Plasenta adalah organ di dalam tubuh ibu hamil yang punya peranan penting bagi janin. Terkadang, plasenta pun dapat mengalami permasalahan yang dapat memengaruhi janin, seperti plasenta anterior.
Lantas, apakah kondisi tersebut membahayakan janin? Apa yang harus dilakukan jika Anda mengalaminya? Temukan jawabannya melalui uraian berikut.
Apa itu plasenta anterior?
Plasenta anterior adalah kondisi ketika plasenta berkembang di corpus anterior atau bagian depan dinding rahim yang dekat dengan permukaan perut.
Plasenta semestinya berkembang di bagian belakang atau atas rahim. Meski begitu, perlu diingat bahwa plasenta adalah organ sementara yang bisa bergerak.
Ini berarti plasenta yang tadinya berada di depan mungkin berpindah ke belakang atau sebaliknya. Karena itulah, plasenta anterior termasuk kondisi yang umum terjadi.
Mengutip laman Cleveland Clinic, diperkirakan bahwa plasenta corpus anterior terjadi pada sekitar 50% kasus kehamilan.
Tanda dan gejala plasenta anterior
Banyak ibu yang hamil dengan kondisi plasenta anterior tidak mengalami gejala apa pun. Meski begitu, ada pula yang mengalami gejala berikut ini.
1. Detak jantung janin sulit dideteksi
![detak jantung janin lemah](https://cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/2017/07/shutterstock_522306703.jpg)
Dokter mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk mendeteksi detak jantung janin dengan plasenta anterior.
Pasalnya, plasenta yang terletak di depan rahim akan menjadi penghalang di antara USG dan tubuh janin.
2. Gerakan janin terlambat disadari
Pergerakan janin di dalam rahim biasanya mulai dirasakan oleh ibu saat memasuki usia kehamilan 18 minggu.
Namun, ibu hamil dengan letak placenta mungkin baru merasakannya saat usia kehamilan memasuki 20 minggu.
Pergerakan juga bisa terasa lebih lemah atau lembut karena tubuh janin dan permukaan perut terhalang oleh plasenta.
Kapan harus ke dokter?
Meski plasenta corpus anterior umumnya tidak berbahaya, ibu hamil tetap perlu waspada jika mengalami kondisi ini.
Pemeriksaan ke dokter perlu segera dilakukan jika timbul gejala yang lebih serius, seperti berikut.
- Perdarahan vagina.
- Kontraksi hebat sebelum waktunya.
- Nyeri punggung atau perut yang parah.
- Janin tidak bergerak.
Penanganan yang tepat bisa mencegah bahaya yang mungkin muncul akibat perubahan letak plasenta di dalam rahim.
Apa penyebab plasenta anterior?
Sampai saat ini, penyebab plasenta anterior masih belum diketahui dan diperkirakan bahwa kejadiannya tidak bisa dikendalikan.
Pasalnya, posisi pertumbuhan plasenta tergantung dari letak sel telur yang menempel pada dinding rahim. Ini adalah proses alami yang tidak bisa dikendalikan.
Meski semua ibu hamil memiliki peluang mengalami anterior placenta, ibu dengan golongan darah O positif dinilai memiliki peluang lebih besar.
Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa kebiasaan tidur tengkurap selama mengupayakan kehamilan bisa menyebabkan sel telur menempel pada dinding rahim bagian depan.
Meski begitu, masih perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikan kemungkinan tersebut.
Komplikasi plasenta anterior
Plasenta anterior cukup sering terjadi dan biasanya bukan merupakan kondisi yang serius bagi janin. Pasalnya, letak plasenta umumnya tidak akan memengaruhi fungsinya untuk janin.
Meski begitu, kondisi ini tetap harus dipantau oleh dokter kandungan karena mungkin menimbulkan komplikasi berikut.
1. Plasenta previa
![plasenta previa](https://cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/2016/03/plasenta-previa.jpg)
Ketika plasenta bergerak ke arah bawah atau serviks, ibu mungkin mengalami plasenta previa. Ini adalah kondisi ketika plasenta menutupi sebagian atau seluruh leher rahim (serviks) yang merupakan jalan keluar bayi.
Jika terjadi plasenta previa, persalinan umumnya dilakukan dengan operasi caesar demi menghindari perdarahan berat.
2. Persalinan lebih panjang
Plasenta previa menyebabkan janin lebih berisiko berada dalam posisi OP (oksiput posterior). Ini adalah kondisi ketika kepala bayi sudah turun ke bawah, tetapi bagian belakangnya masih menghadap punggung ibu hamil.
Dalam posisi tersebut, janin membutuhkan waktu lebih lama untuk di keluarkan dan ibu mungkin merasakan nyeri yang lebih kuat. Pada beberapa kasus, dokter mungkin menyarankan persalinan caesar.
3. Komplikasi kehamilan
Meski jarang terjadi, plasenta anterior bisa meningkatkan risiko beberapa komplikasi kehamilan, seperti solusio plasenta dan gangguan pada perkembangan janin.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin selama kehamilan agar Anda dapat memantau kondisi janin.
Diagnosis plasenta anterior
Pada umumnya, letak anterior dapat dideteksi saat kehamilan memasuki usia 18 hingga 21 minggu. Diagnosis ini dapat dilakukan dengan USG kehamilan seperti yang biasanya diterima ibu hamil.
Melalui USG, dokter bisa mengetahui beberapa hal berikut.
- Perkiraan ukuran, posisi, pergerakan, dan detak jantung janin.
- Jumlah janin di dalam rahim.
- Jumlah cairan ketuban di dalam rahim.
- Posisi plasenta.
Dokter mungkin juga akan mencari tahu posisi janin dengan cara meraba perut bumil. Jenis pemeriksaan ini biasanya dilakukan ketika memasuki trimester tiga.
Jika plasenta terletak di bagian depan, dokter mungkin lebih sulit mengetahui posisi janin karena terhalang oleh plasenta.
Apa plasenta anterior butuh pengobatan?
Umumnya, anterior placenta tidak membutuhkan penanganan khusus karena posisi plasenta akan berubah dengan sendirinya seiring dengan perkembangan kehamilan.
Dokter baru akan menyarankan perawatan ketika anterior placenta menyebabkan plasenta previa atau berisiko menyebabkan gangguan kehamilan lainnya.
Selama tidak ada komplikasi, ibu hamil dengan plasenta anterior biasanya masih diperbolehkan untuk melakukan persalinan pervaginaan.
Sementara jika operasi caesar dibutuhkan, dokter akan menggunakan bantuan USG untuk menentukan sayatan yang tepat. Anda bisa membicarakan hal ini lebih lanjut dengan dokter kandungan.
Kesimpulan
- Plasenta anterior adalah kondisi ketika plasenta berkembang di bagian depan dinding rahim, dekat permukaan perut. Biasanya, plasenta berkembang di bagian belakang atau atas rahim.
- Kondisi ini umumnya tidak membahayakan, tetapi dokter mungkin sedikit kesulitan mendeteksi detak jantung janin. Sementara itu, bumil mungkin lebih sulit merasakan gerakan janin.
- Pada kasus yang jarang terjadi, letak plasenta di depan rahim bisa meningkatkan risiko plasenta previa, persalinan yang lebih panjang, dan beberapa komplikasi kehamilan.
- Umumnya, plasenta previa tidak membutuhkan penanganan khusus. Dokter baru akan memberikan perawatan jika kondisi ini menimbulkan komplikasi.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]