Pemeriksaan tekanan darah di rumah sakit kerap kali menunjukkan hasil yang mengecoh. Anda mungkin mengalami kenaikan tensi meskipun tidak memiliki hipertensi atau sebaliknya. Untuk mencegahnya, dokter bisa melakukan ambulatory blood pressure monitoring.
Apa itu ambulatory blood pressure monitoring?
Ambulatory blood pressure monitoring (ABPM) adalah prosedur untuk mengukur tekanan darah secara secara terus-menerus selama 24 jam.
Dengan memantau tekanan darah saat Anda beraktivitas hingga tidur, dokter bisa memutuskan apakah Anda perlu minum obat darah tinggi atau tidak.
Tidak hanya itu, pemeriksaan tensi selama 24 jam ini juga diketahui mampu menurunkan angka kejadian stroke, penyakit jantung, dan kerusakan organ akibat hipertensi.
Dokter juga akan terbantu dalam mengevaluasi respons tubuh terhadap obat antihipertensi. Hal ini karena beberapa obat tidak cukup efektif menurunkan tekanan darah saat tidur.
ABPM juga dapat digunakan untuk menilai risiko penyakit kardiovaskular (pembuluh darah pada jantung) dan serebrovaskular (pembuluh darah pada otak) yang terkait dengan hipertensi.
Siapa yang memerlukan prosedur ABPM?
Ambulatory blood pressure monitoring memberi informasi tambahan berupa perubahan tekanan darah terhadap aktivitas harian tertentu dan pola tidur.
Untuk kebanyakan orang, tekanan darah sistolik menurun sekitar 10–20% selama tidur. Namun, sebagian orang justru mengalami peningkatan tekanan darah saat tidur.
Dengan prosedur ini, dokter akan mendeteksi perubahan abnormal pada tekanan darah selama 24 jam sehingga mampu menentukan penanganan yang sesuai.
Berikut ini adalah beberapa kondisi yang perlu dokter pastikan saat menyarankan pasien untuk menjalani ambulatory blood pressure monitoring.
1. Hipertensi jas putih
Hipertensi jas putih (white coat hypertension) adalah keadaan tekanan darah meningkat secara drastis saat seseorang berhadapan dengan tim medis yang umumnya memakai jas putih.
Kondisi ini membuat seseorang terlihat mengalami hipertensi, padahal sebenarnya tidak. Orang yang mengalami kondisi ini tidak perlu minum obat untuk menurunkan tekanan darah.
2. Hipertensi bertopeng
Hipertensi bertopeng (masked hypertension) merupakan kebalikan dari hipertensi jas putih.
Ini karena seseorang dengan jenis hipertensi ini akan menunjukkan tekanan darah yang normal selama pemeriksaan dokter, tetapi sebenarnya mengidap hipertensi.
Sesampainya di rumah, tekanan darah orang tersebut dapat meningkat. Dalam kasus ini, orang tersebut perlu minum obat hipertensi.
3. Hipertensi berkelanjutan
Hipertensi berkelanjutan mengacu pada hasil pembacaan tekanan darah yang meningkat ketika pemeriksaan maupun saat berada di rumah.
Perlu dipahami bahwa hipertensi adalah faktor risiko utama penyakit jantung. Alasannya karena tensi yang tinggi membuat pembuluh darah jantung kaku dan memperberat kerja jantung.
Hipertensi yang tidak terkontrol juga akan membuat arteri di sekitar ginjal menyempit, melemah, dan mengeras. Akibatnya, arteri rusak dan tidak bisa menyuplai cukup darah ke ginjal.
Prosedur ambulatory blood pressure monitoring
Tidak persiapan khusus yang harus dilakukan untuk menjalani prosedur ABPM. Dokter mungkin akan meminta Anda untuk memakai pakaian longgar dengan atasan berlengan pendek.
Hal ini akan mempermudah tim medis untuk memasang alat pengukur tensi darah (tensimeter).
Perangkat ABPM ini bisa mengukur tekanan darah secara terus-menerus selama 24 jam. Hasil pengukuran akan disimpan dalam perangkat yang nantinya akan ditransfer ke komputer.
Alat ini bisa dipasang pada ikat pinggang atau tali yang bisa Anda kalungkan pada tubuh. Anda akan mengenakan manset di sekitar lengan atas yang terhubung ke perangkat.
Manset mengembang pada interval tertentu sepanjang siang dan malam. Dokter mungkin akan meminta untuk membuat buku harian untuk mencatat hasil pengukuran harian Anda.
Ambulatory blood pressure monitoring dapat mengukur tekanan darah setiap 15–30 menit pada siang hari dan 30–60 menit pada malam hari.
Setelah 24 jam, Anda bisa melepaskan perangkat ABPM dan manset. Selanjutnya, Anda harus mengembalikan perangkat ke klinik atau rumah sakit tempat Anda melakukan perawatan.
Setelah periode pengukuran berakhir, Anda dapat menjalani aktivitas harian seperti biasa. Lalu, dokter akan menjadwalkan pertemuan untuk membaca tensi darah dan tindakan lanjut.
Cara membaca hasil ABPM
Dengan memakai ABPM untuk mendiagnosis hipertensi, maka perlu pendekatan yang berbeda untuk menafsirkan rekaman tekanan darah Anda.
Teknik yang paling umum guna mengevaluasi hasil pengukuran yakni dengan rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik selama periode 24 jam penuh.
Rata-rata tekanan darah ini juga bisa dihitung selama Anda beraktivitas dan tidur di malam hari.
Secara umum, diagnosis hipertensi akan ditegakkan bila tekanan darah rata-rata melebihi salah satu dari nilai berikut ini.
- Rata-rata 24 jam: tekanan darah sistolik lebih dari 135 mmHg atau tekanan darah diastolik lebih dari 80 mmHg.
- Rata-rata untuk jam terjaga: tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg.
- Rata-rata untuk jam tidur: tekanan darah sistolik lebih dari 124 mmHg atau tekanan darah diastolik lebih dari 75 mmHg.
Efek samping ambulatory blood pressure monitoring
Tekanan berulang pada manset selama melakukan ambulatory blood pressure monitoring bisa menyebabkan nyeri pada lengan atas Anda.
Pembacaan tekanan darah di malam hari juga bisa mengganggu tidur. Manset yang dikenakan dapat mengiritasi kulit dan menyebabkan ruam ringan pada lengan.
Meski demikian, Anda tidak perlu khawatir karena kondisi ini akan membaik dengan sendirinya.
Untuk memperoleh hasil yang akurat, hindari mandi dan berendam selama periode pengukuran.
Ketika Anda memutuskan untuk mandi, lepas perangkat yang sedang digunakan karena alatnya tidak boleh basah. Setelahnya, Anda perlu memasang kembali perangkat dengan benar.
Di samping itu, hindari juga untuk berolahraga saat melakukan prosedur ABPM. Anda juga tidak boleh menggunakan alat ketika sedang mengemudikan kendaraan.
Pastikan untuk bertanya dengan dokter Anda tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan agar hasil pengukuran tekanan darah menjadi lebih akurat.
Kesimpulan
- Ambulatory blood pressure monitoring (ABPM) adalah cara pemantauan tekanan darah selama 24 jam untuk mendiagnosis hipertensi secara lebih akurat.
- Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi berbagai kondisi, seperti hipertensi jas putih, hipertensi bertopeng, dan hipertensi berkelanjutan.
- Selalu ikuti arahan dokter selama menjalani pemeriksaan. Walaupun prosedur ini aman, pengukuran tensi berulang bisa memicu nyeri pada lengan atas dan gangguan tidur.
[embed-health-tool-heart-rate]