Rasa tidak nyaman pada perut merupakan hal yang wajar dialami ibu hamil. Sebagian orang mungkin mengeluhkan sakit perut dan mual, sedangkan yang lainnya merasakan perut panas saat hamil.
Jika Anda juga mengalami masalah kehamilan yang sama, simak informasi berikut untuk mengetahui penyebab dan cara mengatasinya.
Penyebab perut terasa panas saat hamil
Berikut berbagai kondisi yang dapat menyebabkan perut terasa panas saat hamil.
1. Gastritis
Meskipun bisa terjadi pada siapa saja, ibu hamil memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami gastritis alias radang lambung.
Gastritis akan semakin mungkin terjadi jika ibu hamil suka mengonsumsi makanan berlemak, pedas, asam, hingga kebiasaan minum kafein dan alkohol.
Selain rasa panas, gastritis pada ibu hamil juga kerap disertai rasa nyeri pada dada, hilangnya selera makan, mual, dan kembung.
2. Heartburn
Bisa dibilang, heartburn merupakan penyebab utama perut panas selama masa kehamilan. Ini merupakan rasa nyeri, tidak nyaman, atau panas pada dada akibat naiknya asam lambung.
Perubahan hormon dan janin yang terus membesar akan memberi tekanan di dalam perut. Alhasil, asam lambung dari perut akan naik ke kerongkongan dan menyebabkan heartburn.
Heartburn bisa muncul kapan saja, tetapi kondisi ini paling sering terjadi setelah makan dan saat usia kandungan memasuki 27 minggu.
3. Perubahan hormon
Ibu hamil mengalami perubahan hormon yang cukup signifikan. Salah satu hormon yang berperan besar membuat perut ibu hamil terasa panas yaitu progesteron.
Progesteron yang meningkat pada awal kehamilan akan melemaskan otot polos di dalam tubuh. Kondisi ini dapat mengendurkan sfingter esofagus atau cincin otot yang berada pada perbatasan kerongkongan dan perut.
Tanpa sfingter esofagus sebagai katup, asam lambung dapat dengan mudah naik ke kerongkongan dan menyebabkan rasa panas.
4. Rahim yang membesar
Seiring dengan usia janin yang bertambah, rahim pun akan membesar dan semakin menekan perut. Tekanan pada perut akan terasa paling besar saat memasuki trimester ketiga.
Tekanan yang semakin besar ini terkadang membuat perut ibu hamil terasa seperti terbakar, khususnya setelah makan.
Rahim juga dapat mendorong perut sehingga asam lambung naik ke kerongkongan. Akibatnya, ibu hamil mengalami heartburn, gejala maag, serta mulut pahit karena adanya asam lambung.
5. Peningkatan volume darah
Berdasarkan sebuah penelitian yang diterbitkan oleh American Heart Association (2014), kehamilan akan mengakibatkan kenaikan volume dan aliran darah.
Pada akhir masa kehamilan, peningkatan volume darah bahkan bisa mencapai 40 persen. Kondisi ini membuat tubuh ibu hamil terasa lebih hangat, termasuk pada bagian perut.
Sebagai respons panas di dalam tubuh, ibu hamil biasanya juga menjadi lebih mudah berkeringat.
6. Preeklampsia
Jika rasa panas muncul pada bagian kanan perut ibu hamil dan berlangsung cukup lama, ini mungkin menandakan komplikasi yang disebut preeklampsia.
Preeklampsia merupakan kondisi ketika tekanan darah pada ibu hamil tidak terkontrol sehingga menjadi sangat tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa nyeri di bawah tulang iga.
Selain nyeri, preeklampsia juga kerap disertai dengan rasa panas pada perut. Jika Anda terus-menerus mengalami kondisi ini, segera kunjungi dokter kandungan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Cara mengatasi perut yang panas saat hamil
Meski tergolong normal, perut yang terasa panas mungkin membuat ibu hamil merasa tidak nyaman. Untuk meredakannya, berikut beberapa cara yang dapat dilakukan di rumah.
1. Ubah pola makan
Alih-alih makan tiga kali sehari dalam porsi yang besar, ibu hamil disarankan untuk makan dengan porsi lebih kecil tapi sering.
Selain itu, hindari makan tiga jam sebelum tidur pada malam hari. Perbanyak makanan yang baik untuk ibu hamil serta batasi makanan yang terlalu berlemak dan makanan pedas.
2. Berhenti merokok
Berbagai bahan kimia di dalam rokok dapat menyebabkan cincin otot pada ujung kerongkongan menjadi lebih rileks.
Cincin otot yang lebih rileks akan menyebabkan asam lambung naik dengan mudah dan membuat perut ibu hamil terasa panas.
Selain itu, merokok saat hamil juga membawa dampak serius pada kesehatan ibu dan bayi dalam janin, bahkan setelah dilahirkan.
3. Hindari minuman beralkohol
Konsumsi alkohol dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Tidak hanya membuat perut panas, kebiasaan ini juga bisa mengakibatkan gangguan jangka panjang pada bayi.
Oleh karena itu, hindari konsumsi alkohol saat hamil demi kesehatan ibu dan janin.
4. Hindari minuman berkafein
Sudah menjadi rahasia umum jika kopi bisa meningkatkan asam lambung hingga membuat perut terasa panas.
Kafein pada ibu hamil juga bisa menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah plasenta. Kondisi ini dapat mengurangi suplai darah dan menghambat pertumbuhan janin.
Tidak hanya pada kopi, kafein juga dapat ditemukan dalam minuman bersoda.
5. Tegakkan badan
Meski tubuh terasa mudah lelah saat hamil, hindari langsung berbaring setelah makan. Pasalnya, posisi tersebut meningkatkan tekanan di dalam perut dan membuat ibu hamil makin tidak nyaman.
Selain itu, usahakan untuk menggunakan ganjalan pada kepala serta bahu saat tidur supaya asam lambung tidak naik saat Anda berbaring.
6. Hindari pakaian ketat
Salah satu cara mengatasi perut panas akibat heartburn saat hamil ialah menggunakan pakaian yang longgar.
Pakaian ketat akan memberikan tekanan pada perut sehingga membuat ibu hamil semakin tidak nyaman saat heartburn menyerang.
Penggunaan pakaian ketat juga dikhawatirkan akan mengganggu janin dalam kandungan. Maka dari itu, gunakanlah pakaian yang cocok untuk ibu hamil.
Jika perut ibu hamil tidak juga membaik atau justru muncul gejala lain, sebaiknya segera konsultasikan kondisi ini dengan dokter kandungan.
Perut Anda terasa panas saat hamil?
- Perut panas pada ibu hamil adalah hal wajar yang disebabkan oleh perubahan hormon dalam tubuh.
- Jika panas terasa pada perut bagian kanan atas dan tidak kunjung sembuh, segera hubungi dokter.
- Perbaikan gaya hidup merupakan kunci mengatasi perut panas pada ibu hamil.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]