backup og meta

6 Jenis Obat Kanker Serviks yang Umum Digunakan

6 Jenis Obat Kanker Serviks yang Umum Digunakan

Kanker serviks atau dikenal juga kanker leher rahim termasuk salah satu ancaman bagi kaum hawa. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, kurang lebih ada sekitar 15.000 wanita didiagnosis kanker serviks setiap tahunnya. Konsumsi obat kanker serviks merupakan salah satu langkah pengobatan kanker serviks yang penting. Lantas, apa saja obat untuk membantu perawatan kanker serviks?

Daftar obat kanker serviks

Pemberian obat dalam pengobatan kanker leher rahim tidak bisa sembarangan. Bukan seperti obat sakit flu dan batuk yang bisa Anda beli dengan bebas di apotek, obat kanker serviks harus diberikan atas saran dokter.

Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk segera melakukan deteksi dini, seperti pap smear atau pemeriksaan IVA,  jika mengalami berbagai gejala kanker serviks.

Jika Anda didiagnosis mengalami kanker serviks, dokter bisa menyarankan berbagai jenis pengobatan. Sebaliknya, jika tidak, Anda bisa melakukan berbagai pencegahan terhadap kanker serviks.

Obat untuk kanker serviks dapat berbentuk obat oral maupun infus. Pemberiannya pun bisa digabung dengan pengobatan kanker serviks atau perawatan lain, seperti kemoterapi, imunoterapi (terapi imun), ataupun terapi target.

Berikut daftar obat yang biasa diberikan selama pengobatan kanker serviks:

1. Avastin

kemoterapi adalah

Avastin (bevacizumab) adalah salah satu obat yang bertugas menghambat pertumbuhan serta penyebaran sel kanker di dalam tubuh.

Obat ini bekerja dengan cara menghambat aliran darah ke tumor penyebab kanker serviks, sekaligus memperlambat pertumbuhan tumor tersebut.

Melalui obat ini, sel kanker diharapkan sulit berkembang karena lambatnya aliran darah pembawa nutrisi untuk pertumbuhan sel kanker.

Dokter dapat memberikan obat ini melalui infus agar langsung masuk ke pembuluh darah vena. Jumlah dosis dan lama waktu pemberian obat ini biasanya didasarkan pada berat badan, kondisi medis yang Anda alami, serta respons tubuh terhadap pengobatan sebelumnya.

Dokter biasanya akan menentukan kapan jadwal pemberian obat, tapi Avastin biasanya dapat diberikan setiap dua atau tiga minggu sekali.

Mual, pusing, berkeringat, sakit kepala, sesak napas, ataupun nyeri dada adalah beberapa efek samping yang sebaiknya Anda informasikan ke dokter.

2. Cisplatin

efek kemoterapi terhadap kesuburan

Cisplatin merupakan obat kemoterapi yang bisa digunakan dalam perawatan berbagai jenis kanker, termasuk kanker serviks. Obat ini bekerja dengan cara menghambat perkembangan dan penyebaran sel kanker di dalam tubuh.

Pemberian obat ini dilakukan dengan menyuntikkan langsung ke pembuluh darah vena melalui infus. Obat ini hanya bisa diberikan dengan bantuan dokter dan tim medis.

Sebelum menerima obat ini, Anda akan diberikan cairan infus terlebih dulu selama sekitar 8-12 jam. Setelah berhasil masuk ke dalam tubuh, cisplatin kemudian bergabung bersama cairan tubuh lainnya seperti urine, feses, dan muntah.

Hindari membiarkan cairan tubuh tersebut bersentuhan langsung dengan tangan atau permukaan lain, setidaknya selama kurang lebih 48 jam.

Walau kerap digunakan sebagai obat kemoterapi untuk kanker leher rahim, tidak semua orang bisa mendapatkan obat yang satu ini. Sampaikan pada dokter jika Anda mengalami penyakit hati, atau pernah mendapatkan obat kanker leher rahim sebelumnya.

Obat cisplatin yang ditujukan sebagai perawatan kanker serviks ini juga tidak dianjurkan untuk diberikan pada pasien penyakit ginjal, masalah pada sumsum tulang belakang, dan gangguan pendengaran.

3. Pembrolizumab

efek kemoterapi dalam pengobatan kanker

Hampir sama seperti obat kanker serviks lainnya, pembrolizumab juga bertugas untuk membantu memperlambat pertumbuhan serta penyebaran sel kanker pada tubuh.

Selain itu, pembrolizumab bisa meningkatkan respons kekebalan tubuh terhadap serangan sel-sel kanker.

Mengutip laman NIH National Cancer Institute, obat ini biasanya diberikan pada pasien kanker serviks yang kondisinya semakin memburuk selama atau setelah kemoterapi.

Pembrolizumab umumnya ditujukan untuk pengobatan kanker serviks yang tumbuh kembali setelah kemoterapi dan pemulihan dari kanker serviks, juga untuk yang sudah menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Dokter dan tim medis akan memberikan obat ini ke dalam pembuluh darah melalui bantuan infus. Pemberian obat ini akan terus dilakukan sampai perkembangan penyakit dirasa sudah cukup membaik.

4. Topotecan

obat kemoterapi kanker tenggorokan

Pilihan obat kanker serviks lainnya yang bisa diberikan dokter adalah topotecan. Di samping kanker serviks, obat topotecan juga dapat membantu perawatan jenis kanker lainnya, seperti kanker ovarium dan kanker paru.

Obat ini bertugas mematikan sel-sel kanker ataupun menghambat perkembangannya. Topotecan umumnya diberikan oleh dokter setelah obat kanker serviks lainnya dirasa kurang membuahkan hasil.

Ada dua cara konsumsi obat topotecan, yakni diminum langsung (oral) dan disuntikkan melalui infus. Jika obat ini berbentuk kapsul atau diminum langsung, aturan minumnya sebanyak satu kali dalam sehari.

Patuhi aturan minum obat ini. Apabila tanpa atau sengaja Anda memuntahkan kembali obat ini, jangan minum kembali di hari yang sama. Anda baru boleh meminumnya keesokan hari atau di jadwal minum obat selanjutnya.

Sementara itu, topotecan infus diberikan dengan bantuan dokter atau tim medis. Selama prosesnya, obat ini disuntikkan ke pembuluh darah vena selama sekitar 30 menit.

5. Carboplatin

pengobatan kanker darah

Jenis obat kanker serviks lainnya yang juga dapat diberikan dokter adalah carblopatin. Fungsi obat ini adalah untuk menghambat perkembangan serta penyebaran sel kanker di dalam tubuh.

Pemberian obat ini dilakukan oleh dokter dan tim medis, dengan memasukkan ke dalam pembuluh vena melalui injeksi infus.

Umumnya, pengobatan kanker serviks dengan carboplatin tidak dianjurkan untuk diberikan lebih dari sekali dalam kurun waktu 4 minggu. Ini karena ada efek samping obat carboplatin yang dapat menurunkan sel darah di dalam tubuh.

Padahal, sel darah ini seharusnya membantu tubuh untuk melawan serangan infeksi, sekaligus membantu proses pembekuan darah. Alhasil, carboplatin yang diberikan di luar aturannya dapat membuat Anda lebih mudah berdarah saat mengalami cedera.

6. Hycamtin

minum obat kusta

Obat selanjutnya yakni hycamtin. Bukan hanya kanker serviks, hycamtin juga kerap digunakan dalam perawatan kanker lainnya, seperti kanker ovarium dan kanker paru-paru.

Biasanya, hycamtin diberikan setelah obat atau perawatan kanker serviks lainnya kurang berhasil. Obat kanker serviks ini dapat diminum langsung (oral), maupun diberikan oleh dokter ke dalam pembuluh darah vena melalui infus.

Hycamtin minum (oral) biasanya diberikan dalam dua buah kapsul dengan warna yang berbeda. Ikuti semua anjuran konsumsi yang disampaikan oleh dokter Anda, karena kedua kapsul tersebut harus diminum dalam waktu yang bersamaan.

Jika Anda muntah setelah minum obat hycamtin, jangan meminumnya kembali. Anda baru boleh minum obat ini di jadwal minum selanjutnya atau esok hari.

Obat hycamtin infus akan dimasukkan ke dalam tubuh dengan bantuan dokter maupun tim medis. Sampaikan pada dokter atau tim medis lainnya bila Anda mengalami rasa terbakar, sakit, maupun bengkak selama pemberian infus.

Kemungkinan, hycamtin dapat menurunkan jumlah sel darah tubuh. Itulah sebabnya Anda perlu rutin melakukan pemeriksaan darah. Lama waktu perawatan kanker serviks dengan hycamtin akan ditentukan oleh dokter.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Drugs Approved for Cervical Cancer. Retrieved 21 July 2020, from https://www.cancer.gov/about-cancer/treatment/drugs/cervical

Chemotherapy for Cervical Cancer. Retrieved 21 July 2020, from https://www.cancer.org/cancer/cervical-cancer/treating/chemotherapy.html

Pembrozilumab. Retrieved 21 July 2020, from https://www.cancer.gov/about-cancer/treatment/drugs/pembrolizumab

Keytruda. Retrieved 21 July 2020, from https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2019/125514s040lbl.pdf

Platinol. Retrieved 21 July 2020, from https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2011/018057s080lbl.pdf

Avastatin. Retrieved 21 July 2020, from https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2014/125085s301lbl.pdf

Topotecan Injection. Retrieved 21 July 2020, from https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2014/022453s002lbl.pdf

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Annisa Hapsari

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Punya Kanker Serviks, Berobat ke Dokter Spesialis Apa?

Ciri Keputihan Akibat Kanker Serviks yang Perlu Dikenali


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan