backup og meta

Vena Pulmonalis

Vena Pulmonalis
Vena Pulmonalis

Meskipun namanya terdengar rumit, vena pulmonalis berperan krusial dalam sistem peredaran darah manusia. Tanpa pembuluh darah ini, tubuh tidak akan mendapatkan pasokan oksigen yang cukup untuk menjalankan berbagai fungsi vital.

Yuk, pelajari fungsi, posisi, hingga gangguan yang terjadi pada vena pulmonalis melalui penjelasan di bawah ini!

Apa itu vena pulmonalis?

Vena pulmonalis adalah pembuluh darah khusus yang berfungsi membawa darah yang kaya oksigen dari paru-paru menuju jantung.

Berbeda dengan kebanyakan vena yang mengalirkan darah yang kekurangan oksigen, pembuluh darah satu ini membawa darah segar yang siap digunakan tubuh. 

Pembuluh ini terbentuk dari kapiler kecil pada paru-paru, tempat terjadinya pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Setelah darah terisi penuh oksigen, ia kemudian dialirkan kembali menuju jantung.

Kondisi ini unik, karena umumnya vena membawa darah rendah oksigen, sedangkan arteri membawa darah tinggi oksigen. Di sinilah Anda melihat jelas perbedaan arteri dan vena pada kasus khusus ini. 

Meskipun namanya terdengar asing bagi sebagian orang, vena pulmonalis merupakan bagian penting dalam anatomi jantung.

Jika terjadi gangguan pada pembuluh ini, pasokan oksigen ke seluruh tubuh dapat terganggu. Oleh karena itu, mengenali pembuluh ini akan membantu Anda lebih memahami bagaimana jantung bekerja.

Posisi vena pulmonalis

curah jantung buah biwa

Posisi vena pulmonalis berada tepat di antara paru-paru dan jantung, lebih tepatnya menghubungkan paru-paru langsung ke atrium kiri jantung. 

Umumnya, manusia memiliki empat pembuluh vena pulmonalis yang mengalirkan darah dari paru-paru ke jantung: dua dari paru-paru kanan dan dua dari paru-paru kiri.

Posisi ini cukup strategis untuk mengalirkan darah yang sudah dipenuhi oksigen ke ruang kiri jantung. Dengan begitu, darah bisa diedarkan ke seluruh tubuh melalui katup khusus yang ada dalam jantung.

Struktur ini penting dalam anatomi jantung karena membantu menjaga aliran darah tetap stabil dan efisien. 

Fungsi vena pulmonalis

Fungsi vena pulmonalis tidak hanya sebatas membawa darah kaya oksigen dari paru-paru ke jantung. Di balik tugas utamanya, ada struktur kompleks dan proses penting yang berlangsung dalam paru-paru dan jantung.

Berikut ini penjelasan lengkapnya berdasarkan anatomi dan fisiologinya.

1. Mengalirkan darah yang kaya oksigen ke jantung

Salah satu fungsi utama dari vena pulmonlis adalah membawa darah yang kaya oksigen dari paru-paru ke jantung.

Setelah paru-paru menyerap oksigen, pembuluh ini berfungsi seperti jalan tol yang mengirimkan darah tersebut secara cepat dan efisien menuju atrium kiri jantung.

Atrium kiri kemudian memompa darah ini ke seluruh tubuh melalui ventrikel kiri, melewati berbagai katup jantung yang mengatur arah alirannya.

Perlu Anda ketahui, kelancaran proses ini sangat vital untuk menjaga tubuh agar terus berfungsi optimal. Tanpa darah beroksigen yang cukup, sel-sel tubuh tidak dapat bekerja dengan baik.

Karena itu, fungsi pembuluh yang menghubungkan jantung dan paru-paru ini tidak kalah penting dibandingkan jantung itu sendiri.

2. Menjaga keseimbangan peredaran darah

Selain membawa darah beroksigen, pembuluh ini juga bertugas menjaga keseimbangan antara sirkulasi paru-paru dan sirkulasi sistemik di tubuh.

Keseimbangan ini diperlukan agar seluruh jaringan tubuh memperoleh oksigen dengan jumlah tepat. Jika pembuluh ini tidak berfungsi baik, dapat terjadi gangguan sirkulasi yang serius.

Keseimbangan ini pula yang mempertegas perbedaan arteri dan vena dalam tubuh kita. Umumnya, arteri membawa darah kaya oksigen dan vena membawa darah rendah oksigen.

Namun, pembuluh vena ini merupakan pengecualian yang unik karena membawa darah kaya oksigen.

Gangguan yang terjadi pada vena pulmonalis

Setelah memahami pentingnya pembuluh darah ini dalam tubuh, ada baiknya Anda juga mengenali beberapa gangguan yang mungkin terjadi.

Beberapa gangguan ini, meskipun jarang terjadi, tetap penting untuk dipahami agar Anda lebih waspada dan memahami gejala awalnya.

1. Kelainan kongenital vena pulmonalis

Pada kondisi ini, pembuluh vena pulmonalis tidak terhubung langsung ke atrium kiri sebagaimana mestinya, melainkan terhubung ke tempat yang salah.

Akibatnya, darah kaya oksigen tidak sampai dengan baik ke tubuh dan menyebabkan gejala seperti sesak napas parah serta warna kebiruan pada kulit (sianosis).

Gangguan bawaan seperti ini memerlukan tindakan bedah segera agar fungsi katup jantung serta aliran darah dapat kembali normal.

Dilansir dari American Heart Association, gangguan ini langka, tetapi tetap penting untuk dikenali sedini mungkin agar penanganan bisa dilakukan dengan optimal. 

2. Partial anomalous pulmonary venous return (PAPVR)

PAPVR adalah kondisi ketika satu atau lebih vena pulmonalis tidak terhubung dengan atrium kiri seperti seharusnya.

Artinya, darah beroksigen justru masuk ke sisi jantung yang salah dan bercampur dengan darah yang belum teroksigenasi.

Biasanya kondisi ini ditemukan sejak bayi, tetapi dalam beberapa kasus bisa juga baru terdeteksi saat dewasa.

Meskipun gejalanya bisa ringan, seperti cepat lelah atau napas pendek, tetap diperlukan pemeriksaan lanjutan. Pasalnya, hal ini bisa memengaruhi kerja katup jantung dan mengganggu aliran darah normal.

3. Obstruksi vena pulmonalis

Obstruksi terjadi ketika ada sumbatan di dalam pembuluh vena paru. Penyumbatan ini biasanya disebabkan oleh tumor yang tumbuh pada jantung atau paru-paru, lalu menekan atau menyusup ke dalam pembuluh darah ini.

Sumbatan ini bisa membuat darah kaya oksigen tidak bisa mengalir bebas ke jantung, yang akhirnya berdampak pada seluruh sistem peredaran darah.

Gejalanya bisa termasuk sesak napas parah, penurunan saturasi oksigen, atau bahkan pembengkakan pada paru-paru.

4. Stenosis vena pulmonalis

jantung berdebar saat berdiri

Stenosis adalah penyempitan pada salah satu atau beberapa vena pulmonalis, yang menyebabkan aliran darah jadi terbatas.

Pada bayi, kondisi ini biasanya terjadi karena kelainan bawaan pada anatomi jantung yang menghambat aliran darah.

Pada orang dewasa, stenosis bisa menjadi efek samping dari prosedur medis, seperti kateter radiofrekuensi (radiofrequency ablation). 

Penyempitan ini bisa menyebabkan tekanan tinggi pada paru-paru, mengganggu katup jantung, dan membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat berkembang menjadi komplikasi serius.

5. Trombosis vena pulmonalis

Trombosis berarti ada gumpalan darah di dalam pembuluh. Jika ini terjadi di vena pulmonalis, aliran darah yang kaya oksigen dari paru-paru ke jantung bisa terhambat.

Biasanya, kondisi ini muncul pada pasien kanker paru-paru atau mereka yang pernah menjalani transplantasi paru.

Gejalanya bisa mirip dengan emboli paru, seperti nyeri dada, sesak napas mendadak, atau napas terasa berat. Ini merupakan kondisi yang jarang tapi berbahaya, dan membutuhkan penanganan medis secepat mungkin.

6. Hipertensi vena pulmonalis

Hipertensi vena pulmonalis terjadi saat tekanan darah pada pembuluh vena pulmonalis meningkat. Biasanya ini disebabkan oleh gagal jantung sisi kiri, tetapi bisa juga karena tumor jantung atau stenosis katup mitral.

Katup mitral adalah salah satu katup jantung yang berfungsi mengatur aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri.

Tekanan darah tinggi [ada pembuluh ini membuat darah lebih sulit kembali ke jantung. Akibatnya, paru-paru terisi cairan dan pasien mengalami sesak napas, mudah lelah, bahkan batuk berdarah dalam kasus berat.

Dengan memahami apa itu vena pulmonalis dan fungsinya, Anda semakin menyadari betapa pentingnya pembuluh darah kecil ini dalam menjaga tubuh.

Pengetahuan tentang letak, fungsi, hingga gangguan yang mungkin terjadi juga membantu Anda lebih waspada menjaga kesehatan secara umum. 

Oleh karena itu, menjaga gaya hidup sehat seperti rutin berolahraga, makan makanan sehat, dan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan sangatlah penting.

Dengan begitu, Anda dapat memastikan bahwa sistem sirkulasi darah, termasuk pembuluh penting ini, tetap bekerja optimal.

Kesimpulan

  • Vena pulmonalis adalah pembuluh darah khusus yang berfungsi membawa darah yang kaya oksigen dari paru-paru menuju jantung.
  • Letak vena pulmonalis adalah tepat di antara paru-paru dan jantung, tepatnya menghubungkan paru-paru langsung ke atrium kiri jantung. 
  • Gangguan yang bisa terjadi pada vena pulmonalis di antaranya kelainan kongenital, PAPVR, obstruksi vena pulmonalis, stenosis vena pulmonalis, trombosis vena pulmonalis, dan hipertensi pulmonalis.

[embed-health-tool-heart-rate]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

StatPearls Publishing. (2023). Anatomy, Thorax, Pulmonary Veins. Retrieved 25 Mar 2025 from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545205/

American Heart Association. (n.d.). Total Anomalous Pulmonary Venous Connection (TAPVC). Retrieved 25 Mar 2025 from https://www.heart.org/en/health-topics/congenital-heart-defects/about-congenital-heart-defects/total-anomalous-pulmonary-venous-connection-tapvc

Cleveland Clinic. (2023). Pulmonary Veins. Retrieved 25 Mar 2025 from https://my.clevelandclinic.org/health/body/23242-pulmonary-veins

Radiopaedia.org. (n.d.). Pulmonary veins. Retrieved 25 Mar 2025 from https://radiopaedia.org/articles/pulmonary-veins

StatPearls Publishing. (2023). Pulmonary Venous Return Anomalies. Retrieved 25 Mar 2025 from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK518997/
Kalfa, D. M., Bacha, E. A., & Rosenbaum, M. S. (2018). Total and partial anomalous pulmonary venous connection: Imaging, diagnosis, and management. Cardiovascular Diagnosis and Therapy, 8(1), 52–63. Retrieved 25 Mar 2025 from https://cdt.amegroups.org/article/view/18961/19924

Versi Terbaru

09/04/2025

Ditulis oleh Nabila Azmi

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

10 Gejala Peredaran Darah Tidak Lancar dan Penanganannya

Central Venous Catheter (Pemasangan Kateter Vena Sentral)


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 3 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan