Tidak hanya menyerang anak-anak, tipes atau demam tifoid juga bisa terjadi pada ibu hamil. Penyakit infeksi bakteri yang menular dari makanan atau minuman yang terkontaminasi ini bisa menimbulkan kekhawatiran akan kesehatan ibu dan janin.
Tanda dan gejala tipes pada ibu hamil
Tipes termasuk penyakit infeksi yang sering dialami orang Indonesia. Gejala tipes biasanya akan muncul secara bertahap, yakni 1–3 minggu setelah tubuh terinfeksi bakteri.
Namun, pada sejumlah kasus, gejala dari penyakit infeksi ini juga bisa terjadi secara mendadak.
Dilansir dari Mayo Clinic, ciri-ciri tipes pada ibu hamil tidak jauh berbeda dengan gejala tipes pada umumnya, antara lain:
- demam tinggi hingga 40 derajat Celsius (℃),
- sakit kepala,
- sakit perut,
- sembelit atau diare pada ibu hamil,
- nyeri dan sakit pada otot,
- munculnya ruam atau bintik merah pada kulit, serta
- penurunan nafsu makan.
Penyakit tipes pada ibu yang sedang mengandung mungkin memiliki gejala tambahan. Sejumlah penelitian pun menemukan bahwa ibu hamil yang terjangkit demam tifoid bisa mengalami batuk.
Gejala-gejala tersebut tidak memperparah penyakit tipes yang dialami ibu hamil. Meski begitu, perlu diingat bahwa komplikasi tipes bisa fatal bila tidak cepat tertangani.
Penyebab tipes pada ibu hamil
Tipes merupakan penyakit menular akibat infeksi bakteri Salmonella typhi. Tipes saat hamil disebabkan karena ibu hamil mengonsumsi makanan dan air tidak bersih.
Penyakit yang satu ini juga dapat menyebar lewat makanan dan minuman yang tercemar feses orang yang terinfeksi.
Dalam kasus yang lebih langka, penularan demam tifoid terjadi melalui paparan urine yang terinfeksi bakteri.
Meski namanya mirip, tipes dan tifus adalah penyakit yang berbeda. Hal yang membedakan adalah jenis bakteri yang menyebabkan penyakit infeksi ini.
Penyebab tipes adalah bakteri Salmonella typhi, sedangkan penyebab tifus adalah Rickettsia typhi atau Rickettsia prowazekii.
Dampak tipes pada ibu hamil terhadap janin
Beberapa penelitian melaporkan bahwa infeksi ini bisa menyelinap ke dalam plasenta sehingga memengaruhi kesehatan janin.
Sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Case Reports in Medicine (2013) menemukan adanya potensi penularan Salmonella typhi secara vertikal dari tubuh ibu ke janin yang dikandungnya.
Penelitian sebelumnya yang diterbitkan dalam jurnal Obstetric Medicine (2009) menyebutkan bahwa penyakit tipes saat hamil dapat meningkatkan risiko keguguran.
Selain itu, infeksi ini juga meningkatkan risiko kelahiran prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), hingga demam tifoid pada bayi yang dilahirkan.
Belum ada cukup bukti ilmiah yang bisa mengonfirmasi pengaruh sakit tipes saat hamil pada janin di dalam kandungan.
Oleh sebab itu, sangat sulit untuk menyimpulkan apakah tipes saat mengandung benar bisa membahayakan kehamilan atau tidak.
Meski begitu, berbagai komplikasi tipes tersebut bisa dicegah dengan pengobatan yang tepat.
Pengobatan tipes saat hamil
Jika dokter mendiagnosis Anda dengan tipes saat hamil, Anda akan diberikan obat antibiotik sesuai dengan gejalanya.
Sementara itu, bayi yang mengalami tipes saat lahir bisa memperoleh obat antibiotik ceftriaxone dan kembali pulih sepenuhnya.
Ibu hamil yang mengalami gejala tipes sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Hal ini penting untuk menjaga kehamilan sampai tiba waktunya melahirkan.
Tidak semua obat tipes aman untuk ibu hamil. Dokter tentunya akan meresepkan obat antibiotik yang aman bagi ibu hamil dan tidak membahayakan kehamilan.
Ketika usia kandungan masih kecil, terkadang baby bump masih belum terlihat sehingga dokter mungkin tidak menyadari bahwa Anda sedang mengandung.
Jadi, jika perut Anda belum terlihat membesar karena usia kandungan baru menginjak trimester pertama, beri tahu dokter tentang kehamilan Anda.
Dengan begitu, dokter tidak akan keliru memberikan obat tipes yang sebenarnya tidak dianjurkan bagi ibu hamil.
Kesimpulan
- Tipes atau demam tifoid merupakan penyakit akibat infeksi bakteri Salmonella typhi yang biasanya menyebar melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi.
- Gejala awal tipes pada ibu hamil antara lain demam tinggi, sakit kepala, diare, sembelit, nyeri otot, sakit perut, dan penurunan nafsu makan.
- Beberapa penelitian menemukan bahwa tipes saat hamil dapat meningkatkan risiko komplikasi, seperti keguguran, kelahiran prematur, hingga bayi lahir dengan berat badan rendah.
- Pemberian obat antibiotik untuk mengatasi tipes selama kehamilan harus dilakukan secara hati-hati untuk menjaga kehamilan tetap sehat.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]