Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Rahim Turun Saat Hamil, Apa yang Harus Dilakukan?

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 19/10/2021

    Rahim Turun Saat Hamil, Apa yang Harus Dilakukan?

    Mitosnya, turun peranakan bisa membuat wanita sulit hamil. Ini karena rahim tidak kuat untuk tetap pada posisinya. Alhasil, janin jadi sulit tumbuh dan berkembang. Bagaimana fakta sebenarnya? Berikut penjelasan seputar kondisi dan bahaya rahim turun saat hamil.

    Apa itu peranakan turun saat hamil?

    fibroid rahim

    Dalam bahasa medis, rahim turun saat hamil disebut prolaps uteri.

    Turun peranakan adalah kondisi rahim turun dari tempat seharusnya sehingga sampai menonjol keluar vagina.

    Mengutip dari Mayo Clinic, wanita dari berbagai usia bisa mengalami prolaps uteri.

    Namun, kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita yang sudah menopause dan pernah melahirkan normal.

    Pada keadaan normal, otot-otot panggul serta ligamen di sekitarnya menopang rahim sehingga dapat bertahan pada posisinya.

    Sayangnya, karena beberapa hal, otot-otot sekitar rahim menjadi lemah dan tak kuat lagi menahan rahim. Saat itu terjadi, rahim akan turun ke vagina.

    Tanda dan gejala dari rahim turun saat hamil

    stres pada ibu hamil

    Turun peranakan ada yang kasusnya ringan hingga serius. Biasanya, turun peranakan ringan tidak memerlukan pengobatan dan tak menunjukkan gejala apa pun.

    Pada kondisi ini, rahim Anda tetap berada di posisinya, tetapi otot-otot sudah tidak sekuat awalnya.

    Untuk kasus rahim atau peranakan turun saat hamil yang sedang hingga berat, akan muncul beberapa tanda atau gejala seperti:

    • nyeri pada bagian punggung hingga pinggang belakang,
    • kesulitan untuk jalan,
    • tekanan bagian panggul terutama dalam posisi duduk,
    • nyeri saat berhubungan seksual, dan
    • ada yang mau keluar dari lubang vagina,

    Umumnya, gejala tersebut terasa saat pagi hari dan menjelang siang lebih parah.

    Maka dari itu, kalau ibu mengalami gejala-gejala rahim turun saat hamil, lebih baik segera periksakan diri ke dokter.

    Penyebab rahim turun saat hamil

    Mengutip dari Cleveland Clinic, otot dan ligamen menahan rahim sehingga bisa tertahan di panggul (otot dasar panggul).

    Ada kondisi yang menjadi penyebab turun peranakan saat hamil, yaitu:

    • kegemukan,
    • mengalami sembelit kronis,
    • pernah mengalami cedera saat melahirkan, dan
    • hamil dengan kondisi bayi besar (lebih dari 4 kilogram).

    Saat otot dasar panggul melemah, kondisinya tidak bisa menahan rahim pada posisi asli dan mulai melorot.

    Bahaya atau jika rahim turun saat hamil?

    mencukur rambut kemaluan saat hamil

    Sebenarnya, turun peranakan saat hamil terbilang jarang terjadi.

    Berdasarkan penelitian terbitan Case Reports in Obstetrics and Gynecology, rahim turun saat hamil hanya terjadi 1 dari 10.000 – 15.000 kehamilan.

    Meski begitu, kondisi ini bisa menimbulkan berbagai gangguan yang membahayakan bagi kesehatan janin maupun ibu.

    Turun peranakan saat hamil bisa menimbulkan berbagai gangguan pada ibu, seperti:

    Rahim turun saat masa kehamilan akan membuat rahim beserta isinya (yaitu janin) jatuh ke bagian mulut vagina.

    Hal ini yang kemudian menyebabkan kelahiran prematur bahkan keguguran.

    Untuk mengantisipasinya, pastikan untuk memeriksakan kandungan secara berkala. Hal ini bertujuan agar ibu bisa memantau perkembangan serta kesehatan janin.

    Bila Anda merencanakan kehamilan kembali setelah melahirkan sebelumnya, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter kandungan.

    Tanyakan risiko dan peluang kehamilan tersebut. Pasalnya, bukan tidak mungkin ibu akan bisa hamil dan memiliki anak di kemudian hari dengan kondisi seperti ini.

    Akan tetapi, kembali lagi dengan kondisi masing-masing ibu.

    Komplikasi dari rahim turun saat hamil

    Kasus turun peranakan saat hamil memang sangat jarang, tetapi ibu harus tetap waspada.

    Pada sedikit kasus, prolaps uteri sering berkaitan dengan organ panggul lain dan memicu komplikasi.

    Berikut komplikasi yang bisa terjadi saat rahim turun ketika ibu sedang hamil.

    Prolaps anterior

    Ini adalah kondisi ketika melemahnya jaringan ikat yang memisahkan kandung kemih dan vagina.

    Prolaps anterior bisa menyebabkan kandung kemih menonjol ke dalam vagina. Pada istilah medis, kondisi ini memiliki nama lain yaitu prolaps kandung kemih.

    Prolaps vagina posterior

    Kondisi ini terjadi ketika melemahnya jaringan ikat yang memisahkan rektum dan vagina.

    Prolaps vagina posterior bisa menyebabkan rektum menonjol pada vagina dan mengalami kesulitan buang air besar.

    Pada kasus yang parah, rahim turun saat hamil bisa mendorong vagina keluar dari tubuh.

    Bahkan, jaringan vagina bisa bergesekan dengan pakaian sehingga memicu luka.

    Cara mengatasi turun peranakan saat hamil

    Pada kasus yang tidak parah, dokter akan menyarankan perawatan untuk mengatasi rahim turun saat hamil.

    Penelitian terbitan Case Reports in Obstetrics and Gynecology menunjukkan bahwa dokter melakukan pembersihkan area genital dan istirahat dengan posisi Trendelenburg moderat.

    mengatasi rahim turun saat hamil

    Sumber: Nurseslabs

    Pada posisi Trendelenburg (seperti di atas), ibu akan berbaring dengan posisi miring, kepala lebih rendah dari kaki.

    Ini adalah pengobatan utama untuk mencegah dan melindungi serviks dari trauma. Posisi ini juga bisa mengurangi risiko persalinan prematur.

    Pada kasus satu dalam penelitian tersebut, istirahat dengan posisi Trendelenburg cukup efektif untuk mengatasi turun peranakan saat hamil.

    Perawatan tersebut hanya bisa ibu lakukan di rumah sakit karena memerlukan perlengkapan khusus.

    Pada kasus rahim lemah yang berat, dokter biasanya mengambil tindakan medis untuk mengatasi hal ini dengan melakukan operasi.

    Operasi bertujuan untuk menempatkan kembali rahim ke posisi yang sebenarnya. Selain itu, memperbaiki otot serta ligamen sekitar rahim agar bisa terikat kembali.

    Untuk mengetahui mana pengobatan yang sesuai dengan kondisi, sebaiknya konsultasikan kembali dengan dokter kandungan.

    Pada beberapa kasus, rahim turun saat hamil biasanya akan membaik sendiri beberapa bulan setelah melahirkan atau setelah berhenti menyusui.

    Disclaimer

    Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 19/10/2021

    Iklan

    Apakah artikel ini membantu?

    Iklan
    Iklan