backup og meta

Cara Mendeteksi dan Mengetahui Stadium Kanker Usus Besar dan Rektum (Kolorektal)

Cara Mendeteksi dan Mengetahui Stadium Kanker Usus Besar dan Rektum (Kolorektal)

Penyakit kanker kolorektal (kanker usus besar/kolon dan atau rektum) masuk dalam daftar jenis kanker yang menyebabkan kematian terbesar di dunia, menurut WHO tahun 2018. Tingginya angka kematian kemungkinan besar disebabkan oleh terlambatnya deteksi kanker usus besar dan rektum sehingga baru diketahui ketika kanker memasuki stadium lanjut. Lantas, seperti apa tes untuk menegakkan diagnosis kanker kolorektal? Kemudian, apakah kanker usus besar dan rektum stadium 4 bisa sembuh?

Pentingnya deteksi dini kanker usus besar dan rektum

kanker kolorektal

Sekitar 36,1% pasien kanker usus besar dan rektum yang datang ke rumah sakit sudah masuk stadium IV. Sementara pasien yang datang dengan kondisi masih stadium 0-1 hanya sekitar 3,4%.

Padahal deteksi dini menjadi kunci dalam menurunkan kasus kanker kolorektal, menurut dr. Abdul Hamid Rochanan, Sp.B-KBD, M.Kes, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Digestif Indonesia (IKABDI) saat ditemui pada diskusi media yang diprakarsai oleh Cancer Information & Support Center (CISC).

Hal senada juga disampaikan oleh dr. Ronald A. Hukom, MHSc, SpPD-KHOM, ahli penyakit dalam dan onkologi medik RS Kanker Dharmais, Jakarta.

“Kanker kolorektal (usus besar/kolon dan rektum) termasuk penyakit yang Anda deteksi secara dini lewat tes feses. Oleh karenanya, wajin memeriksakan diri jika Anda berisiko tinggi,” jelas dr. Ronald saat ditemui di kesempatan yang sama.

Deteksi kanker usus besar dan rektum lebih dini, meningkatkan persentase pasien untuk sembuh dari penyakit ini. Alasannya, karena kanker belum menyebar dan merusak jaringan maupun organ sehat di sekitarnya sehingga memudahkan pengobatan untuk mengangkat dan mematikan sel kanker.

Tes untuk deteksi dan diagnosis kanker usus besar dan rektum

Mendeteksi kanker sejak dini

Guna mendeteksi, menegakkan diagnosis, mengetahui stadium dan mungkin penyebab dari kanker kolorektal, dokter akan meminta Anda untuk melakukan beberapa tes kesehatan. Dilansir dari situs American Cancer Society, tes kesehatan untuk diagnosis kanker usus besar dan rektum, meliputi:

1. Tes fisik dan riwayat kesehatan

Pada tes ini dokter akan menanyakan apa saja gejala kanker usus besar dan rektum yang mungkin Anda alami dan berapa lama dirasakan. Tes akan dilanjutkan dengan pemeriksaan pembengkakan di perut atau colok anus, yakni dokter memasukkan jari ke dalam rektum untuk merasakan adanya pertumbuhan jaringan abnormal.

Kemudian, dokter juga akan melihat adanya kemungkinan faktor risiko, termasuk riwayat kesehatan anggota keluarga.

2. Tes feses

Tes deteksi dan diagnosis kanker usus besar dan rektum selanjutnya adalah tes feses. Pada tes ini, dokter akan memeriksa adanya darah yang tidak terlihat dengan mata telanjang (okultisme). Anda akan diminta untuk mengumpulkan 1-3 sampel tinja setiap hari.

3. Tes darah

Penderita kanker yang menyerang sistem pencernaan rentan mengalami anemia (kekurangan sel darah merah). Jadi, pada tes ini dokter akan mengukur kadar sel darah merah. Selain itu, tes darah juga dilakukan untuk melihat fungsi hati karena kanker kolorektal dapat menyebar ke organ tersebut.

Terakhir, tes darah dapat menunjukkan penanda sel kanker kolorektal, yakni tingginya antigen karsinoembrionik (CEA) dan CA 19-9 dalam darah.

4. Kolonoskopi dan proktoskopi

Kolonoskopi adalah tes deteksi kanker dengan melihat kondisi usus besar dan rektum menggunakan kolonoskop yang dilengkapi kamera perekam di ujungnya.

Jika dokter menduga kanker ada pada rektum, dokter akan merekomendasikan tes proktoskopi, yakni memasukkan protoskop melalui anus. Lewat tes ini dokter dapat menentukan lokasi kanker dan ukurannya.

5. Biopsi

Saat kolonoskopi dilakukan dan dokter menemukan jaringan mencurigakan, dokter akan melakukan biopsi. Biopsi adalah tes diagnosis kanker dengan mengambil jaringan sebagai sampel untuk diperiksa lebih dalam di laboratorium.

6. Tes pencitraan

Tes deteksi kanker usus besar (kolon) dan rektum selanjutnya adalah tes pencitraan, meliputi CT scan, USG perut, rontgen dada, USG endorektal (transduser dimasukkan ke dalam rektum), dan USG intraoperatif (transduser ditempatkan di atas permukaan hati).

Tujuan dari tes ini adalah untuk melihat kondisi usus besar, rektum, dan mengetahui sampai mana sel kanker telah menyebar.

Mengenal stadium kanker kolorektal (usus besar/rektum)

perbedaan kanker ovarium dan kista ovarium

Mengikuti tes kesehatan di atas memudahkan dokter untuk menentukan stadium kanker kolorektal. Dalam hal ini, ada beberapa istilah yang digunakan, yaitu T (tumor), N (lymph nodes/ kelenjar getah bening), dan M (metastatis/penyebaran kanker).

Lebih jelasnya, perhatikan beberapa contoh istilah yang digunakan dalam penentuan diagnosis kanker kolorektal:

  • Stadium 1 T1/T2 N0 M0: kanker tumbuh melalui mukosa muskularis ke dalam submukosa (T1), atau tumbuh ke muskularis propia (T2), belum menyebar ke kelenjar getah bening (N0) atau area lain (M0).
  • Stadium 2A T3 N0 M0: kanker tumbuh ke lapisan terluar kolon, tapi belum menembus rektum (T3), belum menyebar ke kelenjar getah bening (N0), atau area lain (M0).
  • Kemudian, kolorektal stadium 3B T1/T2 N2b M0: kanker telah tumbuh dari mukosa ke submukosa (T1) atau tumbuh di muskularis propia (T2), telah menyebar ke 7 atau lebih kelenjar getah bening (N2b), tapi belum ke area lain yang jauh (M0).
  • Kanker kolorektal stadium 4 any T any N M1a: kanker tidak tumbuh di dinding kolon atau rektum (any T), tidak menyebar ke kelenjar getah bening (any N), tapi menyebar ke hati, paru, atau kelenjar getah bening yang jauh (M1a).

Apakah kanker kolorektal (usus besar/rektum) stadium 4 bisa sembuh?

diagnosis dan cara mendeteksi kanker ovarium

Kanker usus besar (kolon) dan rektum stadium 1,2, dan 3 yang belum parah bisa sembuh dengan pengobatan. Namun, sebagian kanker usus besar (kolon) stadium 3 yang sudah parah dan stadium 4 tidak bisa sembuh.

Meski begitu, pasien tetap perlu menjalani pengobatan kanker kolorektal. Tujuannya, untuk meringankan gejala, memperlambat penyebaran sel kanker, dan tentunya membuat kualitas hidup pasien jadi lebih baik.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Cancer. (2018, September 12). WHO | World Health Organization. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/cancer [Accessed on August 10th, 2020]

Berdasarkan hasil wawancara dengan  dr. Abdul Hamid Rochanan, Sp.B-KBD, M.Kes, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Digestif Indonesia (IKABDI), di Hong Kong Cafe, Jakarta Pusat di acara Penatalaksanaan Kanker di Era BPJS Kesehatan pada 15/07/2019.

Berdasarkan hasil wawancara dengan dr. Ronald A. Hukom,MHSc, SpPD-KHOM- Ahli penyakit dalam dan onkologi medik RS Kanker Dharmais di Hong Kong Cafe, Jakarta Pusat di acara Penatalaksanaan Kanker di Era BPJS Kesehatan pada 15/07/2019.

 

Versi Terbaru

09/11/2021

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

5 Cara Mencegah Kanker Kolorektal (Usus Besar dan Rektum)

5 Jenis Obat Herbal yang Berpontensi Mengobati Kanker Kolorektal


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 09/11/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan