Pada sebagian besar kasus, letak anterior tidak akan menimbulkan gejala apa pun, sehingga banyak ibu yang mungkin tidak menyadari sedang mengalami kondisi ini.
Meski begitu, ada beberapa gejala yang bisa menandakan letak anterior, yaitu sebagai berikut.
1. Kesulitan mendeteksi detak jantung janin
Dokter mungkin akan kesulitan mendeteksi detak jantung janin selama proses pemeriksaan USG kandungan.
Ini karena posisi plasenta bisa menghalangi antara alat pemindai dengan tubuh janin.
2. Terlambat merasakan pergerakan janin
Pergerakan janin di dalam rahim biasanya bisa mulai dirasakan oleh ibu saat memasuki usia kehamilan 18 minggu.
Namun, pada kondisi letak anterior, pergerakan janin mungkin baru dapat terasa oleh ibu di usia kehamilan 20 minggu.
Pergerakan juga bisa terasa lebih lemah atau lembut akibat tubuh janin dan permukaan perut terhalang oleh plasenta.
Apakah plasenta anterior berbahaya?

Plasenta anterior cukup sering terjadi dan biasanya bukan merupakan kondisi yang serius untuk janin.
Letak plasenta di dalam rahim umumnya tidak akan memengaruhi fungsi plasenta selama masa kehamilan.
Meski demikian, pada beberapa kasus, letak anterior berisiko menyebabkan perdarahan sedang hingga ringan.
Bahkan, ada risiko komplikasi yang muncul dari kondisi ini, yakni sebagai berikut.
1. Plasenta previa
Plasenta previa merupakan ketika plasenta menutupi sebagian atau seluruh bagian leher rahim (serviks).
Jika terjadi plasenta previa, persalinan umumnya perlu dilakukan dengan operasi caesar karena plasenta menghalangi bayi keluar dari vagina.
2. Persalinan yang lebih panjang
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar