Infeksi tidak hanya disebabkan oleh bakteri atau virus. Makhluk mikroskopik lainnya yang bernama parasit juga bisa menimbulkan penyakit.
Supaya bisa lebih berhati-hati dengan infeksi parasit, pastikan Anda sudah mengetahui berbagai informasi berikut ini.
Apa itu infeksi parasit?
Infeksi parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit, mikroorganisme yang hidupnya bergantung pada makhluk hidup lainnya, termasuk manusia.
Sebagian parasit memang tidak berbahaya, tetapi tidak sedikit pula yang bisa berkembang biak di dalam tubuh inangnya sehingga menyebabkan infeksi.
Beberapa penyakit infeksi parasit bisa sembuh dengan sendirinya melalui bantuan sistem kekebalan tubuh.
Namun, ada pula yang perlu ditangani dengan perawatan intensif karena dapat menular atau berbahaya jika dibiarkan.
Jenis-jenis parasit yang bisa menyebabkan infeksi
Infeksi bisa terjadi ketika jenis parasit berikut masuk ke dalam tubuh Anda.
1. Protozoa
Protozoa adalah organisme bersel tunggal yang dapat hidup dan berkembang biak di dalam tubuh manusia.
Salah satu infeksi yang disebabkan oleh protozoa adalah giardiasis. Ini adalah infeksi serius yang biasanya muncul ketika Anda minum air yang terkontaminasi Flagellata.
Selain itu, berikut adalah jenis protozoa lain yang bisa menginfeksi manusia.
- Amoeba, penyebab penyakit amebiasis.
- Siliofora, penyebab penyakit balantidiasis.
- Sporozoa, penyebab penyakit kriptosporidiosis dan toksoplasmosis.
- Plasmodium, penyebab penyakit malaria.
2. Cacing
Pernah mendengar tentang cacingan? Ternyata, cacing yang merupakan organisme multiseluler memang bisa menyebabkan penyakit.
Berikut adalah beberapa jenis cacing yang bisa menjadi parasit dan menyebabkan penyakit.
- Cacing pipih, contohnya cacing Schistosoma.
- Cacing pita, contohnya Taenia solium pada daging babi dan Taenia saginata pada daging sapi.
- Cacing kremi (Enterobius vermicularis).
- Cacing gelang, contohnya cacing Trichinella yang menyebabkan trikinosis.
- Cacing tambang, contohnya cacing Ancylostoma duodenale.
3. Ektoparasit
Ektoparasit adalah organisme bersel banyak yang disebarkan oleh serangga atau arachnida, seperti nyamuk, kutu, dan tungau.
Mikroorganisme tersebut akan menyebarkan penyakit dengan cara mengisap darah manusia. Berikut adalah beberapa contohnya.
- Pediculus humanus capitis atau kutu rambut.
- Pthirus pubis atau kutu pada kulit kemaluan.
- Sarcoptes scabiei, tungau yang mengakibatkan penyakit kulit skabies atau kudis.
Tanda-tanda dan gejala infeksi parasit
Gejala infeksi bisa bervariasi, tergantung pada organisme penyebabnya dan sistem organ yang diserangnya.
Secara umum, berikut adalah berbagai gejala yang bisa menjadi tanda keberadaan parasit di dalam tubuh.
- Berat badan turun drastis karena penyerapan nutrisi tidak optimal.
- Gangguan pencernaan, seperti diare, kembung, atau mulas.
- Reaksi alergi, seperti muncul ruam dan gatal-gatal pada kulit.
- Keputihan berwarna kuning kehijauan atau berbau amis.
- Muncul bercak putih pada feses.
- Nyeri otot atau pegal-pegal.
- Mudah kelelahan.
- Dehidrasi.
- Demam dan menggigil.
- Pembengkakan kelenjar getah bening.
Beberapa jenis parasit yang hidup di dalam tubuh mungkin tidak menimbulkan gejala atau tanda khusus.
Bila Anda mencurigai tubuh Anda terinfeksi parasit, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih awal.
Penyebab dan penularan infeksi parasit
Infeksi parasit dapat menyebar dalam beberapa cara. Cara yang paling umum adalah melalui mulut dari makanan atau minuman yang terkontaminasi protozoa.
Minum air mentah, makan daging mentah atau setengah matang, atau tidak mencuci buah dan sayuran sebelum mengonsumsinya dapat membuat Anda terinfeksi parasit.
Protozoa dan cacing juga dapat menyebar lewat perantara aliran air, limbah rumah tangga, feses dan darah, hingga paparan langsung antara kulit dengan tanah yang terkontaminasi.
Beberapa jenis parasit juga dapat menyebar melalui kontak seksual, khususnya yang menggunakan dubur dan oral.
Selain melalui makanan dan sentuhan, infeksi juga dapat menyebar saat Anda memegang atau menggosok bulu hewan yang ada parasitnya.
Setelah terinfeksi, seseorang akan sangat mudah untuk menularkan parasit ke orang lain.
Faktor-faktor risiko infeksi parasit
Siapa pun bisa terkena penyakit infeksi parasit. Namun, beberapa faktor berikut bisa meningkatkan risikonya.
- Suka makan makanan mentah atau setengah matang.
- Tidak mencuci bersih bahan makanan sebelum dimasak.
- Jarang cuci tangan.
- Daya tahan tubuh lemah atau memiliki penyakit bawaan.
- Tinggal atau bepergian ke daerah tropis atau subtropis.
- Kekurangan pasokan air minum yang bersih.
- Sering berenang di danau, sungai, kolam, atau kubangan banjir yang terkontaminasi
- Bekerja dekat dengan tanah, misalnya petani atau buruh bangunan.
- Bekerja dalam bidang yang mengharuskan Anda sering menyentuh kotoran manusia, seperti pengasuh bayi atau karyawan pet shop.
Diagnosis infeksi parasit
Langkah pertama dokter untuk mendiagnosis infeksi parasit adalah mengajukan pertanyaan seputar gejala yang Anda alami dan aktivitas beberapa hari terakhir.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti tekanan darah dan denyut jantung. Untuk menegakkan diagnosis, dokter mungkin membutuhkan berbagai tes berikut.
- Tes darah, urine, tinja, atau dahak untuk mendeteksi keberadaan parasit.
- Endoskopi atau kolonoskopi untuk memeriksa kondisi saluran pencernaan.
- Pengambilan foto dengan rontgen, MRI, atau CT scan untuk mendeteksi luka akibat infeksi parasit di dalam organ.
- Biopsi atau pengambilan sampel jaringan untuk diperiksa di laboratorium.
Apa saja pengobatan untuk infeksi parasit?
Pengobatan infeksi tergantung pada diagnosis spesifik Anda. Beberapa infeksi tidak perlu ditangani secara medis karena gejala dapat hilang dengan sendirinya.
Sementara pada kasus lain, pasien mungkin diminta untuk minum obat cacing atau antiparasit seperti berikut.
- Ivermectin.
- Albendazole.
- Mebendazole.
- Thiabendazole.
- Nitazoxanide.
Perlu diketahui bahwa, infeksi parasit sering kali membutuhkan beberapa obat sekaligus. Tak jarang, dokter akan meresepkan obat antibiotik atau antijamur.
Khusus untuk infeksi malaria, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah membuat standar pengobatan yang disebut artemisinin-based combination therapies (ACT).
Karena infeksi sering kali menyebabkan diare, dokter juga akan menganjurkan pasien untuk memenuhi kebutuhan cairan harian demi mencegah dehidrasi.
Pencegahan infeksi parasit
Untuk mengurangi risiko terpapar infeksi parasit, berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan.
- Cuci tangan secara teratur, terutama setelah beraktivitas di luar dan sebelum makan.
- Cuci bahan makanan dan masak sampai matang.
- Pastikan Anda minum air putih yang terjamin kebersihannya. Sebaiknya, minumlah air kemasan saat Anda bepergian.
- Hindari menelan air dari danau, sungai, atau kolam.
- Hindari memegang kotoran hewan secara langsung, terutama kotoran kucing
- Jaga kebersihan air dan lingkungan di sekitar tempat tinggal.
Lakukanlah pencegahan sedini mungkin tanpa perlu menunggu ada orang yang terkena infeksi parasit.
Kesimpulan
- Infeksi parasit adalah penyakit yang bisa disebabkan oleh parasit, seperti protozoa, cacing, dan ektoparasit.
- Beberapa gejalanya adalah penurunan berat badan drastis, gangguan pencernaan, keputihan yang tidak normal, dan nyeri otot.
- Infeksi parasit biasanya diatasi dengan pemberian obat cacing, seperti ivermectin, mebendazole, dan albendazole.
- Cegah infeksi parasit dengan mengonsumsi makanan yang diolah sampai matang, minum air putih dari sumber tepercaya, dan hindari memegang kotoran hewan secara langsung.