Meski tergolong ringan, digigit nyamuk dapat menyebabkan berbagai gejala yang tidak nyaman, seperti gatal-gatal dan kemerahan. Namun, gejala yang paling umum yaitu bentol. Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa digigit nyamuk bentol besar?
Kenapa digigit nyamuk bentol besar?
Ketika nyamuk menusuk dan menghisap darah manusia, nyamuk akan mengeluarkan air liur untuk menjaga darah agar tidak cepat menggumpal dan lebih mudah dihisap.
Air liur nyamuk ini mengandung enzim dan protein asing sehingga dianggap sebagai alergen atau penyebab alergi oleh tubuh. Hal ini pada akhirnya memicu sistem imun memproduksi lebih banyak histamin untuk melawan alergen tersebut.
Kadar histamin yang berlebihan dalam tubuh akan meningkatkan aliran darah dan jumlah sel darah putih pada bagian sekitar area gigitan nyamuk.
Akibatnya, hal tersebut menyebabkan peradangan dan pembengkakan kulit berupa bentol. Peningkatan histamin berupa pembengkakan, kulit kemerahan, dan rasa gatal pada sebagian orang.
Tahukah Anda?
Berbagai dampak dari gigitan nyamuk
Ketika digigit nyamuk, tubuh Anda akan menunjukkan sejumlah reaksi baik ringan hingga berat.
Untuk melihat seberapa parah dampak yang ditimbulkan dari gigitan nyamuk, Anda dapat melihatnya dari reaksi kulit dan gejala lain seperti berikut ini.
1. Tidak bereaksi apa pun
Selain digigit nyamuk menyebabkan bentol besar, ada juga orang yang tidak bereaksi apa pun. Tandanya Anda termasuk satu dari sekian banyak orang yang beruntung karena tidak memiliki alergi.
Selain menandakan tidak adanya alergi, tubuh kemungkinan telah kebal terhadap gigitan nyamuk. Tubuh yang berulang kali terkena air liur nyamuk telah menganggapnya tidak berbahaya sehingga tidak lagi menimbulkan reaksi negatif.
2. Bentol kecil dan kemerahan
Jika setelah digigit nyamuk tubuh mengalami bentol merah kecil, Anda jangan khawatir. Hal ini termasuk dalam reaksi paling umum dan wajar yang kebanyakan orang alami.
Umumnya, Anda akan mengalami benjolan merah kecil atau benjolan bulat putih dengan titik kecil pada bagian tengahnya.
Kondisi ini akan bertahan selama 1–2 hari dan akan menghilang sendirinya sebagai respons tubuh terhadap protein asing dalam air liur nyamuk.
3. Bentol besar
Untuk orang yang lebih sensitif terhadap protein dalam air liur nyamuk, mungkin respons yang timbul setelah digigit nyamuk bisa terlihat agak berbeda.
Reaksinya berupa benjolan yang cukup besar, menonjol, dan berwarna lebih merah daripada bagian dengan kulit di sekitarnya.
Akan tetapi, hal ini juga bisa muncul sebagai akibat gigitan nyamuk yang mengisap darah terlalu lama pada satu tempat sehingga makin banyak protein yang dilepaskan.
4. Demam dan gatal-gatal parah
Apabila setelah digigit nyamuk bentol besar, bengkak, kulit kemerahan, gatal-gatal parah yang disertai dengan demam, kondisi ini bisa jadi pertanda sindrom skeeter.
Anak kecil serta orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kondisi ini.
Sindrom skeeter merupakan reaksi sistem imun yang berlebihan terhadap protein dalam air liur nyamuk. Reaksi ini akan menyebabkan pembengkakan berlebihan yang terasa panas, sakit, melepuh, hingga mengeluarkan cairan.