backup og meta

Albumin Rendah, Apakah Harus Transfusi Albumin? Bagaimana Prosedurnya?

Albumin Rendah, Apakah Harus Transfusi Albumin? Bagaimana Prosedurnya?

Mungkin sebagian besar dari Anda kurang mengenal kadar albumin dalam tubuh. Ya, zat ini tak seterkenal kolesterol atau gula darah, tapi fungsinya di dalam tubuh sangat penting. Sebenarnya, albumin adalah zat protein yang jumlahnya cukup banyak di dalam darah. Jadi, ketika albumin turun drastis, berarti ada yang tidak beres pada tubuh Anda. Kalau ini terjadi, Anda mungkin butuh transfusi albumin.

Albumin rendah, apakah harus sampai transfusi?

Hati adalah organ yang bertanggung jawab untuk menghasilkan albumin. Bisa dibilang, albumin adalah bentuk protein sederhana karena telah dicerna tubuh dan memiliki peran untuk mengatur cairan tubuh serta memberikan makanan pada jaringan dan sel yang membutuhkan.

Nah, maka itu ketika albumin rendah, Anda akan mengalami berbagai gejala dan harus segera ditangani. Jumlah albumin rendah bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti:

  • Baru menjalani operasi
  • Mengalami luka bakar
  • Memiliki gangguan fungsi ginjal
  • Mengalami penyakit jantung
  • Asupan makan tidak baik dan akhirnya malnutrisi
  • Diabetes
  • Gangguan fungsi hati, seperti sirosis

Salah satu pengobatan yang dilakukan ketika jumlah albumin sangat rendah adalah dengan terapi infus albumin atau transfusi albumin. Ya, cara ini dilakukan agar kadar albumin dapat kembali normal dalam waktu yang tidak begitu lama.

Apa yang harus dipersiapkan ketika akan transfusi albumin?

Prosedurnya hampir sama saja ketika Anda melakukan transfusi darah, yang membedakan hanya zat yang masuk ke dalam tubuh. Jadi, sebenarnya Anda tidak memerlukan persiapan khusus sebelum melakukan transfusi albumin.

Albumin akan dimasukkan melalui infus dan dosisnya akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien. Pasalnya, dosis akan bergantung dengan penyakit yang diderita dan usia dari pasien. Jadi, dokter akan menyesuaikannya untuk Anda.

Mungkin, karena dimasukkan melalui infus, maka Anda harus mengalami sakit sedikit akibat suntikan jarum infus ke dalam pembuluh darah. Namun, jangan khawatir, tentu hal tersebut tidak akan berlangsung lama.

efek kemoterapi pada otak

Apakah ada efek samping dalam melakukan tranfusi albumin?

Albumin dibuat oleh pabrik, sama saja seperti obat-obatan lainnya, maka ada efek samping yang timbul setelah Anda melakukan transfusi albumin, yaitu:

  • Edema atau pembengkakan pada bagian tubuh tertentu
  • Jantung berdebar-debar
  • Sakit kepala
  • Terasa mual
  • Menggigil
  • Demam
  • Kulit gatal-gatal

Pada beberapa orang, mungkin transfusi albumin akan menimbulkan alergi. Bila Anda mengalami hal ini setelah transfusi albumin, maka jangan panik. Segera laporkan pada dokter yang menangani Anda.

Jika ibu hamil dan menyusui mengalami albumin rendah, apakah akan ditransfusi juga?

Sejauh ini, belum ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa transfusi albumin dapat membahayakan kandungan. Namun, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter jika Anda mengalami albumin rendah dan kemudian dianjurkan untuk transfusi albumin.

Sementara itu, albumin tidak terbukti bisa masuk ke dalam ASI dan memengaruhi perkembangan anak. Akan tetapi, sekali lagi sebaiknya diskusikan hal ini dengan dokter bila Anda sedang menyusui.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Drugs.com. (2018). Albumin human Use During Pregnancy | Drugs.com. [online] Available at: https://www.drugs.com/pregnancy/albumin-human.html  [Accessed 24 Jan. 2018].

Healthline. (2018). Hypoalbuminemia: Causes, Treatment, and More. [online] Available at: https://www.healthline.com/health/hypoalbuminemia#outlook  [Accessed 24 Jan. 2018].

Emedicine.medscape.com. (2018). Hypoalbuminemia: Background, Pathophysiology, Etiology. [online] Available at: https://emedicine.medscape.com/article/166724-overview#a4  [Accessed 24 Jan. 2018].

 

Versi Terbaru

18/12/2020

Ditulis oleh Nimas Mita Etika M

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

10 Pilihan Makanan yang Mengandung Polifenol Tinggi

Kekurangan Yodium


Ditinjau secara medis oleh

dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Nimas Mita Etika M · Tanggal diperbarui 18/12/2020

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan