Menurut data dari Globocan tahun 2020, kasus kanker pankreas menempati urutan ke-16 yang terbanyak dari seluruh jenis kanker yang ada di Indonesia. Sedangkan, jumlah kematian akibat kanker pankreas berada di urutan ke-11. Meski angka kematiannya cukup tinggi, masih banyak masyarakat di Indonesia yang belum sadar dan waspada akan penyakit ini.
Bahaya penyakit kanker pankreas
Pankreas memiliki peran yang sangat penting dalam sistem pencernaan. Setiap harinya, organ yang terletak di belakang perut ini memproduksi enzim-enzim pencernaan seperti amilase dan lipase yang berfungsi untuk memecah gula, lemak, dan pati.
Selain itu, pankreas juga memproduksi hormon-hormon yang dapat membantu mengendalikan kadar gula darah dan nafsu makan.
Kanker pankreas bisa terjadi ketika sel-sel di pankreas mengalami mutasi dalam DNA. Mutasi ini membuat sel tumbuh menjadi tak terkendali dan terus hidup walau seharusnya sudah mati.
Penumpukan sel akan membentuk tumor. Bila tidak diobati, tumor yang membesar dapat mengganggu fungsi pankreas dalam mencerna makanan.
Pada awal penyakitnya, kanker pankreas tidak akan menimbulkan gejala. Gejala baru akan terasa bila penyakitnya sudah memasuki stadium lanjut.
Pasien yang datang ke RSK Dharmais kebanyakan dalam kondisi yang sudah terlambat, yaitu ketika penyakitnya sudah berada pada stadium 3 atau stadium 4. Di stadium tersebut kanker biasanya sudah bersifat unresectable, yang berarti kanker atau tumor tidak dapat diangkat sepenuhnya melalui operasi.
Bila demikian, maka perawatan yang akan diberikan tidak lagi bertujuan untuk menyembuhkan, melainkan untuk menjaga kualitas hidup pasien, menambah harapan hidup, dan mencegah penyebaran kanker lebih lanjut.
Faktor-faktor keterlambatan penanganan kanker pankreas
Berdasarkan pengalaman saya, terdapat beberapa faktor yang dapat membuat pengobatan kanker pankreas terlambat dilaksanakan. Faktor-faktor ini dapat dilihat dari segi pasien, dokter, dan rumah sakit yang menangani.
Memang, kemunculan gejala awal kanker pankreas yang serupa dengan penyakit lain membuat pasien tidak menyadari adanya kemungkinan kanker yang berkembang di dalam tubuh.
Banyak pasien yang mengeluhkan gejala serupa maag, seperti rasa nyeri atau tidak nyaman pada ulu hati. Karena inilah, pasien kerap menyepelekan dan menganggapnya sebagai gejala biasa.
Padahal di saat inilah pasien harus mulai waspada, apalagi jika gejala terus muncul secara berulang dan tak kunjung reda walau sudah diberi obat.
Dokter di fasilitas kesehatan pertama juga sebaiknya lebih waspada terhadap kemungkinan kanker. Sebab, ada kalanya dokter merasa cukup hanya dengan pemeriksaan fisik sehingga penyakit kadang luput dideteksi.
Faktor selanjutnya seperti sistem rujukan yang kurang baik, fasilitas yang terbatas, serta ketidaksiapan rumah sakit dalam penatalaksanaan penyakit pun dapat menjadi faktor keterlambatan penanganan kanker pankreas.
Kapan harus melakukan deteksi dini?
Pasien disarankan untuk mulai melakukan deteksi dini di usia 40 tahun. Deteksi bisa dilakukan ketika pasien menjalani medical check up.
Sayangnya, medical check up umumnya tidak melibatkan pemeriksaan terhadap perut atau organ-organ abdomen seperti USG. Bahkan, USG lebih sering menjadi pemeriksaan yang bersifat opsional.
Oleh karena itu, menurut saya pemeriksaan fisik saja tidak dapat mendeteksi kanker. Berbeda dengan kanker tiroid atau kanker payudara yang bisa dideteksi benjolannya, tanda kanker pankreas tidak dapat terlihat dari permukaan.
Maka dari itu, pemeriksaan imaging seperti USG atau CT scan sangatlah dibutuhkan agar dokter bisa melihat gambaran yang jelas mengenai kondisi di dalam organ pankreas.
Pasien juga harus lebih waspada dengan kondisi tubuhnya. Sebagai langkah awal, ada baiknya pasien segera memeriksakan diri bila mulai merasakan nyeri atau gejala lain yang tak biasa. Bila setelah diberi obat kondisinya tak kunjung membaik, kunjungi dokter kembali dan lakukan pemeriksaan lanjutan.
Pasien harus memiliki inisiatif untuk meminta rujukan jika merasa kondisinya tak kunjung membaik sehingga pemeriksaan lanjutan bisa dilakukan.
Semakin cepat kanker terdeteksi, maka penanganannya akan lebih mudah dan kemungkinan sembuhnya lebih tinggi.