Manusia hidup berdampingan dengan bakteri yang berada di lingkungan dan salah satu jenisnya ialah Cronobacter. Meski jarang terjadi, infeksi bakteri Cronobacter bisa memicu masalah kesehatan serius, terutama pada bayi.
Apa itu infeksi bakteri Cronobacter?
Infeksi bakteri Cronobacter adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Cronobacter sakazakii yang dahulu juga dikenal sebagai Enterobacter sakazakii (ES).
Cronobacter merupakan sekelompok bakteri gram negatif yang ditemukan secara alami di lingkungan dan bisa bertahan hidup dalam kondisi yang sangat kering.
Habitat alami dari bakteri ini tidak diketahui. Akan tetapi, Cronobacter ditemukan pada berbagai makanan kering, seperti susu formula bubuk, susu bubuk skim, teh herbal, dan pati.
Walaupun penyakit infeksi akibat bakteri ini jarang terjadi, kontaminasi pada susu formula sering kali berbahaya dan berakibat fatal pada bayi.
Selain itu, kondisi ini juga banyak dialami oleh orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah (immunocompromised) dan lansia.
Seberapa umum kondisi ini?
Infeksi Cronobacter jarang terjadi. Kondisi ini bisa memengaruhi orang pada usia berapa pun, tetapi risikonya lebih tinggi pada bayi dan orang dewasa yang lebih tua.
Menurut survei Foodborne Diseases Active Surveillance Network (FoodNet) pada tahun 2002 di Amerika Serikat, kasusnya hanya terjadi pada satu dari 100 ribu bayi usia di bawah satu tahun.
Kasus infeksi bakteri Cronobacter ini cenderung meningkat pada bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), yakni sekitar 8,7 kasus per 100 ribu bayi.
Sementara itu, kasus infeksi pada orang dewasa yang lebih tua umum terjadi meski efeknya lebih ringan daripada yang dirasakan oleh bayi.
Ragam penyakit yang disebabkan bakteri Cronobacter
Cronobacter sakazakii bisa menyebabkan berbagai jenis penyakit berbeda, tergantung pada usia pasien dan bagian tubuh yang terinfeksi.
Pada bayi di bawah 12 bulan, bakteri ini bisa menyebabkan infeksi darah serius (sepsis) serta peradangan selaput sekitar otak dan sumsum tulang belakang (meningitis).
Kedua kondisi ini sangat berbahaya pada bayi karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti penumpukan nanah pada otak, gangguan saraf jangka panjang, hingga kematian.
Sementara itu, infeksi pada orang dewasa bisa memicu infeksi saluran kemih (ISK). Sepsis juga mungkin terjadi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah dan lansia.
Bakteri Cronobacter yang masuk ke dalam tubuh orang dewasa juga bisa berkoloni di bagian tertentu, seperti saluran pernapasan, tanpa menyebabkan infeksi.
Pada kondisi tersebut, gejala penyakit tidak akan muncul dan umumnya tidak perlu pengobatan tertentu.
Tanda dan gejala infeksi bakteri Cronobacter
Gejala akibat infeksi bakteri Cronobacter sakazakii pada bayi dapat menyebabkan beberapa gejala umum, meliputi:
- mudah marah,
- respons makan yang buruk,
- mendengus saat bernapas,
- suhu tubuh tidak stabil, dan
- penyakit kuning (jaundice).
Penyakit tertentu yang terjadi akibat infeksi bakteri ini juga memiliki tanda-tanda tersendiri. Pada kasus infeksi Cronobacter yang berkembang jadi meningitis, gejalanya meliputi:
- demam tinggi,
- menangis terus-menerus,
- rasa kantuk berlebihan dan cepat marah,
- susah bangun dari tidur,
- tidak aktif dan lamban,
- nafsu makan buruk,
- mual dan muntah,
- kejang,
- tonjolan pada titik lunak di atas kepala bayi, hingga
- kekakuan pada badan dan leher.
Kemungkinan ada tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Jika Anda memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Kapan harus periksa ke dokter?
Anda harus segera membawa bayi ke rumah sakit bila timbul gejala-gejala di atas. Ini karena meningitis akibat infeksi Cronobacter punya tingkat kematian tinggi sekitar 40 persen.
Selain itu, orang dewasa perlu segera memeriksakan diri ke dokter bila mengalami gejala penyakit infeksi seperti demam, peradangan, dan kelelahan yang tak kunjung membaik.
Penyebab infeksi bakteri Cronobacter
Kebanyakan kasus berasal dari infeksi melalui makanan, terutama dari konsumsi susu formula bubuk yang tidak steril dan terkontaminasi Cronobacter sakazakii. Dalam skala kecil, kontaminasi dapat terjadi ketika Anda membuka wadah susu formula bubuk.
Cronobacter yang hidup di lingkungan rumah, seperti pada meja dapur atau wastafel, masuk ke dalam susu formula bubuk lewat tutup wadah atau sendok yang telah terkontaminasi.
Ini juga bisa terjadi akibat pembuatan susu formula yang kurang steril, termasuk penggunaan air dan botol yang terkontaminasi sebelumnya.
Sementara dalam skala besar, Cronobacter bisa mencemari susu formula bubuk di pabriknya. Ini bisa terjadi bila proses produksi susu formula memakai bahan baku atau menyentuh alat produksi yang terkontaminasi.
Bakteri ini hidup secara alami di lingkungan sehingga mungkin ada sumber infeksi lain. Di luar itu, penularan infeksi dari kontak antarmanusia belum diketahui.
Faktor apa saja yang meningkatkan risiko kondisi ini?
Terdapat beberapa kelompok yang lebih rentan terkena infeksi bakteri Cronobacter, yaitu:
- bayi berusia dua bulan ke bawah,
- bayi terlahir prematur atau memiliki sistem kekebalan yang lemah,
- orang dengan sistem kekebalan yang lemah akibat HIV, kanker, atau transplantasi organ, dan
- lansia berusia 65 tahun ke atas.
Diagnosis dan pengobatan infeksi bakteri Cronobacter
Dokter terlebih dahulu akan memeriksa gejala dan bertanya tentang kondisi kesehatan pasiensebelumnya.
Beri tahukan dokter kapan gejala muncul dan semakin memburuk. Informasikan juga mengenai susu formula bubuk yang dikonsumsi oleh bayi Anda.
Infeksi bakteri Cronobacter bisa didiagnosis melalui tes darah di laboratorium untuk memeriksa ada atau tidaknya bakteri pada sampel.
Pemeriksaan lain, seperti CT scan atau MRI, juga dapat digunakan untuk melihat apakah bayi Anda mengalami infeksi pada otak.
Infeksi Cronobacter sakazakii secara umum dapat diobati dengan antibiotik. Meski begitu, bayi dengan kondisi ini umumnya perlu perawatan intensif di rumah sakit.
Bayi yang didiagnosis sepsis atau meningitis juga memerlukan obat lain, misalnya kortikosteroid untuk mengatasi peradangan atau antikolvusan untuk mengatasi kejang.
Sementara itu, orang dewasa dengan ISK juga bisa mendapatkan resep obat pereda nyeri guna mengatasi rasa sakit saat buang air kecil.
Dokter juga akan menyarankan pasien agar lebih banyak minum air untuk membantu mengeluarkan bakteri dari dalam tubuh melalui urine.
Pencegahan infeksi bakteri Cronobacter
Risiko penularan bakteri Cronobacter melalui susu formula bubuk tentu membuat Anda perlu lebih berhati-hati saat memberikannya pada bayi.
Dikutip dari laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), berikut beberapa langkah pencegahan dari infeksi bakteri ini.
- Usahakan untuk memberikan ASI eksklusif guna mendukung kesehatan dan perkembangan bayi.
- Membersihkan, mensterilkan, dan menyimpan peralatan makan (termasuk botol susu dan pompa ASI) secara hati-hati dan aman.
- Selalu cuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik setiap kali menyiapkan dan memberikan botol susu, memberikan dot, menyentuh mulut bayi, serta setelah pergi ke toilet atau mengganti popok.
- Menggunakan hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimum 60% untuk membunuh bakteri Cronobacter bila sabun dan air tidak tersedia.
- Pastikan untuk menyiapkan dan menyimpan susu formula bubuk dengan aman sesuai instruksi yang tersedia pada kemasan.
- Gunakan susu formula yang sudah dilarutkan tidak lebih dari satu jam setelah mulai menyusui dan dua jam setelah selesai Anda siapkan.
- Segera masukkan susu formula yang sudah dilarutkan ke lemari pendingin bila tidak digunakan. Susu hanya boleh disimpan selama 24 jam.
- Pertimbangkan susu formula cair bila bayi Anda berusia kurang dari dua bulan, lahir prematur, atau memiliki sistem imun yang lemah.
Jika Anda punya pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan informasi terbaik.