backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

5 Makanan yang Bisa Meningkatkan Risiko Kanker

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 27/12/2021

    5 Makanan yang Bisa Meningkatkan Risiko Kanker

    Penyakit kanker menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Meskipun penyebabnya belum diketahui secara pasti, ahli kesehatan menyebut beberapa jenis kanker bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Salah satu caranya yakni dengan membatasi makanan pemicu kanker. Apa saja deretan makanan yang bisa jadi penyebab meningkatnya risiko kanker? Cari tahu ulasannya berikut ini!

    Makanan penyebab risiko kanker meningkat

    Kanker dapat menyerang bagian tubuh manapun. Pada kebanyakan kasus, penyebab kanker belum diketahui secara pasti.

    Akan tetapi, umumnya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel abnormal yang dapat merusak organ maupun jaringan di sekitarnya. Itu sebabnya, sel kanker perlu diangkat dari tubuh melalui pembedahan dan diobati dengan kemoterapi atau radioterapi.

    Perubahan sel normal menjadi sel kanker dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti genetik, paparan lingkungan, dan gaya hidup. Menurut situs Better Health, kurang konsumsi sayur dan buat bisa meningkatkan risiko kanker paru, kanker prostat, dan kanker rahim.

    Para ahli berpendapat bahwa sayur dan buah kaya dengan serat, antioksidan, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan tubuh agar selalu sehat. Kekurangan nutrisi tersebut bisa jadi faktor peningkat risiko kanker pada seseorang.

    Selain pola makan tidak tepat, ada beberapa jenis makanan yang berpotensi menjadi penyebab meningkatnya risiko kanker seperti di bawah ini.

    1. Makanan asin

    Makanan kemasan snack

    Rasa asin pada makanan membuat makanan terasa lebih gurih. Sayangnya, keseringan mengonsumsi makanan tinggi garam bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Selain hipertensi, jenis makanan ini juga dikaitkan dengan penyakit kanker lambung.

    Studi pada jurnal Cancer treatment and research menyebutkan bahwa garam memiliki efek karsinogenik, yakni zat yang dapat menyebabkan pertumbuhan sel kanker pada orang yang memiliki infeksi Helicobacter pylori.

    Asupan garam berlebih dapat meningkatkan laju proliferasi, yaitu fase saat sel mengalami pengulangan siklus sel tanpa hambatan. Itu artinya, sel jadi lebih aktif dalam membelah, sehingga memungkinkan sel tumbuh atau berubah abnormal.

    Jenis makanan asin juga termasuk makanan yang diawetkan, seperti daging asap, dendeng, snack asin, dan asinan. Makanan ini cenderung tinggi garam tapi rendah nutrisi. Membatasi makanan jenis ini tidak cuma membantu menurunkan risiko kanker, tapi juga hipertensi dan penyakit jantung.

    2. Makanan yang dibakar atau dipanggang

    Ada banyak menyajikan makanan untuk santapan keluarga, salah satunya dibakar atau dipanggang. Anda bisa membakar atau memanggang ikan, ayam, dan daging sehingga rasanya jadi lebih enak.

    Meski enak, Anda perlu tahu bahwa proses pembakaran makanan dapat menghasilkan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH). Zat ini terbentuk ketika daging otot, termasuk daging sapi, babi, ikan, atau unggas, dimasak menggunakan suhu tinggi.

    Kemudian, ada juga zat HCA (amina heterosiklik) yang terbentuk ketika gula dan kreatin atau kreatinin (zat yang ditemukan dalam otot) bereaksi pada suhu tinggi. Menurut laporan National Cancer Institute, HCA dan PAH bersifat mutagenik, yakni menyebabkan perubahan DNA yang dapat meningkatkan risiko kanker.

    Kadar PAH pada makanan yang dibakar menjadi penyebab kanker akan semakin tinggi, jika makanan tersebut dibakar atau dipanggang semakin lama. Sementara kadar HCA yang ditemukan pada makanan yang dibakar cukup rendah.

    Jadi, kurangi proses penyajian makanan dengan cara ini. Anda sebaiknya perbanyak mengolah makanan dengan cara direbus atau dikukus.

    3. Daging merah

    cairan merah pada daging steak

    Mengonsumsi daging merah, seperti daging sapi atau domba bisa membantu Anda memenuhi kebutuhan protein, vitamin, dan mineral. Akan tetapi, Anda tetap perlu membatasi konsumsinya. Konsumsi daging merah secara berlebih dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal.

    Peningkatan risiko kanker ini berkaitan dengan cara pengolahan daging merah yang lebih sering dibakar. Selain itu, daging merah juga mengandung senyawa alami nitrat. Senyawa ini menurut penelitian akan berubah menjadi senyawa pemicu kanker setelah masuk ke dalam tubuh.

    Untuk mencegah hal demikian, batasi konsumsi daging merah. Tambahkan sayur maupun biji-bijian saat Anda mengonsumsinya agar nutrisi yang dikonsumsi lebih lengkap.

    4. Makanan cepat saji

    Makanan cepat saji tinggi dengan lemak, gula, juga garam yang bisa jadi penyebab kanker. Keseringan mengonsumsi makanan ini, ditambah dengan aktivitas fisik yang kurang, bisa membuat berat badan naik.

    Ketika berat badan berlebihan alias obesitas, risiko Anda terkena berbagai macam jenis kanker akan semakin meningkat. Pengidap obesitas memiliki peradangan kronis tingkat rendah di dalam tubuhnya. Seiring waktu, peradangan ini bisa memicu kerusakan DNA yang mengarah pada penyakit kanker.

    Orang dengan kondisi ini juga sering mengalami peningkatan kadar insulin dalam darah. Kondisi ini menjadi faktor risiko dari kanker ginjal atau kanker prostat.

    5. Makanan yang terkontaminasi dengan bahan kimia tertentu

    Berbagai zat kimia yang ada di lingkungan, khususnya yang digunakan oleh pabrik-pabrik, bisa masuk ke tubuh lewat pernapasan atau menyerap lewat kulit. Bahan kimia ini ternyata juga ada di makanan yang Anda konsumsi.

    Salah satunya contohnya ikan yang dikembangbiakkan di area sekitar pabrik. Air yang digunakan untuk mengembangbiakkan ikan ini bisa terkontaminasi limbah yang dihasilkan pabrik.

    Penelitian lama menunjukkan ikan lele yang terkontaminasi limbah ini bisa mengganggu kadar hormon estrogen dalam tubuh jadi pemicu kanker payudara. Oleh karena itu, makanan yang terkontaminasi bahan kimia yang tidak ditujukan untuk dimakan, seperti ikan lele bisa jadi penyebab kanker.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 27/12/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan