Saat Ramadan tiba, tidak jarang pasien kanker merasakan dilema untuk menunaikan kewajiban puasa. Pasalnya, banyak pasien yang khawatir bila puasa berisiko mempengaruhi kondisinya. Lantas, apa boleh pengidap kanker berpuasa? Simak pembahasannya berikut ini.
Apakah puasa bisa mematikan sel kanker?
Puasa telah menjadi fokus penelitian karena potensinya sebagai pengobatan tambahan kanker. Namun, efek puasa terhadap kanker terbilang kontroversial.
Sejumlah studi menunjukkan bahwa puasa memicu autofagi, yaitu suatu mekanisme saat tubuh membersihkan diri dari sel-sel yang rusak dan mendaur ulangnya ke sel-sel baru yang sehat.
Salah satu penelitian yang diterbitkan oleh jurnal Cell & Bioscience (2021) menyebutkan bahwa autofagi membantu menekan pertumbuhan sel kanker selama tahap awal.
Namun, saat tumor atau kanker telah berkembang, autofagi diduga malah akan mendukung dan mempercepat penyebaran sel-sel abnormal ini.
Dengan begini, tentu masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanisme serta manfaat autofagi saat puasa dalam menangani penyakit kanker.
Manfaat puasa untuk pasien kanker
Tidak semua orang dapat menjalankan puasa dengan aman, salah satunya ialah pasien kanker.
Selain berpotensi membantu menekan perkembangan penyakit kanker dalam tubuh, beberapa studi menunjukkan adanya manfaat baik puasa untuk pasien kanker.
Puasa membuat sel-sel tubuh menggunakan insulin dengan lebih efisien. Glukosa darah yang terkontrol ini dapat mempersulit sel kanker untuk berkembang.
Kemudian, studi lain yang dimuat pada jurnal Cancer Cell (2016) menemukan kombinasi puasa dan kemoterapi mengaktifkan sel-sel imun untuk melawan kanker dalam tubuh.
Kedua metode ini diketahui meningkatkan jumlah sel progenitor limfoid umum (CLP) yang akan diubah menjadi limfosit atau sel darah putih untuk membunuh sel kanker.
Puasa yang dijalankan oleh pasien kanker juga punya potensi meningkatkan respons terhadap kemoterapi dan obat kanker lainnya sehingga efek samping yang muncul lebih ringan.
Tahukah Anda?
Panduan aman puasa untuk pasien kanker
Selama berpuasa, asupan makanan harian cenderung berkurang dan tingkat aktivitas menjadi lebih rendah. Kondisi inilah yang bisa memengaruhi kesehatan pengidap kanker.
Untuk mendapat manfaat dan menghindari risikonya, pasien kanker harus mengikuti panduan aman berpuasa seperti berikut ini.
1. Konsultasi dengan dokter terlebih dahulu
Meski sebagian pasien kanker bisa mendapatkan manfaat puasa, hal ini sebenarnya tergantung dengan kondisi kesehatan dan status gizi mereka masing-masing.
Pasien yang mengalami efek samping pengobatan kanker ataupun mengidap jenis kanker yang sudah menjalar (metastasis) ke tubuh bagian lain sebaiknya tidak melakukan puasa.
Namun, bila kondisi pasien stabil dan tidak mengalami komplikasi apa pun, mereka masih dapat menjalani ibadah puasa. Tentu saja hal ini harus dilakukan sesuai anjuran dokter.
Lakukan konsultasi medis jauh-jauh dari sebelum puasa tiba. Hal ini dapat memudahkan dokter membuat pertimbangan dan rencana puasa Anda jauh lebih matang.
2. Pastikan kebutuhan gizi terpenuhi
Supaya sistem kekebalan tubuh tetap kuat melawan sel kanker, Anda harus mencukupi asupan gizi, salah satunya dengan menerapkan diet kanker.
Aturan pada diet ini sebenarnya hampir sama dengan pola makan sehat, yakni anjuran mengonsumsi banyak buah, sayur, biji-bijian, dan kacang-kacangan yang kaya antioksidan.
Namun, pasien kanker yang melakukan puasa harus mencari cara untuk mencukupi kebutuhan tersebut hanya pada waktu berbuka hingga berakhirnya sahur.
Ketika merencanakan diet kanker, Anda butuh arahan dari dokter onkologi atau ahli gizi khusus.
Selama berpuasa, Anda juga dilarang mengonsumsi makanan pemicu kanker, misalnya makanan tinggi gula, tinggi lemak, serta yang disajikan dengan cara dibakar.