backup og meta

Serba-serbi Madu untuk Ibu Hamil, Bolehkah?

Serba-serbi Madu untuk Ibu Hamil, Bolehkah?

Sudah bukan rahasia lagi kalau madu memiliki banyak manfaat, tidak terkecuali untuk ibu hamil. Salah satu manfaat madu adalah meningkatkan kekebalan tubuh sehingga tidak mudah sakit. Meski begitu, ibu hamil tetap perlu memerhatikan konsumsi madu yang tepat. Berikut penjelasan lengkap seputar manfaat, jenis, dan takaran madu untuk ibu hamil yang tepat.

Bolehkah ibu hamil minum madu?

Pada dasarnya, madu mengandung bakteri Clostridium botulinum yang bisa menyebabkan penyakit botulisme

Mengutip Kids Health, bakteri ini berbahaya untuk bayi di bawah satu tahun karena pencernaannya masih belum bisa memisahkan racun dan bakteri di dalam tubuh.

Ini membuat bayi usia 3 minggu sampai 12 bulan rentan terkena penyakit botulisme bila mengonsumsi madu.

Pasalnya, pada ibu hamil, berat bakteri Clostridium botulinum sangat kecil dan tidak mungkin masuk ke dalam plasenta untuk dialirkan ke janin.

Laporan dari jurnal yang sama menunjukkan bahwa risiko penularan penyakit botulisme dari ibu hamil ke janin tidak memungkinkan.

Alasannya, karena kandungan bakteri terlalu kecil untuk masuk ke dalam plasenta.

Apakah madu untuk bumil juga memiliki pengaruh yang sama seperti bayi?

Bakteri Clostridium botulinum hanya berbahaya pada bayi di bawah satu tahun, sementara untuk ibu hamil tidak berpengaruh.

Jenis madu yang baik untuk ibu hamil

Di Indonesia, jenis madu sering dinamai sesuai dengan daerah asalnya. Sebagai contoh, madu sumba, madu lampung, madu sumbawa, dan lainnya. 

Sebenarnya, rasa madu mengikuti sumber lebah mengisap sari-sari buah atau tanaman yang kemudian diolah menjadi madu. 

Tidak ada madu yang spesifik baik untuk bumil karena makanan ini aman dikonsumsi.

Namun, untuk memudahkan, di bawah ini beberapa jenis madu yang bisa menjadi pilihan untuk Anda yang sedang hamil.

1. Madu rambutan

Madu rambutan ini dihasilkan oleh lebah yang diternakkan sekitar perkebunan rambutan. Namun, dari segi rasa, tidak semanis madu hutan pada umumnya.

Warna dari madu ini kuning tapi tidak terlalu keruh. Manfaat jenis ini ialah melancarkan buang air kecil, mengatasi sakit pinggang, dan mengoptimalkan fungsi ginjal.

2. Madu manuka

Jenis madu yang satu ini terbuat dari semak-semak pohon manuka di Selandia Baru. Harga dari madu manuka memang cenderung lebih mahal karena harus impor dari negeri kiwi tersebut.

Madu manuka bisa mengatasi masalah asam lambung karena mengandung antibiotik yang mampu mengobati penyakit akibat bakteri.

3. Madu sumbawa

Madu hutan sumbawa memiliki tekstur pekat dengan kadar air yang rendah dibanding jenis madu lain. Ini dipengaruhi oleh kondisi alam Sumbawa yang sangat kering dan cenderung panas.

Untuk menghasilkan madu sumbawa, lebah mengambil dari pohon bidara atau Ziziphus mauritiana. Rasanya yang manis, cocok untuk dikonsumsi langsung tanpa tambahan air hangat.

Manfaat madu untuk ibu hamil

Sebagian besar kandungan madu adalah gula sehingga rasanya manis dan sering digunakan sebagai pemanis alami.

Meski begitu, madu juga mengandung vitamin, mineral, asam amino, zat besi, antioksidan, dan zinc .

Madu sering digunakan untuk meredakan peradangan karena memiliki sifat antiinflamasi dan antibakteri. 

Lalu, apa manfaat madu untuk ibu hamil? Berikut beberapa di antaranya.

1. Meredakan batuk dan sakit tenggorokan

Biasanya, madu digunakan sebagai obat batuk dengan cara mencampurnya bersama air hangat, jahe, dan perasan jeruk. 

Madu mengandung antiinflamasi (antiperadangan) dan antibakteri, sehingga mampu menekan batuk, infeksi saluran pernapasan, sampai batuk akut di malam hari. 

Bila ibu hamil mengalami batuk, bisa menggunakan campuran madu, air hangat, dan perasan jeruk nipis untuk mengurangi rasa tidak nyaman di tenggorokan.

2. Mengobati luka

Tidak hanya dikonsumsi, madu juga bisa menjadi obat penyembuhan luka, untuk semua orang termasuk ibu hamil. 

Dalam penelitian Jundishapur Journal of Natural Pharmaceutical Products, madu memiliki sifat antioksidan, antibakteri, dan antiinflamasi yang bisa mempercepat penyembuhan dan perbaikan luka pada kulit. 

Kandungan asam yang cukup tinggi pada madu, membuat cairan manis ini mampu menghilangkan rasa sakit pada pasien luka bakar dan menurunkan risiko peradangan. 

Namun, penggunaan madu perlu diperhatikan pada ibu hamil atau pasien dengan tukak kaki kronis (kondisi kaki luka dalam). 

3. Mengurangi mual

Ibu hamil rentan mengalami mual dan muntah (morning sickness) saat hamil, terutama di trimester pertama. Anda bisa meredakannya dengan merebus irisan jahe dengan air hangat, lalu tambahkan satu sendok makan madu.

Mengutip Health Information for Western Australians, jahe dan madu memiliki sifat meredakan rasa mual selama hamil, sehingga bisa digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi kondisi tersebut.

4. Mengurangi perut begah

Semakin bertambah usia kandungan, perut ibu hamil akan semakin besar. Kondisi tersebut membuat tekanan pada usus dan lambung, sehingga membuat ibu hamil sering begah.

Anda bisa minum madu dicampur dengan air atau susu hangat untuk mengurangi perut tidak nyaman saat hamil. 

5. Menambah energi

Merujuk pada Data Komposisi Pangan Indonesia, satu sendok makan madu (15ml) setara dengan 44 kalori. 

Bila ibu hamil rutin mengonsumsi madu 3 – 5 sendok per hari, energi yang terkumpul sekitar 130-200 kalori. 

Maka dengan mengonsumsi madu, ibu hamil bisa menambah energi. Terutama saat trimester ketiga karena perut semakin membesar dan Anda jadi cepat lelah.

Hal yang perlu diperhatikan saat ibu hamil minum madu

Meski madu memiliki banyak manfaat untuk ibu hamil, Anda tetap perlu memerhatikan beberapa hal sebelum mengonsumsinya.

1. Perhatikan takaran yang tepat

Madu tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan karena berisiko memicu diabetes gestasional. Dalam sehari, takaran madu untuk bumil yang tepat adalah 3 – 5 sendok makan atau 180-200 kalori.

Madu mengandung banyak gula, seperti glukosa, fruktosa, dan maltosa.

Dari satu sendok makan madu, mengandung 44 kalori. Sementara selama kehamilan, asupan gula tidak boleh lebih 10 persen dari kebutuhan kalori per hari, yaitu 300 kalori.

2. Waspada reaksi alergi

Tidak semua ibu hamil cocok dengan madu, ada beberapa yang mengalami reaksi alergi setelah mengonsumsi makanan manis ini. 

Beberapa tanda reaksi alerginya antara lain bersin-bersin, mata berair, ruam kemerahan pada kulit, gatal-gatal, hingga pembengkakan.

Bila mengalami kondisi di atas setelah minum madu, segera konsultasi ke dokter. Meski madu tidak bahaya, reaksi alergi tersebut bisa mengganggu kesehatan ibu hamil.

3. Pilih madu tanpa gula tambahan

Tidak sedikit jenis madu yang menambahkan gula di dalamnya untuk memberi rasa lebih manis.

Maka, penting bagi ibu hamil untuk memilih madu murni tanpa tambahan gula karena bisa memicu diabetes gestasional.

Cara membedakannya, cium aroma dari madu tersebut. Bila manisnya sangat menyengat, kemungkinan besar sudah ditambahkan pemanis.

Pasalnya, madu murni umumnya memiliki aroma yang tidak terlalu menyengat dan mencolok.

[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Carolyn Tam, A. (2010). Food-borne illnesses during pregnancy: Prevention and treatment. Canadian Family Physician, 56(4), 341. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2860824/

Do you know which foods to avoid when you’re pregnant?. (2020). Retrieved 22 December 2020, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/in-depth/pregnancy-nutrition/art-20043844

Honey. (2020). Retrieved 22 December 2020, from https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements-honey/art-20363819

Infant Botulism (for Parents) – Nemours KidsHealth. (2020). Retrieved 22 December 2020, from https://kidshealth.org/en/parents/botulism.html

Yaghoobi, R., Kazerouni, A., & kazerouni, O. (2013). Evidence for Clinical Use of Honey in Wound Healing as an Anti-bacterial, Anti-inflammatory Anti-oxidant and Anti-viral Agent: A Review. Jundishapur Journal Of Natural Pharmaceutical Products, 8(3), 100-104. doi: 10.17795/jjnpp-9487

Morning sickness . (2020). Retrieved 22 December 2020, from https://healthywa.wa.gov.au/Articles/J_M/Morning-sickness

Versi Terbaru

13/06/2023

Ditulis oleh Riska Herliafifah

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Abduraafi Andrian


Artikel Terkait

Benarkah Madu Bisa Membuat Luka Sembuh Lebih Cepat?

Minum Madu setelah Minum Obat, Boleh atau Tidak?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 13/06/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan