Ada beragam manfaat bersepeda bagi kebugaran tubuh, seperti menurunkan berat badan atau baik untuk kekuatan otot. Apalagi saat ini tren bersepeda sedang meningkat, termasuk untuk kalangan awam. Namun, para pemula sebaiknya lebih berhati-hati karena risiko serangan jantung saat bersepeda berlebihan kian meningkat dan bisa mengancam nyawa.
Risiko serangan jantung saat bersepeda bagi pemula
Bersepeda memiliki banyak manfaat bagi kesehatan fisik dan jiwa seseorang. Hanya saja, olahraga sepeda secara berlebihan justru bisa berakibat buruk bagi kesehatan.
Belakangan olahraga bersepeda sedang populer di kalangan masyarakat untuk menjaga kebugaran tubuh mereka. Melihat hal ini, pendiri Mainsepeda.com, Azrul Ananda juga mengingatkan ada beberapa kejadian serangan jantung yang menimpa saat bersepeda.
“Saat pandemi COVID-19 ini orang semakin banyak berolahraga, termasuk bersepeda. Yang berbahaya adalah pemula yang tidak tahu cara yang benar, lalu timbul hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Azrul dalam acara bincang-bincang Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di akun YouTube BNPB.
“Risikonya bisa serangan jantung dan stroke. Sudah banyak kasus seperti itu,” tutur Azrul.
Salah satu contoh kasus terjadi pada Mei 2020 lalu. Seorang laki-laki 48 tahun berinisial H meninggal saat bersepeda dan beristirahat di Monas. Kepala Kepolisian Sektor Gambir, Ajun Komisaris Besar Kade Budiyarta mengatakan bahwa dokter telah mengonfirmasi bahwa pesepeda tersebut meninggal karena serangan jantung.
Ketika Anda mulai menggemari olahraga, Anda harus mengimbanginya dengan pengetahuan seputar olahraga tersebut secara baik dan benar. Olahraga harus mengikuti langkah-langkah yang sesuai, karena jika memaksakan dan terlalu berat bisa membahayakan kesehatan.
Bagaimana porsi olahraga berlebihan bisa berakibat serangan jantung?
Bersepeda menjadi salah satu pilihan olahraga kardio yang menyegarkan. Duduk di sadel sambil menggowes berjam-jam terkadang tidak terasa, bahkan sampai Anda berusaha sekuat tenaga untuk tetap menggowes mencapai target.
Saat bersepeda, jantung akan berdetak lebih cepat karena sedang berusaha memompa darah terus-menerus. Jangan terlalu memaksakan, pasalnya kemampuan jantung ada batasnya.
“Kita harus terbuka terhadap kemungkinan bahwa ada batas dalam bersepeda dan jika melewati batas tersebut bisa berakibat buruk pada jantung,” ujar ahli jantung dr. James O’Keefe dalam jurnal Mayo Clinic Proceedings.
Dokter O’Keefe mengatakan olahraga kardio yang berlebihan menyebabkan sejumlah kerusakan kecil dalam jangka pendek. Kemudian cedera kecil ini berubah menjadi cedera jangka panjang yang lebih berat yang dapat melukai jantung dan pembuluh darah.
“Seiring waktu, perubahan jangka panjang ini meningkatkan risiko serangan jantung, arteri koroner, dan beberapa kasus bisa terjadi henti jantung saat berolahraga,” jelas dr. O’Keefe.
Kondisi ini juga bisa terjadi pada atlet jika tidak memperhatikan porsi latihan dan kondisi tubuh. Sebuah studi menjelaskan bahwa olahraga semacam atletik bisa memberikan beban pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular), hingga terkadang menimbulkan risiko gagal jantung yang tidak terdeteksi.
Dalam olahraga rekreasi seperti bersepeda, risiko pesepeda meninggal mendadak akibat gangguan jantung dapat meningkat, apalagi bagi individu yang memiliki penyakit penyerta. Hal ini karena banyak individu yang lebih tua berpartisipasi dalam olahraga ini.
Tetapi hal ini tidak berarti Anda harus meletakan sepeda dan tidak memakainya lagi. Bersepeda secara seimbang merupakan resep terbaik untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.
Bagaimana cara menyesuaikan lamanya olahraga bersepeda yang aman?
Ketika Anda berolahraga kardio yang melatih jantung seperti bersepeda, Anda mungkin merasakan detak jantung lebih cepat hingga membuat dada sakit. Jika merasakannya, Anda harus istirahat untuk memulihkan kondisi denyut jantung kembali normal, baru bisa melanjutkan olahraga lagi.
Anda perlu mengatur intensitas dan durasi olahraga sesuai dengan kondisi tubuh. Agar bersepeda lebih aman, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan seperti berikut ini.
- Memakai perlengkapan keamanan tambahan saat bersepeda, seperti helm, pelindung siku, dan lutut sesuai dengan ukuran Anda.
- Selalu memeriksa kondisi sepeda sebelum beraktivitas, misalnya tekanan ban, rem, ketinggian sadel dan setang, serta bagian lainnya.
- Gunakan pakaian olahraga khusus sepeda dengan warna neon, fluorescent, atau warna cerah lain yang mudah dilihat pengendara lain pada siang dan malam hari.
- Pastikan bersepeda aman salah satu tangan selalu berada pada setang, serta gunakan ransel atau rak khusus saat membawa barang.
- Selalu menyediakan air minum cukup saat bersepeda untuk menghindari dehidrasi.
- Patuhi peraturan lalu lintas dan selalu waspadai bahaya saat bersepeda, seperti lubang, genangan air, dan pecahan kaca untuk menghindari kecelakaan.
- Jangan bersepeda pada malam hari, atau gunakan reflektor putih di bagian depan dan reflektor merah di bagian belakang sepeda.
- Hindari bersepeda pada beberapa kondisi, seperti polusi udara buruk, cuaca terlalu panas atau dingin, dan tubuh tidak sedang kondisi fit.
Para ahli sepakat, baik bagi penggemar olahraga, pemula, atau yang sudah berpengalaman, aktivitas fisik bagus untuk kesehatan Anda. American Heart Association merekomendasikan minimal 150 menit aktivitas fisik intensitas sedang per minggu bagi orang dewasa yang sehat.
Olahraga dengan intensitas sedang yang bisa Anda lakukan, seperti gerak jalan, jogging, berenang, atau bersepeda ringan. Secara umum, aktivitas sedang akan membuat Anda bebas untuk melakukan percakapan saat Anda aktif.
Jika Anda memiliki gejala tertentu, riwayat penyakit jantung, atau faktor yang mengacu pada serangan jantung, konsultasikan pada dokter Anda sebelum memulai olahraga bersepeda atau mengganti jenis dan porsi olahraga.
[embed-health-tool-bmr]