backup og meta
Kategori

1

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

Mengenal Plasenta Anterior, Berbahayakah dalam Kehamilan?

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 14/10/2022

Mengenal Plasenta Anterior, Berbahayakah dalam Kehamilan?

Plasenta merupakan bagian penting dalam perkembangan janin di dalam rahim selama masa kehamilan. Oleh karena itu, plasenta harus dalam keadaan normal agar bisa berfungsi dengan baik guna mendukung perkembangan janin. Namun, cukup banyak ibu hamil yang berisiko mengalami kelainan plasenta, termasuk plasenta anterior. Sebenarnya, apa itu plasenta anterior? Apakah hal ini berbahaya?  

Apa itu plasenta anterior?

fungsi plasenta

Plasenta anterior atau plasenta corpus anterior adalah kondisi ketika plasenta berkembang di corpus anterior atau bagian depan dinding rahim dekat dengan permukaan perut.

Saat terjadi kehamilan, plasenta akan terbentuk pada titik sel telur menempel di dinding rahim. Sel telur mulai menempel setelah mengalami pembuahan oleh sperma saat berhubungan seksual.

Plasenta dapat diibaratkan sebagai bantalan yang membatasi janin di dalam rahim dengan perut ibu.

Plasenta berfungsi menyalurkan nutrisi, hormon, dan oksigen dari tubuh ibu ke dalam janin melalui tali pusat atau tali pusar. Bagian ini juga bertugas membersihkan sisa kotoran di dalam rahim yang keluar dari tubuh janin.

Biasanya, plasenta berkembang pada bagian belakang atau atas rahim. Namun, saat terjadi letak anterior, plasenta tumbuh di bagian depan rahim.

Plasenta sebenarnya bisa berpindah posisi seiring dengan pertambahan ukuran perut ibu.

Ini artinya meski plasenta awalnya tumbuh di bagian depan rahim (anterior), tetapi plasenta masih bisa bergerak ke bagian atas rahim.

Apa penyebab plasenta anterior?

Penyebab plasenta anterior cukup sulit dipastikan dan biasanya tidak dapat dihindari. Ini karena posisi pertumbuhan plasenta tergantung dari letak sel telur yang menempel pada dinding rahim.

Melansir dari Cleveland Clinic, letak anterior diperkirakan bisa terjadi pada 50% dari seluruh jumlah kehamilan.

Salah satu studi juga menunjukan bahwa kondisi ini lebih sering dialami oleh ibu dengan golongan darah O positif.

Sementara itu, penelitian lain menunjukkan, kebiasaan tidur dengan perut menghadap ke bawah atau tengkurap selama kehamilan bisa menyebabkan sel telur menempel pada dinding rahim bagian depan.

Meski begitu, masih perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikan kemungkinan tersebut.

Apa tanda dan gejala plasenta anterior?

Pada sebagian besar kasus, letak anterior tidak akan menimbulkan gejala apa pun, sehingga banyak ibu yang mungkin tidak menyadari sedang mengalami kondisi ini.

Meski begitu, ada beberapa gejala yang bisa menandakan letak anterior, yaitu sebagai berikut.

1. Kesulitan mendeteksi detak jantung janin

Dokter mungkin akan kesulitan mendeteksi detak jantung janin selama proses pemeriksaan USG kandungan.

Ini karena posisi plasenta bisa menghalangi antara alat pemindai dengan tubuh janin.

2. Terlambat merasakan pergerakan janin

Pergerakan janin di dalam rahim biasanya bisa mulai dirasakan oleh ibu saat memasuki usia kehamilan 18 minggu.

Namun, pada kondisi letak anterior, pergerakan janin mungkin baru dapat terasa oleh ibu di usia kehamilan 20 minggu.

Pergerakan juga bisa terasa lebih lemah atau lembut akibat tubuh janin dan permukaan perut terhalang oleh plasenta.

Apakah plasenta anterior berbahaya?

plasenta previa

Plasenta anterior cukup sering terjadi dan biasanya bukan merupakan kondisi yang serius untuk janin.

Letak plasenta di dalam rahim umumnya tidak akan memengaruhi fungsi plasenta selama masa kehamilan.

Meski demikian, pada beberapa kasus, letak anterior berisiko menyebabkan perdarahan sedang hingga ringan.

Bahkan, ada risiko komplikasi yang muncul dari kondisi ini, yakni sebagai berikut.

1. Plasenta previa

Plasenta previa merupakan ketika plasenta menutupi sebagian atau seluruh bagian leher rahim (serviks).

Jika terjadi plasenta previa, persalinan umumnya perlu dilakukan dengan operasi caesar karena plasenta menghalangi bayi keluar dari vagina.

2. Persalinan yang lebih panjang

Plasenta previa bisa menyebabkan janin lebih berisiko berada pada posisi OP (oksiput posterior). Pada posisi ini, janin sudah masuk panggul dan kepala bayi sudah berada di bawah.

Akan tetapi, bagian punggung bayi berhadapan langsung dengan punggung ibu, dan bagian wajah bayi menghadap ke atas.

Hal ini bisa menyebabkan persalinan berlangsung lebih panjang dan menimbulkan rasa nyeri yang lebih berat pada punggung ibu.

3. Komplikasi kondisi selama kehamilan

Pada beberapa kondisi, plasenta anterior berpotensi meningkatkan risiko komplikasi selama kehamilan.

Komplikasi ini meliputi diabetes gestasional, hipertensi saat hamil, solusio plasenta, pertumbuhan janin terhambat (IUGR), hingga kematian janin.

Bagaimana cara mendiagnosis adanya plasenta anterior?

Pada umumnya, letak anterior dapat dideteksi saat kehamilan memasuki usia 18 hingga 21 minggu.

Pemeriksaan dapat dilakukan dengan USG kehamilan. Tes pemindaian ini dapat menunjukan hasil berikut ini.

  • Perkiraan ukuran, posisi, pergerakan, dan detak jantung janin.
  • Jumlah janin di dalam rahim.
  • Jumlah cairan ketuban di dalam rahim.
  • Posisi plasenta.

Pemeriksaan fisik juga akan dilakukan pada masa kehamilan akhir atau trimester 3. Dokter akan meraba perut ibu hamil untuk mengetahui posisi janin di dalam rahim.

Jika terjadi plasenta anterior, dokter mungkin akan lebih sulit mengetahui posisi janin karena bisa tertutup oleh plasenta.

Apa plasenta anterior butuh pengobatan?

Umumnya, plasenta anterior tidak membutuhkan penanganan. Kondisi ini biasanya juga bisa sembuh dengan saat plasenta bergerak seiring dengan perkembangan kehamilan.

Pengobatan baru perlu dilakukan jika terjadi gangguan kehamilan seperti yang telah disebutkan di atas.

Pemeriksaan juga hanya akan dilakukan sekali untuk memastikan kondisi plasenta. Pemeriksaan ulang baru perlu kembali dilakukan jika plasenta diketahui menutupi serviks.

Persalinan normal atau kelahiran melalui vagina juga biasanya masih bisa dilakukan pada ibu dengan letak anterior.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, operasi caesar baru akan dilakukan jika ibu mengalami plasenta previa.

Operasi caesar akan dilakukan seperti prosedur biasanya.

Hanya saja, dokter mungkin perlu bantuan USG kandungan untuk mengetahui posisi plasenta agar bisa menentukan titik yang tepat untuk membuat sayatan pada perut.

Kapan harus ke dokter?

Meski umumnya tidak berbahaya, ibu tetap perlu waspada jika mengalami plasenta corpus anterior.

Pemeriksaan ke dokter perlu dilakukan jika timbul gejala yang lebih serius, seperti berikut ini.

Penanganan yang tepat bisa mencegah risiko terjadinya bahaya yang mungkin muncul akibat letak anterior plasenta di dalam rahim, seperti yang telah dijelaskan di atas.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 14/10/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan