backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

Fetus In Fetu, Saat Janin Jadi Parasit bagi Tubuh Kembarannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 05/03/2024

Fetus In Fetu, Saat Janin Jadi Parasit bagi Tubuh Kembarannya

Dalam beberapa kasus, seorang bayi dapat memiliki “kembar parasit” yang terbentuk di dalam tubuhnya. Kondisi yang terdengar aneh ini dalam istilah medis disebut fetus in fetu.

Lantas, apa penyebab bayi terlahir dengan kembar parasit? Apakah kondisi ini berbahaya bagi buah hati Anda? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Apa yang dimaksud dengan fetus in fetu?

Fetus in fetu (FIF) adalah suatu kelainan kongenital yang terjadi saat salah satu janin kembar berkembang di dalam tubuh kembaran lain yang sehat.

Kelainan janin yang lebih umum dikenal sebagai “kembar parasit” ini tergolong sangat langka.

Sebuah artikel yang diterbitkan dalam jurnal Cureus (2022) menjelaskan bahwa angka kasus FIF di seluruh dunia diperkirakan hanya satu dari 500.000 kelahiran.

Bahkan hingga saat ini, kurang dari 200 kasus yang tercatat serta dilaporkan di seluruh dunia.

Siapa yang berisiko mengalami kondisi ini?

Kelainan ini dapat terdeteksi pada tahapan apa pun, baik itu pada janin, bayi baru lahir, anak-anak, dan bahkan orang dewasa. Kondisi ini diketahui dua kali lebih sering ditemui pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan.

Tanda dan gejala fetus in fetu

perut bayi bunyi karena gangguan pada sistem pencernaan

FIF paling sering terjadi pada area perut atau abdomen, terutama pada area retroperitoneum yang menyumbang sekitar 80% dari keseluruhan kasus.

Retroperitoneum (retroperitoneal space) adalah rongga yang berada di belakang organ dalam perut, seperti hati, ginjal, dan kandung kemih, serta di depan tulang belakang.

Selain perut, kondisi ini bisa berkembang pada rongga tengkorak, rongga dada (mediastinum), panggul, kantong buah zakar (skrotum), hingga mulut.

Tanda dan gejala dari fetus in fetu pada umumnya bergantung dari lokasi tumbuhnya jaringan.

Pada kasus FIF pada rongga perut, gejala yang umum dialami bayi dan anak-anak meliputi:

  • sakit perut,
  • perut buncit atau tampak besar,
  • mual dan muntah,
  • nafsu makan menurun,
  • penyakit kuning (jaundice), 
  • susah buang air kecil, dan 
  • kesulitan bernapas.

Penyebab fetus in fetu

Penyebab pasti dari fetus in fetu tetap menjadi bahan perdebatan para ilmuwan dan ahli medis.

Dikutip dari International Society of Ultrasound in Obstetrics and Gynecology (ISUOG), terdapat dua teori yang menjelaskan kelainan langka ini.

1. Teori teratoma

Teori pertama yang dicetuskan oleh para ilmuwan mengenai penyebab fetus in fetu ialah teratoma yang berkembang.

Teratoma atau kista dermoid adalah tumor yang tersusun dari jaringan berbeda yang asing dari lokasi tumbuhnya, misalnya jaringan gigi atau rambut yang berkembang di rongga perut.

2. Teori kembar parasit

Seiring waktu, teori kembar parasit menjadi teori yang paling banyak diterima untuk kasus fetus in fetu.

Teori ini menjelaskan bahwa FIF terjadi saat tahap awal kehamilan kembar identik. Pada kasus ini, terjadi gangguan pembelahan sel selama perkembangan embrio.

Hal ini membuat janin kembar yang sehat menyelimuti kembaran lain yang tidak berkembang.

Kembar parasit ini selanjutnya tidak berkembang dan hidupnya akan bergantung pada tubuh kembar sehat yang berperan sebagai inang. 

Diagnosis fetus in fetu

usg fetomaternal

FIF mungkin bisa terdeteksi lewat pemeriksaan ultrasound (USG) saat pemeriksaan kehamilan. Kembar parasit akan terlihat sebagai massa dengan batas yang terlihat jelas dalam perut janin. 

Massa ini mungkin berbentuk kantong berisi cairan dengan struktur padat atau tulang di dalamnya.

Karena langka dan sulitnya diagnosis FIF pada tahap awal, kelainan ini kerap kali tidak terdeteksi selama pemeriksaan dengan dokter kandungan.

Setelah bayi lahir dengan massa abnormal pada perut, barulah dokter dapat mendiagnosis FIF dengan beberapa prosedur berikut ini.

  • Rontgen abdomen: prosedur rontgen atau sinar-X pada area perut untuk memeriksa secara cermat massa abnormal di dalam tubuh.
  • CT-scan atau MRI: tes pencitraan dengan hasil yang lebih jelas untuk melihat kondisi massa serta pengaruhnya terhadap jaringan dan organ di sekitarnya.
  • Biopsi: pengambilan sampel jaringan dari massa abnormal untuk diperiksa di bawah mikroskop sehingga dokter dapat melihat karakteristik janin, seperti jaringan tulang dan ototnya.

Pengobatan fetus in fetu

Janin dengan FIF berisiko mengalami beberapa komplikasi kehamilan, seperti kelebihan cairan ketuban hingga persalinan yang sulit karena ukuran lingkar perut yang lebih besar.

Pada kebanyakan kasus, wanita perlu melahirkan dengan operasi caesar bila perut janin terlalu besar untuk melewati jalan lahir selama persalinan normal.

Penanganan fetus in fetu melibatkan operasi untuk mengangkat massa abnormal. Hal ini sering kali dilakukan pada usia bayi atau anak-anak untuk mencegah komplikasi yang parah.

Setelah pembedahan, pemantauan rutin diperlukan untuk memastikan bahwa ibu dan janin menjalani pemulihan yang optimal. 

Tes darah, meliputi alpha-fetoprotein (AFP) dan human chorionic gonadotropin (hCG), mungkin diperlukan selama dua tahun untuk mengukur kemungkinan munculnya jaringan ganas.

Jika ditemukan kemungkinan tersebut, dokter akan merekomendasikan terapi tambahan, misalnya kemoterapi dan terapi radiasi untuk membunuh jaringan yang bersifat kanker.

Perlu diingat bahwa fetus in fetu (FIF) tergolong sangat langka. Apabila Anda merasa khawatir dengan kondisi ini, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan informasi terbaik.

Kesimpulan

  • Fetus in fetu (FIF) atau kembar parasit adalah kondisi ketika janin dari salah satu anak kembar berkembang di dalam tubuh kembaran lain yang sehat.
  • Kelainan ini tergolong langka dan diperkirakan terjadi pada satu dari 500.000 kelahiran.
  • Massa abnormal yang umumnya berkembang di rongga perut bisa menimbulkan gejala, seperti sakit perut, nafsu makan turun, dan sulit bernapas.
  • Penanganan kelainan ini melibatkan operasi untuk mengangkat massa abnormal serta pemantauan rutin untuk mencegah komplikasi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 05/03/2024

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan