Meski terbilang jarang, kanker lambung (perut) bisa menyerang siapa saja. Orang yang terkena penyakit kanker ini, akan merasakan gejala yang mirip dengan gangguan pencernaan. Bedanya, rasa sakit tidak akan sembuh hanya dengan pengobatan biasa dan gejalanya bertambah buruk seiring waktu. Beredar informasi jika penyebab dari kanker lambung adalah infeksi bakteri. Namun, benarkah demikian?
Apa benar bakteri bisa jadi penyebab kanker lambung?
Kanker lambung bisa menimbulkan gejala nyeri perut, mual dan muntah, susah menelan, sensasi panas di dada (heartburn) disertai gejala mengganggu lainnya. Penyakit ini perlu segera ditangani, karena sel kanker bisa menyebar dan merusak jaringan maupun organ di sekitarnya.
Nah, pada beberapa kasus penyakit, mengetahui penyebabnya bisa menjadi cara untuk mengobati penyakit tersebut. Hal ini juga berlaku pada penyakit kanker lambung. Dengan mengetahui penyebab dan faktor risikonya, dokter dan pasien dapat mencegah kekambuhan kanker setelah diobati.
Beredar kabar jika bakteri disebut-sebut sebagai penyebab dari kanker lambung (perut). Bakteri tersebut adalah Helicobacter pylori atau dikenal juga dengan sebutan H. pylori.
Berdasarkan situs American Cancer Society, bakteri H. pylori memang menjadi penyebab kanker perut. Infeksi lambung H. pylori dalam jangka panjang bisa menyebabkan terbentuknya abses (bisul) di lambung atau lapisan perut. Kondisi tersebut bisa merusak lapisan lambung dan perut.
Dari waktu ke waktu, perubahan tersebut bisa memicu sel di sekitar menjadi abnormal. Sel yang rusak mungkin memperbanyak dirinya dan tidak mati. Akibatnya, sel abnormal akan menumpuk membentuk tumor dan merusak fungsi organ serta jaringan yang terkena. Infeksi bakteri H. pylori juga dikaitkan dengan jenis limfoma di lambung.
Orang yang memiliki bakteri H. pylori akankah terkena kanker lambung?
Walaupun menjadi penyebab kanker lambung, kebanyakan orang yang memiliki bakteri H. pylori di perutnya tidak selalu berujung terkena kanker. Hingga kini, perbedaan risiko kanker yang berkaitan dengan H. pylori belum diketahui secara pasti.
Bakteri H. pylori sendiri adalah bakteri yang dapat menginfeksi lambung dan duodenum, yakni bagian pertama dari usus kecil. H. pylori berkembang biak dan mengeluarkan enzim benama urease yang mengubah urea menjadi amonia. Amonia ini melindungi bakteri dari asam lambung.
Saat H. pylori berkembang biak, bakteri memakan jaringan lambung sehingga menyebabkan gastritis dan atau tukak lambung. Pada kebanyakan kasus, penderita kanker lambung awalnya mengalami gastritis (peradangan pada lapisan lambung) yang kemudian semakin parah menjadi tukak lambung. Dalam jangka panjang, penyakit yang tidak diobati ini bisa berubah menjadi kanker perut.
Terjadinya kanker lambung bisa juga terjadi dengan mekanisme lain. Subtipe tertentu dari bakteri H. pylori dapat mengubah zat dalam beberapa makanan menjadi bahan kimia yang memicu mutasi (perubahan) pada DNA sel di lapisan lambung dan perut. Hal ini erat kaitannya dengan keseringan konsumsi daging yang diawetkan dan risiko kanker perut yang tinggi.
Sekitar 2 dari 3 orang dewasa di seluruh dunia terinfeksi bakteri penyebab kanker lambung. Tingkat infeksinya lebih tinggi di negara berkembang dan pada kelompok usia yang lebih tua. Penyebaran bakteri bisa melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi H. pylori.
Bisa juga menyebar dari orang ke orang, karena bakteri ini ditemukan ada pada air liur, plak pada gigi, dan feses. Aktivitas yang bisa menjadi cara penyebaran bakteri antara lain berciuman atau melakukan kontak langsung dengan tangan orang yang tidak mencuci tangan hingga bersih setelah buang air besar.
Selain infeksi bakteri, berikut faktor risiko kanker lambung
Infeksi bakteri H. pylori memang jadi penyebab kanker lambung. Namun, ada juga faktor lain yang menempatkan seseorang pada risiko kanker lambung yang lebih besar. Lebih jelasnya, mari bahas satu per satu faktor risiko kanker lambung dan kanker perut begini.
1. Usia dan jenis kelamin
kanker perut lebih umum terjadi pada pria ketimbang wanita. Walaupun dapat menyerang orang usia muda, kebanyakan yang terdiagnosis kanker lambung berusia 60-80 tahun. Risikonya akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia.
2. Kelebihan berat badan dan pola makan tertentu
Kelebihan berat badan atau obesitas dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker perut. Begitu juga dengan kebiasaan mengonsumsi makanan yang diawetkan dengan garam, seperti ikan asin, daging asap, dan acar sayuran. Ditambah dengan kurangnya konsumsi buah dan sayur, padahal makanan ini mengandung antioksidan yang bisa membantu menurunkan risiko kanker.
3. Konsumsi alkohol dan kebiasaan merokok
Tidak hanya infeksi bakteri H. pylori, penyebab meningkatnya risiko kanker lambung juga bisa dari kebiasaan minum alkohol dan merokok. Risiko kanker meningkat 2 kali lipat pada perokok, dan peminum yang mengonsumsi 3 gelas atau lebih alkohol per hari.
4. Prosedur pengobatan tertentu
Kanker lambung atau perut kemungkinan berkembang pada orang yang telah menjalani operasi untuk mengangkat abses. Ini karena pengobatan membuat kondisi perut jadi lebih asam, sehingga membuat pertumbuhan bakteri penyebab kanker lambung jadi lebih aktif berkembang biak. Perkembangannya bisa memakan waktu hingga bertahun-tahun setelah operasi.
5. Masalah kesehatan
Selain faktor-faktor yang disebutkan di atas, beberapa masalah kesehatan tertentu juga bisa meningkatkan risiko kanker pada lambung atau lapisan perut Anda, di antaranya:
- Adanya polip pada lapisan perut, terkadang jenis polip adenoma dapat berkembang menjadi kanker.
- Anemia pernisiosa, yakni kondisi tubuh yang tidak memiliki zat faktor intrinsik (IF) sehingga kekurangan vitamin B12. Orang dengan kondisi ini tidak mampu membuat sel darah merah baru dengan normal sehingga risiko kanker pada saluran pencernaan meningkat.
- Penyakit Menetrier (gastropati hipertrofik) menandakan pertumbuhan berlebih dari lapisan dalam lambung. Kondisi tersebut membuat adanya lipatan besar di lambung dan kadar asam lambung menjadi rendah. Tidak diketahui secara pasti seberapa besar risikonya, namun beberapa orang dengan kondisi ini dapat mengembangkan kanker di kemudian hari.
- Sindrom genetik yang diwariskan orangtua, seperrti kanker lambung difus herediter (HDGC), sindrom Lynch, poliposis adenomatosa familial, dan lain-lain dapat menyebabkan risiko kanker pada lapisan perut, termasuk lambung menjadi meningkat.
[embed-health-tool-bmi]