backup og meta

Mengenal Dampak Positif dan Negatif Olahraga bagi Tubuh

Mengenal Dampak Positif dan Negatif Olahraga bagi Tubuh

Semua orang tahu bahwa olahraga merupakan aktivitas fisik yang bermanfaat menyehatkan tubuh dan menjaga berat badan tetap terkendali. Namun, tidak banyak orang tahu bagaimana efek dan dampak buruk berolahraga yang bisa memengaruhi kondisi kesehatan seseorang. Yuk, cari tahu apa saja dampak positif dan negatif olahraga bagi tubuh Anda berikut ini.

Manfaat positif berolahraga secara rutin

manfaat olahraga

Siapa saja, tak memandang usia, jenis kelamin, dan kemampuan fisiknya, bisa menikmati dampak positif dari berolahraga teratur. Olahraga dapat memengaruhi kondisi fisik dan mental jadi lebih baik apabila Anda melakukannya sesuai dengan anjuran.

Department of Health and Human Services, seperti dikutip dari Mayo Clinic menganjurkan seseorang berolahraga aerobik selama 150 menit per minggu dengan intensitas sedang atau 75 menit per minggu dengan intensitas tinggi. Selain itu, Anda juga disarankan untuk menambahkan latihan kekuatan otot sebanyak 2 kali per minggu.

Jika mengikuti anjuran tersebut, adapun beberapa manfaat olahraga yang bisa Anda rasakan antara lain seperti berikut ini.

  • Membakar kalori untuk menurunkan dan mengendalikan berat badan.
  • Mencegah dan mengelola masalah kesehatan kronis, seperti diabetes, tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit jantung, dan stroke.
  • Membuat Anda merasa lebih bahagia, rileks, serta bisa menghindari stres dan gangguan kecemasan.
  • Meningkatkan kesehatan otot dan paru-paru yang menghasilkan lebih banyak energi untuk beraktivitas sehari-hari.
  • Meningkatkan kekuatan otot dan daya tahan tubuh.
  • Membantu mendapatkan tidur yang lebih cepat dan lebih nyenyak.
  • Mengembalikan gairah kehidupan seks dengan meningkatkan kepercayaan diri pada penampilan fisik seseorang.

Berbagai dampak negatif olahraga berlebihan

Sebagaimana ulasan sebelumnya, ada banyak sekali manfaat olahraga bagi kesehatan apabila Anda lakukan secara rutin. Namun sebaliknya, olahraga terlalu berlebihan atau over-training malah akan memberikan efek buruk bagi kondisi kesehatan tubuh Anda.

Lebih jelasnya mengenai dampak negatif berolahraga bagi tubuh, simak penjelasannya melalui poin-poin berikut ini.

1. Menurunkan sistem kekebalan tubuh

olahraga saat sakit

Sebuah studi ilmiah pada 2012 oleh peneliti asal Rusia menyimpulkan olahraga berat bisa mengurangi fungsi kekebalan atau imunitas tubuh. Berolahraga terlalu banyak bisa merusak sistem kekebalan tubuh dan mengurangi imunitas seluler dan humoral.

Idealnya olahraga memang dapat meningkatkan sistem imun untuk menangkal radikal bebas yang bisa menyebabkan kerusakan sel. Namun, volume olahraga yang terlalu tinggi malah akan membuat sistem imun turun dan membuat tubuh Anda rentan terserang penyakit.

2. Memperburuk kesehatan jantung

Olahraga, terutama olahraga kardio memiliki manfaat untuk meningkatkan kebugaran jantung. Tetapi, dampak negatif olahraga berlebihan justru bisa memperburuk kesehatan jantung, terutama pada orang yang berisiko memiliki gangguan irama jantung atau aritmia.

European Heart Journal dalam penelitiannya menjelaskan praktik olahraga berlebihan bisa meningkatkan risiko aritmia. Risiko ini jauh lebih besar terjadi pada orang yang memiliki riwayat keluarga dengan aritmia atau gangguan jantung lainnya.

Berolahraga berlebihan juga bisa menyebabkan efek kardiotoksisitas, yakni kerusakan pada otot jantung akibat pelepasan senyawa kimia yang menyebabkan organ ini tidak bisa memompa darah ke seluruh tubuh Anda.

3. Mengurangi kesuburan wanita

Dampak negatif olahraga berlebihan ternyata juga bisa memengaruhi kesuburan wanita. Sebuah penelitian pada tahun 2017 menunjukkan wanita yang berolahraga intensitas tinggi lebih dari 60 menit sehari bisa meningkatkan risiko anovulasi.

Anovulasi adalah kondisi ketika seorang wanita tidak mengalami ovulasi atau pelepasan sel telur dari indung telur seperti wanita normal. Akibatnya, wanita akan mengalami gangguan kesuburan dan tidak bisa hamil karena tidak ada sel telur yang bisa dibuahi oleh sperma.

4. Meningkatkan risiko kanker kulit

foto seseorang berolahraga di luar ruangan; olahraga terlalu keras di luar ruangan dapat memicu kanker kulit

Berlari menjadi salah satu pilihan olahraga luar ruangan (outdoor) yang murah dan mudah untuk Anda lakukan. Tetapi apabila persiapannya kurang matang, aktivitas ini bisa saja meningkatkan risiko Anda terserang kanker kulit.

Sebuah studi dari peneliti Austria menemukan pelari maraton memiliki risiko 71 persen lebih tinggi mengalami gejala kanker kulit, seperti tahi lalat atau lesi kulit abnormal pada area bahu. 

Maka dari itu, bagi Anda yang memiliki hobi olahraga lari sangat disarankan untuk menghindari paparan sinar matahari dengan mengenakan pakaian olahraga yang memadai dan menggunakan tabir surya secara teratur.

5. Memperburuk kondisi kulit tertentu

Suhu terlalu panas dan tubuh yang banyak berkeringat selama berolahraga bisa membuat kulit lebih sensitif dan mudah iritasi. Peningkatan suhu tubuh ini bisa jadi pemicu rosacea, yakni penyakit kulit jangka panjang dengan gejala kulit kemerahan, berjerawat, dan menebal.

Seseorang yang jerawatan, biang keringat, atau eksim juga bisa semakin parah kondisinya setelah berolahraga. Untuk menghindari kondisi ini, ada baiknya Anda berolahraga lari treadmill dalam ruangan atau menghindari terik panas matahari.

Penting juga menjaga kebersihan kulit, seperti menghapus riasan wajah sebelum berolahraga dan segera membilas tubuh setelah berolahraga.

6. Memperparah ketombe

Olahraga bukan hanya memengaruhi kulit tubuh dan wajah, namun bisa memberikan dampak negatif bagi kulit kepala. Jika Anda rutin berolahraga dan jarang keramas, maka kebiasaan buruk ini bisa memperparah pertumbuhan ketombe.

Aktivitas olahraga bisa membuat kulit kepala lebih berkeringat. Apabila hal ini tidak segera Anda bersihkan, maka kondisi kulit kepala akan menjadi lembap dan berminyak. Akibatnya, jamur akan semakin aktif bertumbuh dan membuat kulit kepala cepat mengelupas.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Cruel, J. 6 Ways Working Out Affects Your Skin. Self. Retrieved 19 September 2018, from https://www.self.com/story/working-out-skin

Jaret, P., & Gardner, S. (2011). Exercise for Healthy Skin. WebMD. Retrieved 19 February 2018, from https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/acne/features/exercise#1

Burfoot, A. (2011). Can Running Cause Cancer?. Runner’s World. Retrieved 26 April 2021, from https://www.runnersworld.com/runners-stories/a20848320/can-running-cause-cancer

Exercise: 7 benefits of regular physical activity. Mayo Clinic. (2019). Retrieved 26 April 2021, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/fitness/in-depth/exercise/art-20048389

Hakimi, O., & Cameron, L. C. (2017). Effect of Exercise on Ovulation: A Systematic Review. Sports medicine (Auckland, N.Z.), 47(8), 1555–1567. https://doi.org/10.1007/s40279-016-0669-8

Gerche, A., & Schmied, C. (2013). Atrial fibrillation in athletes and the interplay between exercise and health. European Heart Journal, 34(47), 3599-3602. https://doi.org/10.1093/eurheartj/eht265

Trushina, E. N., Mustafina, O. K., Nikitiuk, D. B., & Kuznetsov, V. D. (2012). Voprosy pitaniia, 81(2), 73–80. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22774482

Versi Terbaru

07/07/2021

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

9 Bahaya Kurang Olahraga yang Perlu Diwaspadai

5 Olahraga untuk Meningkatkan Kepadatan Tulang di Usia 40 Tahunan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 07/07/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan