backup og meta

Koriokarsinoma

Koriokarsinoma

Koriokarsinoma merupakan salah satu jenis penyakit kanker langka yang berasal dari sel yang membentuk plasenta selama kehamilan. Meski jarang terjadi, penyakit ini dapat berkembang dengan cepat dan menyebar ke organ lain bila tidak segera ditangani.

Apa itu koriokarsinoma?

Koriokarsinoma adalah jenis penyakit kanker langka dan sangat agresif yang berkembang dari trofoblas, yakni sel yang akan membentuk plasenta selama kehamilan.

Kanker ini merupakan bagian dari penyakit trofoblas gestasional atau gestational trophoblastic disease (GTD) yang dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat di dalam tubuh.

Jenis karsinoma yang berkembang dari sel-sel pembentuk plasenta ini bisa menyebar ke organ tubuh lainnya, terutama paru-paru, hati, otak, dan ginjal.

Secara umum, choriocarcinoma dapat dibedakan ke dalam dua jenis utama berikut ini.

  • Gestational choriocarcinoma: lebih umum terjadi dan berkembang pada rahim setelah hamil anggur (molar pregnancy), kehamilan ektopik, keguguran, maupun melahirkan.
  • Non-gestational choriocarcinoma: tidak terkait dengan kehamilan. Sel kanker biasanya berasal dari tumor di testis pada pria atau ovarium pada wanita.

Studi dalam American Journal of Obstetrics & Gynecology (2010) menyebutkan bahwa angka kejadian kanker ini adalah 9,2 dari 40.000 kehamilan di Asia Tenggara.

Tanda dan gejala koriokarsinoma

pemeriksaan hcg

Gestational choriocarcinoma merupakan jenis koriokarsinoma yang umum terjadi. Kanker yang berkembang pada organ reproduksi wanita ini bisa menimbulkan gejala berupa:

  • perdarahan vagina yang tidak normal,
  • nyeri panggul,
  • mual dan muntah berlebihan,
  • pembengkakan perut akibat rahim yang membesar,
  • infeksi yang menyebabkan keputihan, demam, dan nyeri panggul, serta
  • kadar hormon human chorionic gonadotropin (hCG) yang tetap tinggi setelah keguguran atau melahirkan.

Anda mungkin mengalami gejala lain bila sel kanker telah menyebar atau metastasis ke organ tubuh lain. Kanker ini diketahui paling sering menyebar ke paru-paru.

Koriokarsinoma yang menyerang paru-paru ditandai dengan batuk kering hingga keluar darah, dada terasa sesak hingga nyeri, serta kesulitan bernapas.

Sementara itu, choriocarcinoma yang menyebar ke otak dapat memicu kejang. Nyeri perut yang intens juga menandakan sel kanker telah menyebar ke hati atau ginjal.

Berapa kadar hCG untuk koriokarsinoma?

Dibandingkan dengan kehamilan pada umumnya, tingkat human chorionic gonadotropin (hCG) pada kasus koriokarsinoma sangat tinggi, yang sering kali melebihi 100.000 mIU/mL.

Penyebab koriokarsinoma

Choriocarcinoma disebabkan oleh pertumbuhan abnormal pada sel trofoblas yang seharusnya membentuk plasenta. 

Mutasi genetik membuat sel-sel ini berkembang secara tidak terkendali, lalu membentuk tumor ganas yang dapat menyebar ke organ lain melalui aliran darah dan limfa.

Dilansir dari situs Cleveland Clinic, sebanyak 50% pengidap koriokarsinoma juga mengalami kehamilan molar.

Kondisi yang juga disebut sebagai hamil anggur ini adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan perkembangan tumor jinak atau kista di dalam rahim.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda untuk terkena choriocarcinoma.

  • Memiliki riwayat kehamilan molar.
  • Mengalami keguguran atau aborsi berulang.
  • Hamil pada usia di bawah 20 tahun atau di atas 40 tahun.
  • Pernah mengidap koriokarsinoma sebelumnya.

Diagnosis koriokarsinoma

Dokter bisa melakukan serangkaian pemeriksaan yang bertujuan untuk mendeteksi keberadaan sel kanker dan tingkat keparahan penyebarannya.

Berikut ini adalah beberapa pemeriksaan umum untuk menegakkan diagnosis choriocarcinoma.

  • Tes darah: mendeteksi peningkatan kadar hCG dalam tubuh serta memeriksa fungsi hati dan ginjal saat sel kanker telah bermetastasis.
  • USG transvaginal: memeriksa rahim, ovarium, dan organ lain dalam rongga panggul.
  • Rontgen dada: mendeteksi penyebaran koriokarsinoma ke paru-paru.
  • CT scan atau MRI: mendeteksi penyebaran kanker ke organ tubuh lain, seperti otak.

Pengobatan koriokarsinoma

obat kemoterapi kanker

Apabila tidak ditangani dengan tepat, koriokarsinoma bisa menyebar dengan cepat dan menyebabkan komplikasi serius, seperti perdarahan hebat, gagal organ, bahkan kematian.

Oleh karena itu, pengobatan untuk penyakit kanker ini perlu segera dilakukan. Berikut ini adalah cara mengobati koriokarsinoma yang harus Anda ketahui.

1. Kemoterapi

Kemoterapi adalah pengobatan utama untuk koriokarsinoma. Dokter akan memberi pengobatan ini untuk kasus kanker yang belum menyebar luas. 

Dokter akan meresepkan obat-obatan kemoterapi, seperti methotrexate atau cisplatin, untuk menghancurkan sel kanker dan menghambat pertumbuhan tumor.

2. Operasi

Pada beberapa kasus, terutama bila terdapat perdarahan hebat atau tumor besar, histerektomi atau operasi pengangkatan rahim dapat dipertimbangkan.

Prosedur ini biasanya disarankan untuk wanita yang berusia lanjut atau tidak akan memiliki anak di masa mendatang. Pengangkatan rahim akan memastikan kanker tidak muncul kembali.

3. Terapi radiasi

Apabila kanker telah menyebar ke otak atau organ lainnya, dokter dapat merekomendasikan terapi radiasi atau radioterapi untuk mengurangi ukuran tumor dan menghambat pertumbuhannya.

Pengobatan kanker ini dilakukan dengan memancarkan sinar radiasi berenergi tinggi ke bagian tubuh yang terdampak untuk membunuh sel kanker tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya.

Kapan Anda bisa hamil lagi setelah koriokarsinoma?

Peluang kesembuhan pasien koriokarsinoma sangat tinggi, dengan tingkat kelangsungan hidup lebih dari 90% bila didiagnosis dan diobati sejak dini. 

Setelah pengobatan kanker selesai, pasien harus melakukan pemantauan kadar hCG selama 6 bulan hingga 1 tahun untuk memastikan tidak ada sisa kanker di dalam tubuh.

Bagi wanita yang ingin hamil lagi, dokter umumnya menyarankan untuk menunggu setidaknya 1 tahun setelah kadar hCG kembali normal.

Ini bertujuan untuk mencegah kekambuhan kanker dan menurunkan risiko komplikasi kehamilan yang mungkin terjadi, seperti keguguran.

Namun, bila dokter menyarankan Anda untuk menjalani histerektomi, kehamilan alami tidak lagi memungkinkan. Anda bisa memilih jalan lain, seperti melakukan adopsi anak.

Pastikan Anda telah berkonsultasi dengan dokter sebelum merencanakan kehamilan lagi. Dengan begitu, Anda dapat menjalani kehamilan dengan kesehatan yang optimal.

Kesimpulan

  • Koriokarsinoma adalah penyakit kanker langka yang berkembang dari trofoblas, yakni sel pembentuk plasenta.
  • Jenis kanker ini sangat agresif sehingga dapat dengan mudah menyebar ke organ lain, seperti paru-paru, otak, hati, dan ginjal.
  • Pengobatan utama untuk kanker ini meliputi kemoterapi, operasi, dan radioterapi untuk menghancurkan sel kanker dan mencegah penyebaran kanker lebih lanjut.
  • Pengidap choriocarcinoma memiliki peluang kesembuhan tinggi, tetapi perlu melakukan pemantauan kadar hCG sebelum merencanakan kehamilan kembali.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Choriocarcinoma. (n.d.). National Cancer Institute. Retrieved February 21, 2025, from https://www.cancer.gov/publications/dictionaries/cancer-terms/def/choriocarcinoma

Choriocarcinoma: Causes, symptoms, treatment & prevention. (2023). Cleveland Clinic. Retrieved February 21, 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24863-choriocarcinoma

Choriocarcinoma. (2024). MedlinePlus. Retrieved February 21, 2025, from https://medlineplus.gov/ency/article/001496.htm

Bishop, B.N., & Edemekong, P.F. (2023). Choriocarcinoma. StatPearls Publishing. Retrieved February 21, 2025, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK535434/

Lin, D., Tan, A. J., & Singh-Rai, R. (2015). A literature review and case report of metastatic pure choriocarcinoma. Case Reports in Oncological Medicine, 2015, 1-4. https://doi.org/10.1155/2015/345018

Lurain, J. R. (2010). Gestational trophoblastic disease I: Epidemiology, pathology, clinical presentation and diagnosis of gestational trophoblastic disease, and management of hydatidiform mole. American Journal of Obstetrics and Gynecology, 203(6), 531-539. https://doi.org/10.1016/j.ajog.2010.06.073

Versi Terbaru

04/03/2025

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Mungkinkah Terserang Kanker Ovarium Meski Sudah Operasi Angkat Rahim?

Apa Benar Pil KB Bisa Menurunkan Risiko Kanker Rahim?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 5 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan