Bagaimana ciri-ciri tetanus setelah tertusuk paku? Sebelumnya, perlu Anda tahu terlebih dulu bahwa penyebab utama tetanus bukanlah tusukan paku, melainkan infeksi bakteri Clostridium tetani.
Bakteri C. tetani bisa menetap di berbagai tempat, terutama tanah, kotoran hewan dan manusia, serta peralatan yang berkarat. Inilah alasan mengapa tusukan paku berkarat identik dengan tetanus.
Ciri-ciri tetanus setelah tertusuk paku
Bakteri penyebab tetanus biasanya membutuhkan masa inkubasi sekitar 3–21 hari. Itu artinya, Anda mungkin tidak langsung merasakan ciri-ciri tetanus sesaat setelah tertusuk paku.
Umumnya, gejala tetanus akan muncul pada hari ke-10 setelah terinfeksi. Gejala utama tetanus adalah kejang atau kram pada otot rahang (trismus).
Setelah itu, berikut adalah beberapa gejala yang biasanya muncul ketika seseorang terinfeksi tetanus.
- Otot rahang kaku (lockjaw) sehingga sulit berbicara.
- Ketegangan otot di sekitar bibir sehingga terkadang menghasilkan seringai yang tidak disengaja.
- Kejang dan kekakuan otot yang menyebar ke leher, lengan, hingga perut. Kekakuan otot leher dan perut dapat menyebabkan kesulitan bernapas.
- Demam dan berkeringat.
- Denyut jantung meningkat (takikardia).
- Sensitif terhadap cahaya, suara, dan sentuhan.
- Air liur keluar terus-menerus.
Jika infeksi tetanus terjadi pada bayi, gejalanya mungkin meliputi kesulitan untuk mengisap ASI dan menangis berlebihan.
Gejala tetanus biasanya muncul secara bertahap dan memburuk secara progresif selama dua minggu. Kondisi ini bisa menyebabkan kejang berulang selama beberapa menit.
Menurut laman Mayo Clinic, kejang karena tetanus biasanya membuat leher dan punggung melengkung, lengan ditarik ke atas tubuh, dan tangan mengepal.
Kejang-kejang di seluruh tubuh mungkin dipicu oleh kejadian kecil yang merangsang indra, seperti suara keras, sentuhan fisik, angin, atau cahaya.
Cara mengobati tetanus
Meski tidak merasakan ciri-ciri tertentu setelah tertusuk paku atau mendapatkan luka lain yang berpotensi menyebabkan tetanus, Anda sebaiknya tetap pergi ke dokter.
Pasalnya, seperti yang disebutkan di atas, bakteri C. tetani membutuhkan waktu inkubasi sebelum infeksi memunculkan gejala.
Pertolongan pertama untuk luka terbuka adalah dengan membersihkannya dari kotoran dan benda asing.
Ketika luka sudah dipastikan bersih, dokter bisa memberikan pengobatan tetanus dengan berbagai cara berikut.
- Terapi antitoksin, seperti immunoglobulin tetanus (TIG) untuk menetralkan racun. Akan tetapi, pengobatan ini hanya bisa menetralkan racun yang belum menyerang sistem saraf pusat.
- Antibiotik untuk melawan infeksi bakteri. Dapat diberikan melalui suntikan atau oral.
- Vaksinasi, biasanya diberikan bersama dengan antitoksin dan antibiotik untuk membantu sistem kekebalan tubuh melawan racun yang dihasilkan bakteri.
- Obat untuk memperlambat fungsi sistem saraf sehingga kejang otot bisa dikendalikan.
- Obat-obatan lain sesuai gejala yang menyertai.
Jika pasien tetanus kesulitan bernapas, dokter mungkin memberikan alat bantu pernapasan.
Apabila dibutuhkan, pasien tetanus mungkin dirawat di kamar khusus yang minim cahaya, suara, dan kondisi lain yang memicu respons dari indra pasien.
Cara mencegah tetanus saat tertusuk paku
Meski tidak semua tusukan paku menyebabkan tetanus, Anda sebaiknya segera melakukan langkah pencegahan berikut untuk mengurangi risiko infeksi.
- Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
- Tekan luka untuk menghentikan perdarahan.
- Bilas luka dengan air mengalir. Bila perlu, gunakan pinset yang sudah disteril untuk menghilangkan serpihan dari luka.
- Oleskan krim antibiotik lalu balut luka terbuka dengan kasa atau kain tipis yang bersih.
Setelah melakukan berbagai upaya di atas, Anda sebaiknya tetap pergi ke dokter atau rumah sakit.
Sejauh ini, cara terbaik untuk mencegah tetanus adalah dengan menerima vaksin toksoid tetanus (TTCV).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan setiap individu untuk mendapatkan vaksin tetanus dalam enam dosis yang terdiri dari tiga dosis primer dan tiga dosis booster.
Dosis primer pertama harus dimulai ketika bayi Anda masih berusia enam minggu. Dosis kedua dan ketiga bisa diberikan dengan selang masing-masing empat minggu.
Sementara itu, tiga dosis penguat disarankan untuk diterima pada kisaran usia 12–23 bulan, 4–7 tahun, dan 9–15 tahun atau berjarak empat tahun tiap dosisnya.
Orang yang sembuh dari tetanus tidak akan memiliki kekebalan alami. Itu artinya, Anda masih berisiko terkena infeksi tetanus meski sudah pernah mengalaminya.
Demi meminimalkan risiko infeksi tetanus, orang dewasa disarankan suntik tetanus booster setiap 10 tahun sekali.
Kesimpulan
- Ciri-ciri tetanus setelah tertusuk paku adalah otot rahang tegang dan kaku yang merambat ke leher, lengan, hingga perut.
- Beberapa metode pengobatan tetanus adalah pemberian terapi antitoksin, antibiotik, vaksinasi, dan obat-obatan tambahan sesuai gejala yang menyertai.
- Cara terbaik untuk mencegah tetanus adalah dengan melakukan vaksin toksoid tetanus. Bagi orang dewasa, vaksin tetanus bisa diterima setiap 10 tahun sekali.