberapa orang memang memiliki badan kurus tanpa alasan tertentu. Ada pula yang memiliki berat badan kurang karena stres, olahraga berlebih, atau suatu penyakit.
Oleh karena itu, setiap ibu hamil mungkin membutuhkan cara tersendiri untuk meningkatkan berat badan, tentunya setelah berkonsultasi dengan dokter kandungan.
Selain mengikuti perawatan dari dokter, berikut adalah cara umum yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan berat badan selama kehamilan, seperti dilansir dari laman Medline Plus.
Dokter akan memantau berat badan Anda selama kehamilan pada saat kontrol kandungan rutin. Jika dibutuhkan, dokter mungkin meminta Anda datang lebih sering.
Selalu ikuti saran perawatan dari dokter kandungan untuk memperkecil risiko hamil dengan badan kurus.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar