backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Berbagai Obat dan Pengobatan Kanker Kolorektal (Usus Besar dan Rektum)

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 19/01/2022

    Berbagai Obat dan Pengobatan Kanker Kolorektal (Usus Besar dan Rektum)

    Kanker yang menyerang usus besar (kolon) dan atau rektum dikenal dengan kanker kolorektal. Penyakit kanker ini bisa berujung kematian jika tidak ditangani dengan baik. Pasalnya, sel kanker bisa menyebar dan mematikan jaringan sehat di sekitarnya. Untungnya, tersedia beragam obat dan pengobatan yang bisa meredakan gejala usus besar (kolon) dan rektum dan mematikan sel kanker tersebut.

    Obat dan jenis-jenis pengobatan kanker kolorektal

    Meskipun dapat menyebabkan kematian, pasien kanker usus besar atau rektum sebenarnya bisa sembuh dari penyakit ini. Terutama jika diagnosis kanker usus dilakukan pada stadium awal atau belum menyerang organ vital di sekitarnya.

    Penyembuhan kanker kolorektal (usus besar/kolon dan rektum) ini bisa meliputi penggunaan obat-obatan maupun prosedur medis lainnya. Mari bahas satu per satu pengobatan kanker yang menyerang sistem pencernaan berikut ini.

    1. Kemoterapi

    Kemoterapi adalah salah satu cara mengobati kanker usus besar dan rektum dengan terapi obat-obatan penghancur sel kanker.

    Kemoterapi bisa didapatkan dengan berbagai cara, yakni dimasukkan langsung ke dalam aliran darah melalui suntikan ke pembuluh vena atau diminum. Bisa juga diberikan langsung ke dalam arteri yang mengarah ke bagian tubuh yang terkena tumor.

    Obat kemoterapi bekerja untuk menyerang sel yang membelah dengan cepat sehingga cukup ampuh melawan sel kanker. Dilansir American Cancer Society, beberapa jenis obat yang umumnya digunakan dalam kemoterapi untuk kanker usus besar dan rektum, meliputi:

    • 5-Fluorourasil (5-FU)

    Fluorouracil adalah obat kemoterapi yang bekerja sebagai antimetabolit yang mirip dengan molekul tubuh normal, tapi memiliki struktur yang sedikit berbeda. Perbedaan tersebut dapat menghentikan kerja sel kanker dan memperbaiki DNA.

  • Irinotecan
  • Irinotecan merupakan obat yang digunakan untuk kemoterapi kanker usus besar dan rektum, yang cara kerjanya mengganggu pertumbuhan dan penyebaran sel kanker.

    Oxaliplatin yang disebut Eloxatin ini bisa menghentikan sel kanker yang akan membelah menjadi sel kanker baru dan membunuhnya.

    Capecitabine yang dikenal juga dengan Xeloda bekerja seperti Fluorourasil, yakni menghentikan sel kanker dan memperbaiki DNA.

    Kemoterapi untuk kanker usus dapat menimbulkan efek samping yang beragam, bergantung jenis obat dan seberapa lama obat digunakan.

    Efek samping yang umumnya terjadi meliputi rambut rontok, luka di mulut, mual dan muntah, diare, mudah memar dan infeksi, tubuh kelelahan parah serta mengalami kerusakan saraf.

    2. Operasi kanker

    operasi kanker usus besar

    Cara mengatasi kanker kolorektal (usus besar/kolon atau rektum) selanjutnya adalah operasi. Prosedur medis ini merupakan pengobatan utama untuk kanker kolorektal stadium awal. Oleh karena itu, kemungkinan besar tidak ada pengobatan kanker untuk usus besar dan rektum tanpa operasi, sekalipun pasien diberi obat.

    Tujuan dari pengobatan ini adalah mengangkat sel kanker yang telah membentuk tumor di tubuh. Namun, pembedahan akan disesuaikan jenis dengan stadium kanker yang dimiliki pasien dan lokasinya.

    Berikut ini beberapa jenis pembedahan yang dilakukan sebagai cara menyembuhkan kanker usus besar dan rektum:

    • Polipektomi dan eksisi lokal

    Kanker kolorektal stadium awal dan polip abnormal dapat diatasi dengan polipektomi. Polipektomi sendiri adalah prosedur medis dengan menggunakan tabung fleksibel yang dilengkapi kamera yang dimasukkan lewat rektum hingga mencapai ke usus besar.

    Selain itu, dokter mungkin akan merekomendasikan eksisi lokal. Prosedur ini menggunakan alat kolonoskop untuk mengangkat tumor kecil di lapisan usus bersama dengan sedikit jumlah jaringan sehat di sekitarnya. Kemudian, potongan sel kanker di usus akan dikeluarkan dari tubuh dan diberikan obat pereda nyeri.

    • Kolektomi

    Kolektomi adalah operasi untuk mengangkat seluruh atau sebagian usus besar, kadang kelenjar getah bening di dekatnya juga diangkat. Pengobatan kanker usus ini dilakukan dengan dua cara, yakni melalui satu sayatan panjang di perut (kolektomi terbuka) dan menggunakan laparoskopi dengan sayatan kecil.

    Bila tumor di usus menyebabkan penyumbatan, dokter akan memasang stent (logam berlubang atau tabung plastik) ke dalam usus besar sebelum operasi dilakukan. Tujuannya, untuk menjaga usus besar tetap terbuka dan mengurangi penyumbatan. Namun bila stent tidak dapat dipasang, operasi pada usus besar harus segera dilakukan.

    • Reseksi transanal lokal dan bedah mikro endoskopi transanal

    Perawatan pada kanker rektum ini biasanya dilakukan ketika ukuran tumor relatif kecil dan lokasinya tidak berjauhan dengan anus. Ahli bedah akan memberikan obat bius, kemudian memotong semua lapisan yang terkena kanker dan menutupnya kembali.

    Jika prosedur di atas tidak memungkinkan, ahli bedah akan memilih bedah mikro endoskopi transanal. Sebuah alat khusus akan dipasang melalui anal dan masuk ke dalam area rektum.

    • Reseksi anterior rendah (LAR) dan proktektomi

    Kanker kolorektal stadium 1,2, dan 3 sebagian besar diatasi dengan prosedur LAR, yakni pengangkatan rektum yang mengandung sel kanker. Kemudian, usus besar akan disambungkan langsung ke sisa rektum yang sehat.

    Jika cara tersebut tidak memungkinkan, dokter akan merekomendasikan proktektomi, yakni pengangkatan rektum sekaligus kelenjar getah bening di dekat rektum.

    • Reseksi abdominoperineal (APR)

    Operasi kanker usus besar ini melibatkan prosedur LAR, dengan membuat sayatan di perut atau sekitar anus yang sebelumnya pasien disuntikkan obat bius.

    Prosedur ini dilakukan jika kanker sudah menyerang otot sfingter dan otot levator, yakni otot yang menjaga anus tetap tertutup dan mencegah feses bocor keluar serta mengontrol aliran urine.

    Pascaoperasi kanker usus besar dan rektum ini, Anda mungkin perlu menjalani opname beberapa hari dan mengikuti perawatan pemulihan selama 3-6 minggu di rumah.

    3. Radioterapi

    radioterapi terapi radiasi adalah

    Radioterapi menjadi pilihan pengobatan kanker kolon dan rektum selain kemoterapi. Tujuannya, untuk mengecilkan tumor dan membunuh sel kanker yang masih tersisa. Perawatan kanker usus besar ini bisa dilakukan sebelum operasi atau sesudahnya.

    Pengobatan yang mengandalkan sinar X-ray ini dapat menimbulkan efek samping, seperti iritasi kulit, diare, nyeri saat buang air besar, dan inkontinensia usus (kebocoran usus) serta masalah kandung kemih.

    4. Terapi target

    pasien kanker terinfeksi covid-19

    Selain kemoterapi, pengobatan kanker usus yang berfokus pada obat-obatan adalah terapi target. Terapi ini menargetkan untuk mengganggu pembentukan pembuluh darah yang mengalir ke tumor dan protein yang membantu pertumbuhan kanker.

    Contoh obat yang umumnya digunakan pada terapi target untuk kanker kolorektal adalah:

    • Bevacizumab (Avastin).
    • Ramucirumab (Cyramza).
    • Ziv-aflibercept (Zaltrap).
    • Cetuximab (Erbitux).
    • Panitumumab (Vectibix).
    • Regorafenib (Stivarga).

    Obat ini diberikan lewat suntikan ke pembuluh darah vena, setiap 2-3 minggu sekali. Dalam banyak kasus, dikombinasikan dengan obat kemoterapi pada pasien kanker usus stadium 4. Namun, pengobatan ini juga menimbulkan efek samping seperti kelelahan, sakit kepala, penurunan jumlah sel darah putih, dan diare.

    5. Imunoterapi

    kanker darah myeloma

    Imunoterapi adalah pengobatan kanker yang difokuskan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan menghancurkan sel kanker lebih baik. Pada penyakit kanker usus dan rektum, obat yang digunakan dalam imunoterapi adalah:

    • Immune checkpoint inhibitors

    Obat ini diberikan pada pasien yang tumornya masih terus berkembang walaupun sudah dilakukan kemoterapi.

    • PD-1 inhibitors

    Obat yang terdiri dari Pembrolizumab (Keytruda) dan nivolumab (Opdivo) ini membantu sel T agar tidak menyerang sel lain tubuh, dan hanya menyerang sel kanker.

    • Penghambat CTLA-4

    Obat ini meningkatkan respons sistem imun dengan memblokir protein CTLA-4 yang membantu perkembangan kanker.

    Efek samping yang umum terjadi pada pengobatan imunoterapi untuk kanker usus dan rektum ini adalah kelelahan, diare, ruam kulit, dan gatal-gatal.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 19/01/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan