backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Bolehkan Penderita Kolesterol Mengonsumsi Daging Sapi?

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 19/08/2021

    Bolehkan Penderita Kolesterol Mengonsumsi Daging Sapi?

    Orang dengan kadar kolesterol yang tinggi harus berhati-hati memilih makanan yang tepat untuk disantap. Pasalnya, salah sedikit mengonsumsi jenis makanan tertentu bisa berpengaruh buruk pada tingkat kolesterol dalam darah. Nah, ada yang berpendapat bahwa daging sapi adalah makanan pemicu kolesterol tinggi sehingga banyak yang ragu-ragu untuk mengonsumsinya. Apa benar makan daging sapi menyebabkan kolesterol semakin tinggi? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

    Bolehkah penderita kolesterol tinggi makan daging sapi?

    Hampir semua orang menyukai daging sebagai menu utamanya, baik itu daging ayam, kambing, maupun sapi. Salah satunya yang paling digemari oleh banyak orang adalah daging sapi.

    Sayangnya, banyak yang beranggapan bahwa makan daging sapi berbahaya bagi penderita kolesterol tinggi. Apakah benar demikian?

    Hal tersebut tidak sepenuhnya benar dan salah. Pada dasarnya, semua jenis daging merah, termasuk daging sapi, memiliki kandungan lemak jenuh. Nah, konsumsi lemak jenuh yang berlebihan memang benar dapat menambah kadar kolesterol dalam darah serta meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.

    Dalam 100 gram daging sapi, terdapat lemak total sekitar 12-42 gram dan 78-94 mg kolesterol. Angka tersebut termasuk tinggi jika dibandingkan dengan daging ayam yang rata-rata hanya mengandung 5 gram lemak total dan 85 mg kolesterol.

    Namun, penting untuk diingat bahwa setiap bagian daging sapi bisa saja mengandung kadar kalori, lemak, dan kolesterol yang berbeda-beda.

    Meski mengandung lemak dan kolesterol yang cukup tinggi, daging sapi sebenarnya masih menyimpan banyak manfaat untuk tubuh, seperti sumber protein, zat besi, dan vitamin yang diperlukan tubuh. Dengan kata lain, penderita kolesterol tinggi masih boleh makan menu ini selama tidak berlebihan dan mengonsumsinya dengan cara yang tepat.

    Pilihlah bagian daging berjenis lean meat atau yang mengandung lemak paling sedikit, seperti:

    • potongan has dalam (tenderloin),
    • sampil (chuck),
    • paha belakang (round), dan
    • pinggang (sirloin).

    Hindari konsumsi daging sapi dalam bentuk olahan, seperti sosis atau daging asap. Pasalnya, daging sapi olahan sudah diproses sedemikian rupa sehingga kandungan kalori, lemak, serta garamnya jauh lebih tinggi.

    Untuk alternatif lainnya yang lebih aman, pengidap kolesterol sebaiknya mendapatkan asupan protein dari daging lain, seperti ayam dan ikan.

    Tips aman makan daging sapi untuk penderita kolesterol tinggi

    kolesterol daging

    Bila Anda memiliki kolesterol tinggi tetapi masih ingin tetap menikmati daging sapi, jangan berkecil hati. Ada banyak tips yang bisa Anda coba di rumah agar bisa menyantap daging sapi tanpa harus mengorbankan kesehatan Anda. Berikut adalah beberapa tips aman mengonsumsinya.

    1. Konsumsi daging sapi dalam batas wajar

    Agar tetap aman mengonsumsi daging merah tanpa khawatir terjadi lonjakan kadar kolesterol, Anda sebaiknya tidak makan daging dengan porsi berlebihan.

    Menurut situs National Heart Foundation of Australia, sebaiknya batasi konsumsi daging merah maksimal 1-3 kali seminggu. Selain itu, 1 porsi daging merah yang Anda santap disarankan tidak lebih dari 56-85 gram.

    2. Masak daging dengan cara yang tepat

    Untuk menurunkan risiko kolesterol tinggi dari makan daging sapi, masaklah dengan cara yang lebih sehat. Saat akan memasak, pastikan Anda sudah memotong lemak berlebih yang ada di daging.

    Selain itu, sebaiknya mengolah daging merah dengan cara merebus, memanggang, atau membakar daging dibanding dengan menggoreng dalam minyak.

    Jika daging memang harus dimasak dengan minyak, usahakan Anda mengganti minyak goreng biasa dengan minyak yang lebih sehat untuk kolesterol, seperti minyak zaitun atau minyak bunga matahari.

    Namun, tetap gunakan minyak sesedikit mungkin untuk memasak daging sapi, misalnya dengan cara menumis.

    3. Hindari memakai santan dan garam berlebihan

    Di Indonesia, sudah lumrah untuk memasak daging dengan tambahan santan, seperti rendang atau gulai. Membayangkan rasanya saja bisa membuat lidah bergoyang. Sayangnya, bagi Anda yang mengidap kolesterol tinggi, sudah waktunya membatasi makan daging sapi dengan campuran santan.

    Selain itu, ada baiknya Anda memasak daging sapi tanpa menambahkan terlalu banyak garam.

    Garam memang tidak berpengaruh secara langsung terhadap kadar kolesterol. Namun, membatasi asupan garam dapat mengurangi risiko terkena penyakit jantung, terlebih jika Anda sudah mengidap kolesterol tinggi.

    4. Konsumsi daging dengan sayuran

    buah-buahan dan sayuran yang termasuk makanan untuk menghilangkan jerawat

    Tips selanjutnya adalah menggabungkan konsumsi daging sapi dengan sayuran. Pada dasarnya, hampir semua sayuran tidak mengandung kolesterol karena zat tersebut lebih banyak terkandung dalam daging dan minyak yang digunakan untuk memasak.

    Anda bisa memilih sayuran seperti bayam, terong, atau kacang merah untuk dicampurkan dengan olahan daging.

    5. Imbangi dengan asupan serat

    Bagi Anda pengidap kolesterol tinggi yang ingin makan daging sapi tanpa rasa bersalah, jangan lupa untuk selalu penuhi asupan serat harian Anda.

    Serat dapat membantu mengurangi penyerapan kolesterol dalam darah. Mengonsumsi 5-10 gram serat sehari juga mampu menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh. Misalnya, Anda bisa menyantap daging dengan nasi merah, roti gandum, atau makan buah-buahan penurun kolesterol sebagai pencuci mulut.

    Sah-sah saja mengonsumsi daging sapi jika Anda mengidap kolesterol tinggi selama dalam porsi yang wajar dan dibarengi dengan cara memasak yang tepat. Akan lebih baik lagi bila Anda rutin menerapkan gaya hidup sehat untuk menurunkan kolesterol, seperti dengan berolahraga dan berhenti merokok.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 19/08/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan