backup og meta

Catat, Ini 7 Makanan yang Bisa Meningkatkan Risiko Kanker

Catat, Ini 7 Makanan yang Bisa Meningkatkan Risiko Kanker

Kanker adalah salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Para ahli menyebut bahwa beberapa jenis penyakit kanker bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Salah satu caranya yakni dengan membatasi makanan penyebab kanker.

Lantas, apa saja daftar makanan yang bisa meningkatkan risiko kanker? Cari tahu di bawah ini!

Ragam makanan penyebab kanker

Dikutip dari laman Better Health, kurangnya konsumsi sayur dan buah menjadi salah satu faktor risiko kanker, mulai dari kanker paru, kanker prostat, hingga kanker rahim.

Sayur dan buah kaya akan serat, antioksidan, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan agar tubuh selalu sehat. Kekurangan zat gizi tersebut diduga meningkatkan risiko kanker pada seseorang.

Selain pola makan yang tidak tepat, ada pula beberapa jenis makanan yang berpotensi menjadi penyebab kanker. Berikut ini contohnya.

1. Makanan asin

Makanan kemasan snack

Keseringan mengonsumsi makanan tinggi garam bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Selain hipertensi, jenis makanan ini juga dikaitkan dengan penyakit kanker lambung.

Studi dalam jurnal Cancer Treatment and Research (2014) menyebutkan bahwa garam memiliki efek yang memicu pertumbuhan sel kanker pada pengidap infeksi Helicobacter pylori.

Asupan garam berlebih meningkatkan laju proliferasi sehingga sel jadi lebih aktif membelah. Hal ini yang memungkinkan sel tumbuh atau berubah secara abnormal.

Kelompok makanan asin juga mencakup berbagai makanan yang diawetkan, seperti daging asap, dendeng, ikan asin, dan asinan. Makanan karsinogenik ini cenderung tinggi garam tetapi rendah kandungan gizi.

2. Makanan yang dibakar atau dipanggang

Proses pembakaran dan pemanggangan makanan dapat menghasilkan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH). Zat ini terbentuk saat daging dimasak menggunakan suhu tinggi.

Selanjutnya, ada juga zat amina heterosiklik (HCA) yang terbentuk saat gula dan kreatini (zat yang ditemukan dalam otot) bereaksi pada suhu tinggi. 

Menurut laporan National Cancer Institute, HCA dan PAH bersifat mutagenik, yaitu bisa memicu perubahan DNA yang meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker.

Pada umumnya, kadar PAH pada makanan yang dibakar akan makin tinggi bila makanan tersebut diproses dalam waktu lebih lama.

3. Daging merah

cairan merah pada daging steak

Mengonsumsi daging merah, seperti daging sapi, kambing, atau domba dapat membantu Anda memenuhi kebutuhan protein, vitamin, dan mineral harian.

Namun, Anda tetap harus membatasi konsumsinya. Konsumsi jenis makanan ini secara berlebihan dapat meningkatkan risiko tumor ganas pada usus besar.

Makan daging merah sendiri tidak secara langsung menjadi penyebab tumor maupun kanker, tetapi peningkatan risiko kanker dari makanan ini berkaitan dengan cara mengolah daging yang lebih sering dibakar. 

Daging merah dan olahannya, seperti sosis atau kornet, juga mengandung nitrat. Menurut studi, senyawa alami ini akan berubah menjadi karsinogen setelah masuk ke dalam tubuh.

4. Makanan cepat saji

Keseringan makan makanan cepat saji alias fast food yang cenderung tinggi lemak, gula, serta garam berpotensi membuat seseorang mengalami kelebihan berat badan hingga obesitas.

Kondisi ini pada akhirnya juga meningkatkan risiko Anda untuk terkena berbagai macam jenis kanker. 

Orang dengan obesitas mengalami peradangan kronis tingkat rendah dalam tubuhnya. Seiring waktu, peradangan ini bisa memicu kerusakan DNA yang mengarah pada penyakit kanker.

Tidak hanya itu, pengidap kondisi ini juga kerap mengalami peningkatan kadar insulin di dalam darah. Ini merupakan faktor risiko dari kanker ginjal dan kanker prostat.

5. Makanan yang terkontaminasi bahan kimia tertentu

Zat kimia berbahaya di lingkungan bisa masuk ke dalam tubuh dari makanan yang Anda konsumsi. Salah satunya contohnya dari ikan yang dikembangbiakkan di area sekitar pabrik. 

Air yang digunakan untuk mengembangbiakkan ikan ini bisa saja terkontaminasi limbah pabrik.

Penelitian dari University of Pittsburgh menemukan bahwa konsumsi ikan lele yang terkontaminasi limbah bisa mengganggu kadar estrogen sehingga meningkatkan risiko kanker payudara. 

Oleh sebab itu, sebisa mungkin hindarilah makanan karsinogenik yang terkontaminasi bahan kimia berbahaya agar tidak menjadi pemicu kanker.

6. Susu dan produk olahan susu

produk olahan susu

Susu dikenal sebagai salah satu minuman yang baik untuk kesehatan. Sumber kalsium ini baik untuk mendukung pertumbuhan tulang dan gigi manusia.

Namun, sebuah studi dalam European Journal of Nutrition (2022) menemukan bahwa susu dan produk olahannya, seperti keju dan yoghurt, dapat meningkatkan risiko kanker prostat.

Dijelaskan bahwa konsumsi produk olahan susu mampu meningkatkan kadar insulin-like growth factor 1 (IGF-1). Hal ini dapat meningkatkan laju proliferasi dari sel kanker prostat.

7. Alkohol

Saat Anda mengonsumsi minuman beralkohol, hati alias liver akan memecah alkohol menjadi asetaldehida. Senyawa ini dikenal sebagai zat pemicu kanker atau karsinogen.

Di dalam tubuh, senyawa asetaldehida dapat menyebabkan stres oksidatif dan kerusakan DNA.

Asetaldehida juga dapat memengaruhi kerja sistem kekebalan sehingga tubuh kesulitan untuk melawan sel prakanker (sel kanker yang tengah berkembang).

Pada tubuh wanita, konsumsi alkohol berlebih juga meningkatkan kadar estrogen dalam tubuh. Hal ini berkaitan dengan meningkatnya risiko kanker payudara.

Daftar makanan di atas pada dasarnya bukan penyebab langsung penyakit kanker, tetapi bisa meningkatkan risiko Anda untuk terkena penyakit ini.

Selain membatasi atau menghindari makanan tersebut, Anda juga bisa memilih mengonsumsi makanan pencegah kanker untuk menurunkan risikonya.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

List of classifications. (n.d.). IARC Monographs on the Identification of Carcinogenic Hazards to Humans. Retrieved May 14, 2024, from https://monographs.iarc.who.int/list-of-classifications

Cancer and food. (2023). Better Health Channel. Retrieved May 14, 2024, from https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/cancer-and-food

Could eating fish increase your risk of cancer? (2022). Harvard Health. Retrieved May 14, 2024, from https://www.health.harvard.edu/blog/could-eating-fish-increase-your-risk-of-cancer-202207262789

Can I get cancer from eating red meat? (2020). Cleveland Clinic. Retrieved May 14, 2024, from https://health.clevelandclinic.org/link-red-meat-cancer-need-know

Red meat and bowel cancer risk. (2022). NHS UK. Retrieved May 14, 2024, from https://www.nhs.uk/live-well/eat-well/food-guidelines-and-food-labels/red-meat-and-the-risk-of-bowel-cancer/

Chemicals in meat cooked at high temperatures and cancer risk. (2017). National Cancer Institute. Retrieved May 14, 2024, from https://www.cancer.gov/about-cancer/causes-prevention/risk/diet/cooked-meats-fact-sheet

Obesity and cancer. (2022). National Cancer Institute. Retrieved May 14, 2024, from https://www.cancer.gov/about-cancer/causes-prevention/risk/obesity/obesity-fact-sheet

Romo Ventura, E., Konigorski, S., Rohrmann, S., Schneider, H., Stalla, G. K., Pischon, T., Linseisen, J., & Nimptsch, K. (2020). Association of dietary intake of milk and dairy products with blood concentrations of insulin-like growth factor 1 (IGF-1) in Bavarian adults. European journal of nutrition, 59(4), 1413–1420. https://doi.org/10.1007/s00394-019-01994-7

Ratna, A., & Mandrekar, P. (2017). Alcohol and Cancer: Mechanisms and Therapies. Biomolecules, 7(3), 61. https://doi.org/10.3390/biom7030061

D’Elia, L., Galletti, F., & Strazzullo, P. (2014). Dietary salt intake and risk of gastric cancer. Cancer treatment and research, 159, 83–95. https://doi.org/10.1007/978-3-642-38007-5_6

Versi Terbaru

15/05/2024

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Hati-Hati, Kebiasaan Ini Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Kulit

Penyebab Kanker Lambung (Perut) dan Faktor Risikonya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 15/05/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan