backup og meta

5 Panduan Puasa untuk Pasien Kanker untuk Meraih Manfaatnya

5 Panduan Puasa untuk Pasien Kanker untuk Meraih Manfaatnya

Saat Ramadan tiba, tidak jarang pasien kanker merasakan dilema untuk menunaikan kewajiban puasa. Pasalnya, banyak pasien yang khawatir bila puasa berisiko mempengaruhi kondisinya. Lantas, apa boleh pengidap kanker berpuasa? Simak pembahasannya berikut ini.

Apakah puasa bisa mematikan sel kanker?

Puasa telah menjadi fokus penelitian karena potensinya sebagai pengobatan tambahan kanker. Namun, efek puasa terhadap kanker terbilang kontroversial.

Sejumlah studi menunjukkan bahwa puasa memicu autofagi, yaitu suatu mekanisme saat tubuh membersihkan diri dari sel-sel yang rusak dan mendaur ulangnya ke sel-sel baru yang sehat.

Salah satu penelitian yang diterbitkan oleh jurnal Cell & Bioscience (2021) menyebutkan bahwa autofagi membantu menekan pertumbuhan sel kanker selama tahap awal.

Namun, saat tumor atau kanker telah berkembang, autofagi diduga malah akan mendukung dan mempercepat penyebaran sel-sel abnormal ini.

Dengan begini, tentu masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanisme serta manfaat autofagi saat puasa dalam menangani penyakit kanker.

Manfaat puasa untuk pasien kanker

manfaat puasa bagi penderita diabetes

Tidak semua orang dapat menjalankan puasa dengan aman, salah satunya ialah pasien kanker.

Selain berpotensi membantu menekan perkembangan penyakit kanker dalam tubuh, beberapa studi menunjukkan adanya manfaat baik puasa untuk pasien kanker.

Puasa membuat sel-sel tubuh menggunakan insulin dengan lebih efisien. Glukosa darah yang terkontrol ini dapat mempersulit sel kanker untuk berkembang.

Kemudian, studi lain yang dimuat pada jurnal Cancer Cell (2016) menemukan kombinasi puasa dan kemoterapi mengaktifkan sel-sel imun untuk melawan kanker dalam tubuh.

Kedua metode ini diketahui meningkatkan jumlah sel progenitor limfoid umum (CLP) yang akan diubah menjadi limfosit atau sel darah putih untuk membunuh sel kanker.

Puasa yang dijalankan oleh pasien kanker juga punya potensi meningkatkan respons terhadap kemoterapi dan obat kanker lainnya sehingga efek samping yang muncul lebih ringan.

Tahukah Anda?

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, kanker memengaruhi 1,79 dari 1.000 penduduk di Indonesia. Jenis kanker yang paling umum terjadi di Indonesia yakni kanker payudara, kanker leher rahim, dan kanker paru.

Panduan aman puasa untuk pasien kanker

Selama berpuasa, asupan makanan harian cenderung berkurang dan tingkat aktivitas menjadi lebih rendah. Kondisi inilah yang bisa memengaruhi kesehatan pengidap kanker.

Untuk mendapat manfaat dan menghindari risikonya, pasien kanker harus mengikuti panduan aman berpuasa seperti berikut ini.

1. Konsultasi dengan dokter terlebih dahulu

konsultasi dokter

Meski sebagian pasien kanker bisa mendapatkan manfaat puasa, hal ini sebenarnya tergantung dengan kondisi kesehatan dan status gizi mereka masing-masing.

Pasien yang mengalami efek samping pengobatan kanker ataupun mengidap jenis kanker yang sudah menjalar (metastasis) ke tubuh bagian lain sebaiknya tidak melakukan puasa.

Namun, bila kondisi pasien stabil dan tidak mengalami komplikasi apa pun, mereka masih dapat menjalani ibadah puasa. Tentu saja hal ini harus dilakukan sesuai anjuran dokter.

Lakukan konsultasi medis jauh-jauh dari sebelum puasa tiba. Hal ini dapat memudahkan dokter membuat pertimbangan dan rencana puasa Anda jauh lebih matang.

2. Pastikan kebutuhan gizi terpenuhi

Supaya sistem kekebalan tubuh tetap kuat melawan sel kanker, Anda harus mencukupi asupan gizi, salah satunya dengan menerapkan diet kanker.

Aturan pada diet ini sebenarnya hampir sama dengan pola makan sehat, yakni anjuran mengonsumsi banyak buah, sayur, biji-bijian, dan kacang-kacangan yang kaya antioksidan.

Namun, pasien kanker yang melakukan puasa harus mencari cara untuk mencukupi kebutuhan tersebut hanya pada waktu berbuka hingga berakhirnya sahur. 

Ketika merencanakan diet kanker, Anda butuh arahan dari dokter onkologi atau ahli gizi khusus.

Selama berpuasa, Anda juga dilarang mengonsumsi makanan pemicu kanker, misalnya makanan tinggi gula, tinggi lemak, serta yang disajikan dengan cara dibakar.

3. Minum air putih

Pasien kanker yang berpuasa berisiko mengalami dehidrasi ringan. Hal ini perlu dihindari sebab kekurangan cairan bisa membuat sel-sel tubuh tidak bekerja sebagaimana mestinya.

Dilansir dari American Cancer Society, kebanyakan pria dewasa membutuhkan 13 gelas air per hari, sedangkan wanita dewasa membutuhkan 9 gelas air per hari. 

Supaya pasien kanker mampu memenuhi asupan cairan selama puasa, upayakan untuk minum air putih selama berbuka hingga sahur berakhir.

Anda bisa mengakali dengan minum dua gelas air putih, yakni pada saat berbuka, sebelum dan sesudah salat Tarawih, sebelum tidur, serta selama sahur.

4. Cukup tidur

orangtua lebih cepat lupa

Pasien kanker biasanya mengalami sulit tidur. Kondisi ini disebabkan berbagai faktor, entah itu karena efek samping obat kanker atau stres selama menjalani pengobatan. 

Padahal, jam tidur yang optimal dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh pada pasien kanker untuk menghindari penyebaran sel-sel kanker di dalam tubuh.

Ketika puasa, aktivitas cenderung dimulai lebih awal dan diakhiri lebih malam untuk beribadah. Hal ini membuat waktu tidur Anda berubah dan mungkin saja berkurang.

Supaya tidur tercukupi, pasien kanker harus tidur lebih awal pada malam hari. Jangan lupa juga meluangkan waktu untuk tidur sebentar pada siang hari.

5. Hindari memaksakan diri untuk puasa

Puasa Ramadan selama kurang-lebih 30 hari bisa menjadi tantangan besar bagi pasien kanker. Akan tetapi, pasien tidak boleh memaksakan diri untuk berpuasa hingga akhir. 

Apabila di tengah puasa Anda merasa tidak sehat dan bahkan gejala kanker kambuh, misalnya muncul demam dan tubuh terasa lemah, akan lebih baik untuk segera membatalkannya. 

Memaksakan diri untuk berpuasa tentu tidak akan memberikan manfaat bagi pasien kanker. Ini justru memberikan pengaruh buruk dan menghambat pengobatan. 

Oleh karena itu, pasien harus memahami betul bagaimana kondisi tubuhnya sebelum berpuasa.

Konsultasi dengan dokter tentu menjadi penting dilakukan untuk menimbang manfaat dan risiko dari ibadah puasa yang hendak Anda lakukan.

Kesimpulan

  • Puasa berpotensi menjadi pengobatan tambahan kanker melalui mekanisme autofagi.
  • Beberapa studi menunjukkan manfaat puasa untuk pasien kanker, seperti mengontrol kadar gula darah, mengaktifkan sel imun, dan meningkatkan respons pengobatan.
  • Pasien kanker perlu berkonsultasi dengan dokter onkologi atau ahli gizinya sebelum memutuskan untuk berpuasa.
  • Hindari memaksakan diri untuk mencegah kambuhnya gejala kanker yang malah bisa menghambat proses pengobatan pasien.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Cancer. (2022). Mayo Clinic. Retrieved January 22, 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cancer/symptoms-causes/syc-20370588

Benefits of good nutrition during cancer treatment. (2022). American Cancer Society. Retrieved January 22, 2024, from https://www.cancer.org/cancer/survivorship/coping/nutrition/benefits.html

How much water should I drink? (2019). American Cancer Society. Retrieved January 22, 2024, from https://www.cancer.org/cancer/latest-news/how-much-water-should-i-drink.html

8 principles of low-glycemic eating. (2014). Harvard Health. Retrieved January 22, 2024, from https://www.health.harvard.edu/healthbeat/8-principles-of-low-glycemic-eating

Lim, S. M., Mohamad Hanif, E. A., & Chin, S. (2021). Is targeting autophagy mechanism in cancer a good approach? The possible double-edge sword effect. Cell & Bioscience, 11(1). https://doi.org/10.1186/s13578-021-00570-z

Bauersfeld, S. P., Kessler, C. S., Wischnewsky, M., Jaensch, A., Steckhan, N., Stange, R., Kunz, B., Brückner, B., Sehouli, J., & Michalsen, A. (2018). The effects of short-term fasting on quality of life and tolerance to chemotherapy in patients with breast and ovarian cancer: A randomized cross-over pilot study. BMC Cancer, 18(1). https://doi.org/10.1186/s12885-018-4353-2

Bragazzi, N. L., Briki, W., Khabbache, H., Rammouz, I., Chamari, K., Demaj, T., Re, T. S., & Zouhir, M. (2016). Ramadan fasting and patients with cancer: State-of-the-Art and future prospects. Frontiers in Oncology, 6. https://doi.org/10.3389/fonc.2016.00027

Fadaka, A., Ajiboye, B., Ojo, O., Adewale, O., Olayide, I., & Emuowhochere, R. (2017). Biology of glucose metabolization in cancer cells. Journal of Oncological Sciences, 3(2), 45-51. https://doi.org/10.1016/j.jons.2017.06.002

Di Biase, S., Lee, C., Brandhorst, S., Manes, B., Buono, R., Cheng, C., Cacciottolo, M., Martin-Montalvo, A., De Cabo, R., Wei, M., Morgan, T., & Longo, V. (2016). Fasting-mimicking diet reduces HO-1 to promote T cell-mediated tumor cytotoxicity. Cancer Cell, 30(1), 136-146. https://doi.org/10.1016/j.ccell.2016.06.005

Versi Terbaru

29/01/2024

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

6 Manfaat Flavonoid, Mencegah Kanker dan Diabetes

7 Macam-Macam Kanker pada Pria yang Harus Diwaspadai


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 29/01/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan