backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Bolehkah Ibu Hamil Mempercantik Kuku dengan Pakai Kutek?

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 05/08/2022

    Bolehkah Ibu Hamil Mempercantik Kuku dengan Pakai Kutek?

    Selama kehamilan, perawatan kecantikan, seperti memakai kutek atau manicure pedicure harus dilakukan dengan hati-hati. Alih-alih ingin tampil cantik maksimal malah bisa membahayakan kesehatan janin. Tentu Anda tidak ingin hal itu terjadi, kan? Nah, agar tak dirundung risau, simak ulasan berikut ini untuk tahu jawaban terkait bolehkah ibu hamil pakai kutek.

    Bolehkah ibu hamil pakai kutek?

    Menjaga kebersihan tubuh saat hamil merupakan hal yang tidak boleh Anda abaikan. Namun, Anda mungkin bertanya-tanya bolehkah ibu hamil ke salon untuk mempercantik kuku dengan pakai kutek?

    Sejauh ini, tidak banyak penelitian yang mempelajari tentang perawatan kecantikan saat hamil yang boleh dan tidak dilakukan.

    Namun, ibu hamil yang memakai cat kuku atau kutek masih dinilai aman dan boleh hingga saat ini. 

    Pasalnya, melakukan perawatan kuku dengan pakai kutek, baik di kaki maupun tangan, tidak akan menyakiti bayi secara langsung.

    Meski begitu, Anda perlu memperhatikan kebersihan alat yang digunakan agar terbebas dari kuman dan bakteri.

    Perhatikan pula kandungan di dalam produk yang Anda gunakan untuk mewarnai dan merawat kuku, apakah aman atau tidak untuk ibu hamil.

    Bahan kimia dalam kutek yang harus dihindari oleh ibu hamil

    hamil 8 bulan

    Sebaiknya, Anda perlu memperhatikan bahan yang digunakan saat merawat dan mempercantik kuku.

    Pasalnya, kebanyakan produk untuk kuku, mulai dari cat dasar, cat kuku, hingga pembersihnya, mengandung volatile organic compounds (VOCs). 

    Melansir Environmental Protection Agency, VOCs adalah kelompok senyawa yang umum digunakan dalam pembuatan cat yang bersifat racun jika dihirup. Tentu saja, hal ini dapat berdampak buruk pada Anda dan janin.

    Namun, perlu diingat bahwa bau dari suatu produk tidak mengindikasikan keamanannya. Beberapa produk dapat berbau menyengat, tetapi memiliki risiko kesehatan yang sangat kecil. 

    Sementara produk lainnya mungkin tidak berbau, tapi mengandung bahan kimia yang berbahaya. 

    Oleh karena itu, hindari menilai dari baunya melainkan dari komposisinya jika memutuskan untuk manikur pedikur saat hamil.

    Melansir Harvard Health Publishing, beberapa jenis VOCs yang banyak terdapat pada cat kuku yang perlu Anda hindari antara lain sebagai berikut.

    1. Toluena

    Hindari produk kutek yang mengandung toluena. Pasalnya, zat ini juga ditemukan pada bensin. Toluena dapat menimbulkan masalah reproduksi wanita hingga rasa pusing.

    2. Formaldehida

    Bahan ini merupakan zat karsinogenik atau yang dapat memicu kanker dan biasanya digunakan untuk mengawetkan benda yang telah mati.

    Anda harus menghindari kontak dan berusaha untuk tidak menghirup zat ini, terutama saat hamil.

    3. Dibutyl phthalate (DBP)

    Zat ini telah dilarang penggunaannya karena dinilai sangat berbahaya. DBP dapat menyebabkan masalah reproduksi, terutama pada pria.

    Selain itu, zat ini juga dapat merusak organ-organ dan mengganggu sistem endokrin pada tubuh manusia, termasuk ibu hamil. 

    Hal yang harus ibu hamil perhatikan saat pakai kutek

    cat kuku kutek

    Setelah mendapat jawaban dari pertanyaan bolehkah ibu hamil pakai kutek, selanjutnya Anda perlu mengetahui batasan keamanannya.

    Untuk itu, ibu yang ingin memakai kutek atau cat kuku saat hamil sebaiknya memperhatikan beberapa hal berikut ini.

    1. Cari tahu proses pembersihan alat yang digunakan

    Kunjungi salon lebih awal untuk mengamati proses pembersihan mereka. Berikan perhatian lebih pada alat-alat dan wadah yang mereka gunakan.

    Tanyakan pada pihak salon mengenai prosedur pembersihan yang mereka lakukan.

    Pemanasan (autoklaf) adalah metode yang dianjurkan dalam pensterilisasian alat. Metode ini merupakan cara yang dilakukan oleh rumah sakit terhadap peralatan bedah.

    2. Berada pada ruangan dengan ventilasi udara baik

    Beberapa produk kimia berbahan VOCs pada kutek dan pembersihnya dapat berbahaya jika dihirup. Namun, kabar baiknya, bahan-bahan tersebut biasanya dapat dengan mudah menguap di udara.

    Oleh karena itu, jika ingin menggunakan cat kuku yang mengandung bahan tersebut, pastikan ventilasi udara di ruangan baik. Hindari melakukannya di ruangan tertutup atau duduklah di dekat dengan jendela atau kipas.

    3. Hindari perawatan jika tangan atau kaki luka

    Jika ingin melakukan manikur pedikur saat hamil, pastikan Anda tidak memiliki luka, irisan, gigitan serangga, atau luka terbuka pada kaki dan tangan.

    Pasalnya, mikroorganisme dapat masuk ke tubuh melalui luka tersebut. Sebaiknya, tunda dulu perawatan kuku ini sampai luka Anda sembuh.

    4. Pakai kutek secara mandiri

    Daripada ragu terhadap kebersihan dan keamanan bahan yang digunakan oleh salon, lebih baik Anda memakai cat kuku sendiri di rumah.

    Pastikan Anda melakukannya di ruangan yang berventilasi udara baik serta menggunakan cat kuku yang tidak mengandung bahan kimia berbahaya.

    Anda dapat mencari tahu melalui internet merek-merek apa saja yang aman untuk ibu hamil.

    5. Konsultasikan dengan dokter

    Jika masih ragu mengenai keamanannya, sebaiknya tanyakan kepada dokter terlebih dahulu untuk tahu boleh atau tidaknya ibu hamil memakai cat kuku, sesuai kondisi Anda.

    Risiko yang mungkin terjadi ketika pakai cat kuku saat hamil

    cara mengeringkan kutek dengan cepat

    Terlepas dari Anda hamil atau tidak, Anda harus yakin terlebih dahulu bahwa salon yang Anda pilih menerapkan prinsip kebersihan yang baik. 

    Jika peralatan yang digunakan tidak dibersihkan dan disterilisasi dengan benar, Anda akan berisiko untuk terkena infeksi pada kulit atau kuku.

    Infeksi yang dapat dialami ibu hamil ini bisa muncul secara langsung atau berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan setelah Anda melakukan perawatan kuku. 

    Jenis-jenis infeksi yang mungkin dapat Anda alami antara lain sebagai berikut.

    1. Infeksi bakteri

    Infeksi bakteri yang umum terjadi pada kuku adalah paronikia. Gejalanya dapat diawali dengan bengkak, kemerahan, atau panas di sekitar kuku tangan atau kaki. 

    Pengobatan untuk infeksi bakteri ini biasanya adalah dengan mengonsumsi antibiotik atau dengan menginsisi daerah yang terkena untuk mengeluarkan nanah yang terkumpul.

    Namun, sebaiknya Anda berkonsultasi ke dokter jika akan minum obat antibiotik saat hamil. Pasalnya, obat-obatan tersebut dapat menghambat tumbuh kembang janin, sehingga berisiko menyebabkan bayi lahir cacat.

    Oleh karena itu, waspadalah selalu terhadap infeksi ini jika memutuskan untuk pakai kutek saat hamil.

    2. Infeksi jamur

    Infeksi jamur dapat menyebabkan athlete’s foot. Disebut athlete’s foot yang berarti “kaki atlet” karena infeksi ini dapat membuat kuku Anda berwarna kuning sehingga terlihat seperti kuku atlet.

    Selain itu, kuku Anda mungkin nampak seperti akan terlepas dari jari. 

    Pengobatan yang dapat dilakukan adalah mengonsumsi obat-obatan atau mengoleskan salep pada kuku yang terkena infeksi. Jika ragu, Anda dapat memastikan dengan membaca panduan memilih obat saat hamil yang tepat.

    3. Infeksi virus

    Contoh dari infeksi ini adalah kutil, yaitu benjolan kecil pada permukaan kulit yang permukaannya keras dan bentuknya seperti kalus atau kapalan. 

    Kutil dapat diobati dengan obat oles seperti salep. Namun, sebelum menggunakannya, sebaiknya baca keterangan pada kemasannya terlebih dahulu.

    Pastikan menggunakan salep untuk ibu hamil. Agar lebih jelas, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.

    Kesimpulan

    Cat kuku atau kutek mengandung bahan kimia yang mungkin memiliki efek kesehatan yang berbahaya setelah paparan dosis tinggi atau jangka panjang. Kendati begitu, belum ada bukti bahwa penggunaan kutek sesekali berbahaya bagi ibu hamil dan janin.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 05/08/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan