backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Penyebab dan Cara Mengatasi Saraf Terjepit Saat Hamil

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 11/01/2024

    Penyebab dan Cara Mengatasi Saraf Terjepit Saat Hamil

    Kenaikan berat badan dan perubahan hormon saat hamil membuat wanita lebih berisiko mengalami saraf terjepit. Kondisi ini biasanya ditandai dengan rasa nyeri pada bagian punggung ke bawah atau sekitar bokong.

    Meski merupakan keluhan umum selama kehamilan, saraf kejepit yang tidak ditangani bisa membuat ibu hamil kesulitan berjalan dan beraktivitas.

    Tak perlu panik, cari tahu informasi seputar saraf kejepit selama kehamilan melalui ulasan berikut!

    Apa penyebab saraf terjepit saat hamil?

    Peningkatan hormon relaksin merupakan penyebab utama dari saraf terjepit pada ibu hamil.

    Hormon relaksin akan mengendurkan ligamen atau jaringan ikat yang menghubungkan tulang sebagai persiapan persalinan.

    Namun, pada saat yang bersamaan, ligamen yang mengendur akan membuat saraf pada tulang belakang (skiatik) mudah terjepit sehingga menimbulkan rasa nyeri.

    Selain hormon, ukuran janin yang membesar, peningkatan berat badan, hingga kebiasaan duduk terlalu lama juga bisa meningkatkan tekanan pada skiatik sehingga risiko saraf terjepit semakin tinggi.

    Tahukah Anda?

    Selama kehamilan, wanita biasanya mengalami kenaikan berat badan sebanyak 11,5–16 kilogram. Semakin besar kenaikannya, semakin besar pula risiko terjadinya saraf kejepit.

    Cara mengatasi saraf terjepit saat hamil

    Nyeri pinggang, punggung, bokong, hingga kaki karena saraf kejepit tentu membuat masa kehamilan terasa lebih sulit.

    Untuk mengatasi rasa tidak nyaman tersebut, berikut adalah berbagai cara yang bisa dilakukan ibu hamil.

    1. Tidur dengan posisi miring

    Mengutip laman Penn Medicine Lancaster General Health, berbaring dengan sisi yang berlawanan dari rasa sakit bisa mengurangi tekanan pada saraf.

    Selain itu, Anda juga bisa memanfaatkan bantal kehamilan yang diletakkan di antara kaki untuk mengurangi tekanan pada saraf yang terjepit saat bed rest selama hamil.

    Posisi tidur saat hamil tersebut juga bisa mengurangi lengkung berlebihan pada pinggang dan pinggul.

    2. Beri pijatan lembut

    pijat pada ibu hamil

    Pijatan lembut pada bagian bawah punggung bisa meredakan rasa tidak nyaman karena saraf terjepit saat hamil.

    Ada beberapa gerakan pijat yang bisa Anda coba sendiri, tetapi langkah terbaik untuk melakukan pijat saat hamil adalah pergi ke terapis pijat profesional khusus ibu hamil.

    Jika pijat dilakukan pada trimester pertama, Anda bisa melakukannya sambil tidur telentang. Namun, jika perut sudah membesar, lakukanlah sambil duduk.

    3. Lakukan peregangan

    Peregangan akan membuat otot punggung lebih lentur sehingga mampu menopang berat tubuh dengan baik. Dengan begitu, sakit pinggang saat hamil karena saraf terjepit bisa berkurang.

    Berikut adalah beberapa contoh peregangan sederhana yang bisa membantu meredakan saraf kejepit saat hamil.

    • Cat cow: gunakan lutut dan telapak tangan sebagai tumpuan lalu naik turunkan perut sambil mengatur napas. 
    • Bridge: tekuk lutut sambil berbaring telentang, lalu angkat pinggul perlahan sampai punggung sedikit melengkung. Tahan beberapa saat sebelum kembali ke posisi semula.
    • Lunge: buka kaki selebar pinggul, bawa kaki kanan ke depan, lalu tekuk sampai membentuk sudut 90 derajat. Posisikan kaki kiri seperti akan berlutut dengan tumit sedikit terangkat. 

    4. Minum obat pereda nyeri

    Obat pereda nyeri memang tidak mengatasi saraf terjepit. Namun, cara ini cukup efektif untuk meredakan nyeri yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

    Parasetamol merupakan salah satu obat pereda nyeri yang aman bagi ibu hamil.

    Namun, sebelum mengonsumsinya, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Terlebih lagi jika Anda memiliki kehamilan berisiko tinggi.

    5. Suntik steroid

    Penelitian yang diterbitkan dalam Skeletal Radiology menunjukkan bahwa suntik steroid bisa menjadi pengobatan pada masalah otot, tulang, dan sendi saat hamil, seperti saraf terjepit.

    Namun, pengobatan epidural ini biasanya hanya diberikan jika kehamilan sudah memasuki trimester dua atau trimester tiga, serta berbagai upaya di atas tidak berhasil mengatasi rasa sakit.

    Suntikan yang diberikan langsung ke saraf tulang belakang ini biasanya juga tidak diberikan dalam jangka panjang.

    6. Terapi listrik TENS

    Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS) adalah terapi dengan cara memanfaatkan arus listrik untuk mengurangi nyeri. 

    National Health of Services menyebutkan bahwa TENS aman ibu hamil, selama Anda tidak memiliki riwayat keguguran, aborsi, atau hamil dengan risiko komplikasi yang tinggi.

    TENS bisa langsung diletakkan pada bagian tulang belakang yang sakit. Namun, alat ini biasanya tidak boleh mengenai area tertentu, seperti pergelangan kaki serta bagian atas bahu.

    7. Operasi

    Saraf terjepit saat hamil sering kali disebabkan oleh penyakit pada tulang belakang, seperti skoliosis atau spondylolisthesis.

    Pada kasus ini, ibu hamil mungkin perlu menjalani operasi perbaikan tulang belakang untuk mengatasi saraf terjepit.

    Operasi juga bisa menjadi solusi ketika saraf kejepit pada ibu hamil sampai mengakibatkan berbagai kondisi berikut.

    • Nyeri tidak berkurang setelah melakukan berbagai perawatan dan pengobatan.
    • Kesulitan berjalan atau berdiri.
    • Kesulitan untuk mengendalikan keinginan buang air besar atau kecil.

    Selama melakukan perawatan untuk saraf terjepit, Anda biasanya juga disarankan untuk menjaga kenaikan berat badan dan meningkatkan asupan magnesium.

    Karena setiap kasus memerlukan penanganan yang berbeda, pastikan untuk berkonsultasi ke dokter saat Anda merasakan sakit pada bagian punggung ke bawah.

    Pasalnya, beberapa kasus saraf kejepit bahkan tidak membutuhkan perawatan khusus karena kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya setelah melahirkan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 11/01/2024

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan