Pada beberapa orang, penyebab meningkatkan risiko kanker usus besar atau rektum adalah polip. Polip merupakan gumpalan kecil yang terbentuk di usus besar, rektum, maupun bagian tubuh lain. Salah satu jenis polip, yakni polip adenomatosa berisiko tinggi berubah menjadi kanker jika ukurannya melebihi 1 cm.
Selain polip usus, risiko penyakit kanker ini juga cukup tinggi pada orang yang sebelumnya pernah memiliki kanker kolorektal. Terutama, pada pasien yang mengalami penyakit di usia muda.
Bukan hanya riwayat penyakit yang Anda alami, risikonya juga meningkat bila ada anggota keluarga yang terkena penyakit tersebut.
3. Punya diabetes

Diabetes dijuluki sebagai ibu dari semua penyakit. Alasannya, karena penyakit yang menyebabkan kadar gula darah pada seseorang tidak terkontrol ini dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit. Mulai dari penyakit jantung, gangguan ginjal, hingga kanker.
Dalam studi yang diterbitkan pada Diabetes Spectrum, diabetes jadi penyebab meningkatnya risiko kanker usus besar maupun rektum karena menyebabkan peradangan yang bisa merusak DNA sel. Ini karena dipengaruhi oleh resistensi insulin yang terjadi dalam tubuh penderitanya.
4. Pernah mengalami radang usus

Selain polip, penyebab tingginya risiko kanker yang menyerang usus besar atau rektum bisa juga berasal dari adanya peradangan di area tersebut. Contohnya, penyakit kolitis ulserativa atau penyakit Crohn. Orang dengan dua kondisi ini, dalam jangka panjang akan mengalami displasia.
Displasia adalah istilah medis yang menggambarkan sel-sel di lapisan usus besar atau rektum terlihat tidak normal, namun belum bisa disebut kanker. Dalam jangka waktu tertentu, sel-sel tersebut bisa berubah menjadi kanker.
5. Sindrom kanker genetik

Menurut American Cancer Society, sekitar 5% kasus kanker kolorektal disebabkan oleh sindrom kanker yang diturunkan oleh keluarga. Sindrom kanker keluarga yang menjadi penyebab tingginya risiko kanker usus besar atau rektum, antara lain:
Sindrom Lynch
Sindrom ini menyebabkan risiko terkena kanker usus besar atau rektum sekitar 80 persen sepanjang hidupnya. Kelainan pada orang yang berisiko kanker usus besar ini disebabkan karena adanya gen cacat bawaan, yakni MLH1 atau MSH2.
Selain kanker usus besar dan rektum, orang dengan sindrom ini juga rentan terkena kanker ovarium, kanker perut, kanker ginjal, dan kanker payudara.
Poliposis adenomatosa familial (FAP)
Sindrom ini disebabkan oleh mutasi pada gen APC yang diwarisi orangtua. FAP menyebabkan seseorang memiliki ratusan bahkan ribuan polip di usus besar dan rektumnya, yang umumnya di mulai dari usia 10 hingga 12 tahun.
Pada usia 40 tahun, hampir semua orang dengan FAP mengalami kanker kolorektal. FAP dibagi menjadi beberapa jenis, yakni sindrom gardner dan sindrom turcot. Selain kanker usus besar, keduanya juga dapat memicu jenis kanker lain dalam tubuh.
Sindrom langka lainnya
Ada banyak jenis gen mutasi yang menjadi penyebab kanker kolorektal, yakni gen STK11 yang mengarah pada sindrom Peutz-Jeghers (PJS) dan gen MYH yang mengarah pada sindrom MYH-associated polyposis (MAP).
PJS menyebabkan seseorang memiliki banyak polip kecil di saluran cerna. Sementara, MAP menyebabkan polip berukuran lebih besar di saluran cerna.
6. Obesitas dan kurang aktivitas fisik

Obesitas menjadi salah satu penyebab tingginya risiko kanker usus besar dan rektum pada seseorang. Bahkan, mempersulit proses pengobatannya sehingga pasien kanker diwajibkan menjaga berat badannya tetap ideal.
Meningkatnya risiko kanker pada seseorang akibat obesitas disebabkan oleh peradangan. Kelebihan berat badan dapat memicu terjadinya peradangan dalam tubuh yang nantinya bisa merusak DNA sel. Selain berat badan orang yang malas bergerak juga memiliki peningkatan risiko kanker.
7. Pola makan buruk

Makanan bisa menjadi salah satu penyebab meningkatkan risiko kanker usus besar atau rektum. Tepatnya, makanan yang mengandung bahan karsinogenik, salah satunya daging sapi atau kambing yang dibakar.
Meski begitu, risikonya bisa Anda kendalikan dengan mengurangi konsumsi makanan yang dibakar. Selain itu, konsumsi sayur, buah, dan biji-bijian juga bisa membuat risiko kanker jadi semakin tinggi.
8. Merokok dan punya kebiasaan minum alkohol

Sama seperti makanan yang dibakar, alkohol dan rokok juga mengandung zat karsinogenik. Zat tersebut bisa memicu peradangan dan membuat sel-sel di dalam tubuh menjadi abnormal.
Bukan hanya pada perokok aktif, risiko kanker pada sistem pencernaan ini juga meningkat pada orang yang tidak merokok namun ikut menghirup asap pembakaran rokok. Sementara pada alkohol, risiko kanker akan meningkat jika dikonsumsi dalam jangka panjang dan jumlah yang banyak.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar