backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Prosedur Limfadenektomi untuk Mengangkat Kelenjar Getah Bening

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 14/09/2021

    Prosedur Limfadenektomi untuk Mengangkat Kelenjar Getah Bening

    Kanker merupakan salah satu penyakit yang cukup sulit ditangani. Agar dapat menentukan jenis pengobatan yang tepat, dokter perlu melakukan prosedur medis tertentu untuk mendeteksi stadium kanker. Salah satu prosedur yang sering dilaksanakan adalah operasi pengangkatan kelenjar getah bening alias limfadenektomi.

    Apa itu limfadenektomi?

    Limfadenektomi, atau yang disebut juga dengan diseksi kelenjar getah bening, adalah prosedur medis berupa pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening yang diangkat dalam prosedur ini dapat meliputi beberapa atau seluruh bagian.

    Prosedur ini sering kali dilakukan sebagai bagian dari diagnosis kanker dan menentukan pengobatannya.

    Kelenjar getah bening adalah bagian dari sistem limfatik yang turut berfungsi sebagai tameng tubuh dalam melawan infeksi. Berikut ini bagian dari sistem limfatik:

    • kelenjar getah bening,
    • sumsum tulang, pembuluh limfa,
    • cairan limfa, dan
    • organ-organ limfatik (limpa, kelenjar timus, amandel, dan kelenjar adenoid).

    Di dalam tubuh, kelenjar getah bening tersebar di beberapa bagian, seperti ketiak, leher, dan perut. Jika salah satu organ tubuh terkena kanker, sel kanker dapat berpindah menuju kelenjar getah bening di sekitarnya. Misalnya, sel kanker dari payudara dapat menyebar ke kelenjar getah bening pada ketiak.

    Ada 2 jenis limfadenektomi, yaitu regional dan radikal. Pada jenis regional, dokter hanya akan mengangkat sebagian atau beberapa kelenjar getah bening di dekat area tumor atau kanker. Sementara itu, pada jenis radikal, dokter biasanya akan mengangkat sebagian besar atau bahkan seluruh kelenjar getah bening di area tumor atau kanker.

    Kelenjar getah bening yang diangkat melalui prosedur tersebut akan diperiksa dengan mikroskop untuk mendeteksi adanya tanda-tanda kanker.

    Ada berbagai jenis limfadenektomi, tergantung pada bagian tubuh mana yang kelenjar getah beningnya perlu diangkat.

    • Axillary lymph node dissection (ALND): mengangkat kelenjar getah bening di area ketiak.
    • Inguinal lymph node dissection: mengangkat kelenjar getah bening di bagian selangkangan atau pangkal paha.
    • Diseksi leher: mengangkat kelenjar getah bening di bagian leher.
    • Pelvic lymph node dissection (PLND): mengangkat kelenjar getah bening di sekitar tulang panggul.
    • Retroperitoneal lymph node dissection (RPLND): mengangkat kelenjar getah bening dari bagian belakang perut (retroperitoneum).

    Kapan limfadenektomi perlu dilakukan?

    Limfadenektomi biasanya dilakukan untuk:

    • mendeteksi adanya sel kanker pada kelenjar getah bening,
    • mengangkat kelenjar getah bening yang mengandung sel kanker,
    • mengurangi risiko kanker kembali muncul, dan
    • membantu dokter menentukan jenis pengobatan kanker limfoma yang sesuai.

    Prosedur ini biasanya tidak dilakukan pada kanker yang masih berada di stadium awal. Pasalnya, sel-sel kanker stadium awal biasanya belum menyebar hingga ke kelenjar getah bening.

    Berikut adalah beberapa jenis kanker yang paling sering didiagnosis dan ditangani dengan prosedur limfadenektomi.

    1. Kanker payudara

    terapi hormon untuk kanker payudara

    Kanker payudara adalah jenis kanker yang kemunculannya berawal di payudara. Biasanya, sel kanker akan berpindah ke kelenjar getah bening di sekitar payudara.

    Prosedur pengangkatan diperlukan apabila sel kanker telah menyebar ke lebih dari satu kelenjar getah bening. Jenis limfadenektomi yang dilakukan adalah axillary lymph node dissection.

    2. Kanker endometrium

    Kanker endometrium berawal dari kemunculan sel kanker di lapisan dalam dinding rahim. Sama halnya dengan kanker payudara, sel kanker dapat berpindah ke kelenjar getah bening terdekat.

    Dalam pengobatan kanker endometrium, limfadenektomi terkadang juga dilakukan sebagai bagian dari histerektomi atau pengangkatan rahim.

    3. Melanoma

    Melanoma adalah jenis kanker kulit yang disebabkan oleh perkembangan sel melanosit (sel yang memberi warna kulit) yang tak terkendali.

    Selain 3 jenis kanker di atas, prosedur ini juga bisa dilakukan untuk mendeteksi kanker lambung, kanker kolorektal, dan kanker paru-paru.

    Alternatif lain dari limfadenektomi adalah limfadenektomi laparoskopi, yaitu pengambilan sampel kelenjar getah bening dengan prosedur bedah invasif (melalui luka sayatan kecil).

    Apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum menjalani limfadenektomi?

    Untuk mengetahui apakah Anda memerlukan prosedur limfadenektomi atau tidak, Anda harus melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

    Biasanya, sebagai bagian dari persiapan limfadenektomi, Anda perlu menjalani pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Bila perlu, Anda mungkin diharuskan mengidap 1 hari di rumah sakit sebelum menjalani operasi.

    Selain itu, dokter juga akan memberi tahu secara rinci bagaimana operasi pengangkatan kelenjar getah bening dilakukan, apa saja manfaat dan risikonya, serta apa yang perlu diperhatikan selama masa pemulihan.

    Seperti apa proses limfadenektomi?

    ilustrasi operasi limfadenektomi

    Sebelum operasi dimulai, dokter atau tenaga kesehatan akan memberikan obat bius total supaya kesadaran Anda menurun dan rasa sakit tidak terasa.

    Tergantung pada posisi kelenjar getah bening yang perlu diangkat, dokter akan membuat sayatan di bagian tubuh tertentu. Sebagai contoh, jika dokter harus mengangkat kelenjar getah bening di dekat payudara, sayatan akan dibuat di antara ketiak dan payudara.

    Kelenjar getah bening akan diangkat melalui sayatan tersebut. Setelah kelenjar getah bening berhasil diambil, sebuah selang kecil akan dimasukkan sebelum dokter menutup dan menjahit luka sayatan. Selang tersebut berfungsi membuang sisa cairan dan darah pasca-operasi.

    Prosedur ini biasanya memakan waktu sekitar 1 jam. Namun, hal ini tentunya akan bergantung pada seberapa banyak kelenjar getah bening yang perlu diambil.

    Sesudah prosedur

    Setelah prosedur selesai, Anda perlu melewati masa pemulihan terlebih dahulu. Waktu yang dibutuhkan untuk pulih mungkin berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini bergantung pada kondisi kesehatan pasien serta jenis limfadenektomi yang dilakukan.

    Dokter akan memberikan saran dan instruksi seputar pemulihan pasca-operasi, mulai dari cara membersihkan luka operasi hingga mengenali adanya gejala-gejala yang tak wajar.

    Kelenjar getah bening yang sudah diangkat akan diperiksa di laboratorium. Melalui hasil pemeriksaan, dokter dapat menentukan seberapa jauh sel kanker sudah menyebar di dalam tubuh Anda.

    Pada hasil yang positif, sel kanker telah ditemukan pada kelenjar getah bening Anda. Sementara itu, hasil negatif menandakan tidak adanya sel kanker pada kelenjar getah bening Anda.

    Jika hasilnya sudah disepakati, dokter akan mendiskusikan jenis pengobatan yang sesuai dengan kondisi kesehatan dan stadium kanker Anda.

    Apa saja risiko dan efek samping dari limfadenektomi?

    Sama halnya dengan prosedur operasi lain, limfadenektomi juga berpotensi memicu terjadinya efek samping.

    Pada kasus limfadenektomi radikal, pasien berisiko mengalami limfedema, yaitu pembengkakan pada tungkai dan lengan akibat sumbatan pada pembuluh getah bening. Semakin banyak jumlah kelenjar getah bening yang diangkat, semakin tinggi pula risiko Anda untuk mengalami limfedema.

    Apabila Anda mengalami gejala pembengkakan yang tak biasa di area lengan dan kaki setelah pengangkatan kelenjar getah bening, segera beri tahu dokter. Bisa jadi hal tersebut merupakan gejala limfedema.

    Risiko dan efek samping lainnya yang mengintai dari limfadenektomi adalah:

    • penumpukan cairan di area bekas sayatan,
    • luka bekas operasi yang tidak kunjung sembuh,
    • infeksi,
    • perdarahan,
    • kerusakan saraf di area bekas operasi,
    • penggumpalan darah, dan
    • muncul jaringan luka.

    Untuk mengurangi risiko terjadinya efek samping dan komplikasi akibat prosedur pengangkatan kelenjar getah bening, dokter akan memberikan informasi seputar pantangan apa saja yang sebaiknya Anda hindari selama masa pemulihan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 14/09/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan