backup og meta

Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM)

Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM)

Pemeriksaan tekanan darah di klinik atau rumah sakit, sering kali menimbulkan hasil yang mengecoh. Beberapa orang mengalami kenaikan tekanan darah yang abnormal, meski tidak memiliki hipertensi atau sebaliknya. Untuk mencegah hal demikian, dokter akan merekomendasikan teknik ambulatory blood pressure monitoring. Yuk, pelajari lebih dalam mengenai prosedur kesehatan ini pada ulasan berikut!

Definisi ambulatory blood pressure monitoring

Apa itu ambulatory blood pressure monitoring?

Ambulatory blood pressure monitoring atau ABPM adalah teknik untuk menilai tekanan darah seseorang. Metode ini memungkinkan dokter untuk mengukur tekanan darah selama 24 jam, tidak hanya ketika Anda duduk di meja pemeriksaan. Bahkan, pemantauannya termasuk ketika Anda tertidur.

Dengan menjalani pemantauan ini, dokter dapat memutuskan apakah seseorang perlu minum obat hipertensi atau tidak, seperti melansir laman Cleveland Clinic.

Selain itu, dengan melakukan pemeriksaan tensi darah selama 24 jam ini, insiden stroke, penyakit jantung, dan kerusakan organ akibat hipertensi dapat berkurang angka kejadiannya.

Dokter juga akan terbantu dalam mengevaluasi respons pasien terhadap obat antihipertensi yang sedang Anda minum, karena beberapa obat tidak cukup efektif menurunkan tekanan darah saat tidur.

Pemeriksaan ini juga bisa digunakan untuk  memprediksi kemungkinan penyakit kardiovaskular (pembuluh darah pada jantung) dan serebrovaskular (pembuluh darah pada otak) yang terkait dengan hipertensi dan kerusakan organ.

Kapan Anda perlu melakukan ambulatory blood pressure monitoring?

Pemantauan tensi darah ini memberikan informasi tambahan berupa perubahan tekanan darah tinggi terhadap aktivitas harian tertentu sekaligus pola tidur.

Bagi kebanyakan orang, tekanan darah sistolik dapat menurun sekitar 10-20% selama tidur. Namun, sebagian orang mungkin juga tidak mengalami hal tersebut, justru tekanan darahnya meningkat saat tidur.

Nah, dengan pemantauan tekanan darah ini, dokter dapat mendeteksi perubahan abnormal pada tekanan darah selama 24 jam.

Dokter biasanya merekomendasikan prosedur ini ketika mencurigai kemungkinan seseorang mengalami hipertensi. Namun, perlu menyingkirkan beberapa kondisi yang bisa mempengaruhi keputusan dokter dalam menentukan pengobatan.

Berikut ini adalah beberapa kondisi yang perlu dokter pastikan ketika menyarankan pasiennya untuk menjalani Ambulatory blood pressure monitoring.

White coat hypertension (hipertensi jas putih)

Hipertensi jas putih adalah kondisi meningkatkan tekanan darah secara drastis ketika seseorang berhadapan dengan tim medis yang umumnya menggunakan jas putih. Itulah sebabnya, kondisi ini disebut dengan hipertensi jas putih.

Kondisi ini membuat seseorang terlihat mengalami hipertensi padahal sebenarnya tidak. Orang yang mengalami kondisi ini tidak perlu minum obat untuk menurunkan tekanan darah.

Masked hypertension (hipertensi bertopeng)

Bisa Anda simpulkan bahwa ini adalah kebalikan dari hipertensi jas putih. Ini karena orang dengan kondisi ini menunjukkan tekanan darah yang normal selama pemeriksaan dokter, tapi sebenarnya mengidap hipertensi. Sesampainya di rumah, tekanan darah dapat meningkat. Pada kasus ini, pasien perlu minum obat hipertensi.

Hipertensi berkelanjutan

Kondisi ini mengacu pada pembacaan tensi darah yang meningkat ketika pemeriksaan ataupun saat berada di rumah. Umumnya, kondisi ini terkait dengan peningkatan risiko kerusakan jantung dan ginjal.

Perlu Anda ketahui bahwa hipertensi menjadi faktor risiko utama penyakit jantung. Alasannya, karena tensi darah yang tinggi bisa membuat pembuluh darah jantung menjadi kaku sekaligus memperberat kinerja jantung dalam memompa darah.

Begitu juga dengan penyakit ginjal. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol bisa menyebabkan arteri sekitar ginjal menyempit, melemah, dan mengeras. Akibatnya, arteri akan rusak dan tidak mampu menyuplai cukup darah ke ginjal.

Pencegahan dan peringatan ambulatory blood pressure monitoring

Terapi Iodine Radioaktif

Sebaiknya hindari mandi atau berendam selama periode pengukuran. Jika Anda memutuskan untuk mandi, lepas perangkat yang sedang Anda gunakan karena alatnya tidak boleh basah. Setelahnya, Anda perlu memasang kembali perangkat dengan benar.

Selain itu, hindari juga untuk berolahraga selama menggunakan perangkat. Namun, jika Anda memutuskan untuk jalan santai, ini tidak akan menjadi masalah. Anda juga tidak boleh menggunakan alat ketika sedang mengemudikan kendaraan.

Prosedur ambulatory blood pressure monitoring

monitor tekanan darah

Bagaimana persiapan ambulatory blood pressure monitoring?

Tidak persiapan khusus yang perlu Anda lakukan untuk menjalani pemeriksaan ABPM. Dokter mungkin akan meminta Anda untuk menggunakan pakaian longgar dengan atasan berlengan pendek. Ini akan memudahkan tim medis untuk memasang alat pengukur tensi darah (tensimeter).

Bagaimana proses ambulatory blood pressure monitoring?

Pembacaan tekanan darah secara terus menerus selama periode 24 jam. Anda akan memakai perangkat yang ukurannya hampir sama dengan radio portabel. Perangkat terpasang pada ikat pinggang atau tali yang dapat Anda kenakan pada tubuh dan alat ini akan mengumpulkan informasi selama periode 24 jam yang nantinya akan ditransfer ke komputer.

Anda akan mengenakan manset yang terpasang ke perangkat sekitar lengan atas Anda. Manset mengembang pada interval tertentu sepanjang siang dan malam. Dokter mungkin akan meminta untuk membuat buku harian untuk mencatat hasil pengukuran harian Anda.

Pengukuran tekanan darah biasanya sekitar setiap 15-30 menit ppada siang hari dan 30-60 menit pada malam hari. Akan tetapi, bisa bervariasi tergantung dengan alat, klinik, dan arahan dari dokter.

Setelah 24 jam, Anda dapat melepas perangkat dan manset. Kemudian, mengembalikan peralatan ke klinik tempat Anda melakukan perawatan.

Apa yang harus dilakukan setelah melakukan ABPM?

Setelah periode pengukuran berakhir, Anda boleh pulang ke rumah. Anda boleh melakukan aktivitas harian seperti biasa. Kemudian, dokter akan menjadwalkan pertemuan untuk membaca tensi darah dan tindakan lanjut.

Membaca hasil ambulatory blood pressure monitoring

membaca ambulatory blood pressure monitoring

Dengan menggunakan ABPM untuk mendiagnosis hipertensi, maka perlu pendekatan yang berbeda untuk menafsirkan rekaman tekanan darah Anda.

Teknik yang paling umum guna mengevaluasi hasil pengukuran adalah dengan rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik seseorang untuk periode 24 jam penuh. Serta pada waktu ketika orang tersebut bangun dan tidur.

Hipertensi umumnya terdiagnosis jika tekanan darah rata-rata melebihi salah satu dari nilai berikut.

  • Rata-rata 24 jam: tekanan darah sistolik lebih dari 135 mmHg, atau tekanan darah diastolik lebih dari 80 mmHg.
  • Rata-rata untuk jam terjaga: tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg, atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg.
  • Lalu, rata-rata untuk jam tidur: tekanan darah sistolik lebih dari 124 mmHg, atau tekanan darah diastolik lebih dari 75 mmHg.

Efek samping ambulatory blood pressure monitoring

penyebab ruam kulit kemerahan

Anda mungkin mengalami beberapa ketidaknyamanan karena pemantauan tekanan darah 24 jam. Tekanan karena pemompaan berulang pada manset dapat menyebabkan nyeri pada lengan atas Anda.

Pembacaan tekanan darah pada malam hari juga dapat mengganggu tidur Anda. Manset yang Anda gunakan dapat mengiritasi kulit dan menyebabkan ruam ringan pada lengan. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena kondisi ini akan membaik dengan sendirinya.

[embed-health-tool-heart-rate]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

What is masked hypertension? (2016, January 14). Retrieved July 01, 2021, from https://www.health.harvard.edu/heart-health/ask-the-doctor-what-is-masked-hypertension.

British Hypertension Society. Retrieved July 01, 2021, from https://bihsoc.org/wp-content/uploads/2017/09/ABPM_Explained_-_Patient_Leaflet.pdf

How high blood pressure can lead to kidney damage or failure. (n.d.). Retrieved July 01, 2021, from https://www.heart.org/en/health-topics/high-blood-pressure/health-threats-from-high-blood-pressure/how-high-blood-pressure-can-lead-to-kidney-damage-or-failure.

How high blood pressure can lead to heart failure. (n.d.). Retrieved July 01, 2021, from https://www.heart.org/en/health-topics/high-blood-pressure/health-threats-from-high-blood-pressure/how-high-blood-pressure-can-lead-to-heart-failure

24-Hour ambulatory blood Pressure MONITORING: Usage & benefits. (n.d.). Retrieved July 01, 2021, from https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/16330-24-hour-ambulatory-blood-pressure-monitoring.

Sheldon G. Sheps, M. (2021, February 16). When blood pressure rises at the doctor’s office. Retrieved July 01, 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-pressure/expert-answers/white-coat-hypertension/faq-20057792.

Piper, M. A., Evans, C. V., Burda, B. U., Margolis, K. L., O’Connor, E., & Whitlock, E. P. (2015). Diagnostic and predictive accuracy of blood pressure screening methods with consideration of rescreening intervals: a systematic review for the U.S. Preventive Services Task Force. Annals of internal medicine162(3), 192–204. https://doi.org/10.7326/M14-1539

Islam, M. S. (2016). Ambulatory blood pressure monitoring in the diagnosis and treatment of hypertension. Advances in Experimental Medicine and Biology, 109-116. doi:10.1007/5584_2016_177.

Versi Terbaru

30/03/2022

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Panduan Diet DASH untuk Hipertensi yang Efektif Menurunkan Tekanan Darah

Kenali Penyebab Hipertensi Sekunder, Gejala dan Cara Mengobatinya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 30/03/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan