Keracunan makanan adalah gangguan pencernaan yang umum terjadi di Indonesia. Gejala keracunan makanan dapat mulai Anda rasakan dalam beberapa jam setelah makan makanan tertentu, atau beberapa hari setelahnya. Keracunan makanan umumnya menyebabkan mual, muntah, kram atau sakit perut, diare, hingga demam. Namun, setiap orang mungkin saja dapat merasakan keluhan dan intensitas gejala yang berbeda-beda. Lantas, apa saja penyebab keracunan makanan?
Daftar kuman penyebab keracunan makanan
Keracunan makanan adalah penyakit bawaan makanan akibat infeksi bakteri, virus, atau parasit yang menyerang sistem pencernaan.
Dari segala jenis kuman yang ada di dunia, berikut adalah beberapanya yang paling umum menjadi penyebab keracunan makanan:
1. Salmonella
Salmonella typhi adalah bakteri yang sering menjadi penyebab keracunan makanan.
Bakteri Salmonella typhi hidup di usus hewan ternak. Anda bisa terinfeksi dari mengonsumsi produk pangan yang terkontaminasi feses hewan mengandung bakteri salmonella.
Ada banyak sumber makanan yang berisiko tinggi terkontaminasi Salmonella typhi. Antara lain telur, daging unggas, daging merah, susu atau jus buah yang tidak dipasteurisasi, keju, rempah-rempah, kacang-kacangan, serta buah dan sayuran mentah.
Gejala infeksi biasa muncul sekitar enam hingga 72 jam setelah terpapar Salmonella yang menjadi penyebab keracunan makanan. Selain keracunan makanan, Salmonella juga menjadi penyebab penyakit tipes (demam tifoid).
2. Shigella
Shigella adalah bakteri penyebab keracunan makanan yang umum menjangkiti anak kecil di tepat penitipan anak (daycare) atau sekolah.
Sebagian besar orang yang terinfeksi Shigella mengalami diare berlendir (bisa juga berdarah), demam tinggi, dan kram perut dalam satu atau tiga hari setelah terpapar bakteri.
Sumber makanan yang berisiko tinggi terkontaminasi shigella adalah sayuran mentah yang tidak dicuci, atau salad sayur mentah yang diolah langsung dengan tangan telanjang.
3. Campylobacter
Bakteri lain yang dapat menjadi penyebab keracunan makanan adalah Campylobacter jejuni.
Campylobacter dianggap sebagai bakteri penyebab keracunan makanan yang paling umum di dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat setiap tahun hampir 1 dari 10 orang di dunia mengalami keracunan akibat terinfeksi Campylobacter.
Bakteri ini sering ada di makanan mentah atau yang kurang matang, air mentah yang tidak dimasak atau sudah tercemar, dan di susu mentah yang tidak dipasteurisasi.
Gejala yang ditimbulkan akibat bakteri Campylobacter jejuni bisa muncul sekitar 2-5 hari setelah Anda mengonsumsi makanan terkontaminasi. Wujud gejalanya bisa termasuk diare (kadang-kadang berdarah), demam, kram perut, mual, nyeri otot, dan sakit kepala.
Infeksi Campylobacter umumnya ringan, tetapi bisa berakibat fatal pada anak-anak yang sangat muda, lansia, dan orang yang sistem imunnya lemah.
4. Escherichia coli 0157
Escherichia coli (E. coli) adalah kelompok bakteri yang menjadi penyebab banyak penyakit pada manusia, seperti ISK dan pneumonia. Dari banyak jenisnya, E. coli O157 adalah yang spesifik menyebabkan keracunan makanan.
E. coli O157 menular ke manusia terutama melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi, seperti produk daging giling mentah (seperti daging burger) atau kurang matang, jus dan susu mentah (nonpasteurisasi), serta sayuran mentah dan kecambah yang terkontaminasi.
Selain itu, bakteri ini juga sering ada di sumber air, seperti kolam renang, sungai (kali), serta sumur dan palung air. E. coli O157 dapat bertahan hidup selama berbulan-bulan dalam air.
Infeksi E. coli O157 dapat menyebabkan kram perut parah, diare berdarah, dan terkadang demam ringan. Gejala biasanya membaik dalam waktu seminggu. Namun, keracunan makanan karena infeksi E. coli juga dapat menyebabkan komplikasi mengancam jiwa, yang disebut hemolytic uremic syndrome (HUS).
5. Clostridium botulinum
Clostridium botulinum adalah bakteri penyebab keracunan makanan yang kondisinya disebut botulisme.
Bakteri ini dapat hadir mengontaminasi sayuran dan makanan yang diawetkan atau disimpan di dalam kaleng. Bakteri ini juga secara alami hadir di dalam madu.
Keracunan makanan akibat bakteri Clostridium dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, dan kram perut. Keracunan makanan botulisme juga dapat menyebabkan gangguan saraf yang berpotensi fatal, yang ditandai penglihatan ganda, kesulitan menelan, berbicara, dan bernapas. Botulisme yang terjadi pada byi dapat menyebabkan lemas, sembelit, dan penurunan nafsu makan.
6. Listeria
Listeria adalah bakteri penyebab keracunan makanan yang dapat bertahan hidup di suhu dingin, misalnya seperti di kulkas atau freezer. Makanan dingin yang bisa berisiko terkontaminasi listeria adalah ikan asap, daging asap, keju mentah yang terbuat dari susu nonpasteurisasi, dan es krim.
Ibu hamil dan orang yang daya tahan tubuhnya lemah lebih mudah terkena infeksi bakteri listeria.
Orang yang mengalami infeksi listeria lebih serius, disebut sebagai listeriosis, mungkin tidak menunjukkan gejala selama seminggu atau bahkan beberapa bulan setelah terpapar. Namun, ia kemungkinan akan mengalami gejala umum seperti diare atau muntah yang dapat disalahpahami sebagai penyakit lain.
7. Clostridium perfringens
Ini adalah jenis bakteri yang cenderung menjadi penyebab wabah keracunan makanan di satu area besar, misalnya lewat katering di pesta-pesta, di kafe, atau di restoran yang konsumennya banyak.
Gejala keracunan makanan akibat Clostridium perfringens antara lain kram dan diare, yang biasanya dapat membaik dalam beberapa hari setelah diberi obat.
8. Norovirus
Norovirus adalah virus penyebab keracunan makanan yang dapat berpindah dari satu orang ke lainnya lewat kontak langsung. Orang pembawa norovirus juga bisa memindahkan virus tersebut ke makanan, dan dari konsumsi makanan itulah orang sehat dapat tertular penyakitnya.
Gejala keracunan makanan akibat infeksi norovirus bisa muncul sekitar 12 hingga 48 jam setelah makan makanan tersebut. Gejala bisa termasuk kram perut dan diare encer yang lebih sering terjadi pada orang dewasa, sementara anak-anak lebih sering sakit perut dan muntah.
9. Giardia duodenalis
Infeksi giardiasis yang disebabkan oleh parasit Giardia duodenalis dan Giardia lamblia juga dapat menjadi penyebab keracunan makanan. Dua jenis parasit ini hidup di usus hewan dan masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan.
Gejala penyakit giardiasis bisa berupa diare, kram perut, kembung, mual, dan feses berbau busuk. Gejala bisa terjadi dalam waktu sekitar satu hingga dua minggu setelah Anda terpapar.
Orang biasanya terinfeksi Giardia duodenalis setelah minum air yang terkontaminasi parasit, dan makan daging hewan yang kurang matang atau mentah.
Lewat cara apa saja kuman penyebab keracunan makanan menyebar?
Berbagai jenis kuman penyebab keracunan di atas dapat masuk ke perut manusia lewat makanan tertentu. Di dalam perut, kuman akan berkembang biak di usus kecil dan kemudian berpindah menginfeksi usus besar hingga memunculkan gejala-gejala menyakitkan.
Berikut adalah beberapa jalur penyebaran kuman penyebab keracunan makanan yang paling umum:
1. Lokasi pengolahan makanan yang tidak bersih
Seperti yang telah dijelaskan di atas, keracunan makanan adalah penyakit bawaan makanan.
Bahan makanan dapat terkontaminasi oleh kuman penyebab penyakit di mana saja makanan tersebut diolah, disiapkan, atau disimpan. Lokasi-lokasi yang dapat menjadi titik pertama dimulainya wabah keracunan makanan adalah tempat yang sanitasi airnya buruk, lingkungannya tidak steril, dan orang-orangnya tidak menjaga kebersihan. Keracunan makanan serempak seringkali terjadi di:
- Pabrik makanan yang tidak menjalani protokol kebersihan.
- Restoran
- Toko, warung makan, atau tempat jajanan seperti food court atau kantin sekolah
- Rumah
Makanan-makanan yang diolah dan disiapkan di tempat kotor dapat dihinggapi oleh kuman penyebab keracunan makanan.
2. Makanan yang sudah terkontaminasi
Penampilan makanan yang telah terkontaminasi kuman penyebab keracunan tidak selalu jorok atau tidak sedap dipandang.
Sebagian besar makanan yang sudah terkontaminasi justru tampak biasa saja, seperti makanan bersih pada umumnya.
Berikut adalah beberapa cara makanan yang tadinya bersih bisa terkontaminasi:
- Lewat kontaminasi feses: Ini paling sering terjadi apabila orang yang menyiapkan, mengolah, dan menyajikan hidangan tersebut tidak cuci tangan dulu sehabis dari toilet dan langsung mulai proses memasak. Bakteri yang ada di tangannya dapat berpindah ke makanan yang Anda makan.
- Dari air yang terkontaminasi: Anda dapat mengalami keracunan makanan jika makan makanan yang dicuci dengan air kotor atau minum air yang tercemar. Misalnya saat jajan di kaki lima pinggir jalan. Penularan juga dapat terjadi dari minum air tercemar yang tidak disengaja (misalnya menelan air saat berenang).
- Lewat peralatan masak yang kotor: Kuman penyebab keracunan makanan bisa berpindah ke dan menetap di peralatan masak yang Anda gunakan. Contoh, saat Anda memasak ikan yang dagingnya terkontaminasi bakteri salmonella menggunakan pisau dan talenan untuk memotongnya. Bakteri dari ikan dapat tertinggal di pisau dan talenan, dan berpindah lagi ke bahan makanan lain yang selanjutnya langsung diolah dengan peralatan tersebut.
3. Cara mengolah, menyajikan, dan penyimpanan yang tidak tepat
Beberapa jenis makanan tertentu dapat secara alami mengandung kuman-kuman tersebut.
Maka jika bahan makanan itu tidak diolah dengan cara yang tepat, kuman penyebabnya masih dapat tertinggal di dalam dan menginfeksi pencernaan Anda setelah dikonsumsi.
Misalnya saja saat menyuci buah atau sayur tidak pakai air bersih dan sabun (khusus makanan), atau memasak daging tapi tidak sampai matang sempurna. Bilasan Anda mungkin meluruhkan sebagian besar kuman, tapi tidak keseluruhannya sampai tuntas. Begitu pula saat dimasak nanti.
Suhu api tinggi dapat membunuh sebagian besar kuman, tapi mungkin masih menyisakan sebagian koloni atau sporanya di dalam makanan tersebut. Sisa-sisa kuman yang masih tertinggal di makanan yang kurang matang tersebut tetap dapat menginfeksi pencernaan Anda nanti.
Selain itu, meninggalkan makanan terbuka tanpa ditutup atau tidak disimpan dengan benar dapat membuat, lalat, kecoa, cicak, dan serangga lainnya hinggap. Hewan tersebut dapat membawa bakteri penyebab keracunan makanan.
4. Dari makanan mentah ke makanan matang
Ada beberapa makanan mentah yang berisiko tinggi menjadi penyebab keracunan makanan. Salah satunya potongan daging ayam mentah. Jika daging mentah itu disimpan dalam kulkas berdekatan dengan hidangan daging lain yang sudah matang tapi tidak dikemas rapat, kuman dari ayam mentah dapat berpindah ke daging yang matang dalam waktu beberapa jam saja.
Menurut Center of Disease and Control Prevention, kuman yang sudah pindah ke masakan matang itu tetap akan ada di dalamnya jika pada waktu makan berikutnya tidak dipanaskan di atas kompor dengan benar, atau cuma dihangatkan sebentar di microwave. Makanan matang yang cuma dihangatkan sebentar itu tetap dapat menumbuhkan kuman atau spora baru.
5. Lewat orang sakit ke orang sehat lainnya
Orang yang sakit dan menyiapkan makanan baru untuk dikonsumsi orang lain juga bisa menjadi penyebab keracunan makanan. Ini sering terjadi jika sebelum mulai mengolah masakan mereka tidak mencuci tangannya dulu sampai bersih, dan selama memasak mereka mungkin juga menggaruk jerawat, menyentuh luka, atau mengupil.
Tangannya yang kotor dapat membawa kuman penyebab keracunan makanan yang dapat berpindah ke peralatan masak dan bahan makanan.
Cegah keracunan makanan dengan menjaga kebersihan diri
Anda bisa mencegah penyebaran kuman penyebab keracunan makanan dengan menjaga kebersihan diri sendiri, memastikan kebersihan sumber makanan, serta menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekitarnya.
Ingatlah untuk selalu cuci tangan sesudah dari toilet sebelum menyentuh benda apapun. Penyebaran dan penularan kuman penyebab keracunan makanan dapat dihentikan dengan rajin mencuci tangan, terutama setelah dari toilet dan sebelum mengolah makanan.
Pastikan juga untuk mencuci bahan makanan dan memasaknya dengan air bersih; dan olah makanan dengan tangan bersih, peralatan makan yang bersih.
Berbagai tips sederhana ini dapat membantu Anda terhidar dari penularan kuman penyebab keracunan makanan.