Sementara jika Anda ingin terhindar dari paparan virus menular, Anda bisa memakai masker selama berada di rumah sakit. Anda juga harus rajin-rajin mencuci tangan, terutama setelah Anda menyentuh permukaan seperti gagang pintu.
4. Infeksi situs operasi (SSI)

Sebuah infeksi luka operasi adalah infeksi yang terjadi setelah operasi di bagian tubuh mana operasi berlangsung. Infeksi luka operasi kadang bisa terjadi secara ringan karena hanya melibatkan permukaan kulit saja. Di sisi lain, infeksi ini juga bisa serius ketika sudah melibatkan jaringan di bawah kulit, organ, atau bahan implan yang meradang.
Di Amerika Serikat, lebih dari 8.000 orang meninggal setiap tahunnya dari infeksi luka operasi akibat HAI. Untungnya, risiko penyakit mematikan ini biasanya tidak berpengaruh pada pasien UGD kecuali mereka memerlukan prosedur darurat seperti tracheostomy (pemasukan tabung dada ), atau mungkin transfer ke ruang operasi. Namun, karena tindakan tersebut terkadang diperlukan, risiko SSI tetap harus Anda waspadai jika Anda atau kerabat ada yang masuk UGD.
Jika Anda memiliki infeksi di area bekas operasi, gejala awal bisa termasuk demam, kemerahan dan nyeri di lokasi operasi. Keluarnya cairan keruh dari luka di mana sayatan bedah dibuat juga bisa terjadi. Jika Anda melihat tanda-tanda ini setelah operasi, Anda harus memberi tahu dokter segera sehingga ia dapat meresepkan antibiotik.
Apa yang menyebabkan infeksi lebih mudah menular di rumah sakit?

Pada dasarnya semua rumah sakit memiliki prosedur pengendalian dan kebijakan seputar penyebaran infeksi. Staf profesional kesehatan pun diwajibkan untuk mengambil setiap tindakan pencegahan untuk menghindari infeksi. Namun, risiko infeksi tidak pernah sepenuhnya terhindari dan beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi tertular infeksi daripada yang lain.
Infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikro-organisme seperti virus, jamur, bakteri atau parasit. Mikro-organisme ini sering disebut ‘bug’ atau ‘kuman’. Kebanyakan infeksi nosokomial disebabkan oleh bakteri. Bakteri, jamur, dan virus menyebar terutama melalui kontak orang-ke-orang. Dalam kasus HAI, risiko infeksi meningkat ketika ada keterlibatan tangan kotor, dan peralatan medis seperti kateter, mesin pernapasan, dan alat-alat rumah sakit lainnya.
Infeksi dapat diobati dengan antibiotik dan biasanya merespon dengan baik. Meski begitu, ada pula infeksi yang sulit untuk diobati dan justu bisa mengancam nyawa. Ya, beberapa bakteri sulit untuk mengobati karena mereka resisten terhadap antibiotik standar yang diresepkan dokter.
Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), Clostridium difficile, dan Pseudomonas aeruginosa adalah contoh bakteri penyebab kebanyakan kasus HAI yang resisten terhadap banyak antibiotik. Bakteri Staph dan MRSA dapat menyebabkan berbagai masalah mulai dari infeksi kulit, sepsis, pneumonia, hingga infeksi pada aliran darah. Jika MRSA menyerang kulit, C. diff mengejar sistem pencernaan sehingga kadang menyebabkan peradangan usus besar yang mematikan. Dari semua kasus HAI, Pseudomonas aeruginosa (P. aeruginosa) sebagai penyebab ISK, pneumonia, dan penyakit ginjal memiliki tingkat kesakitan (morbidity rate) yang lebih tinggi ketimbang bakteri lainnya.
Semua orang yang menjalani rawat inap intensif di rumah sakit berada pada risiko tertentu terhadap penularan HAI. Beberapa kelompok yang lebih rentan tertular infeksi di rumah sakit adalah anak-anak kecil, kaum lansia, pasien penyakit kronis (misal, diabetes), atau mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
Anda harus segera memberi tahu dokter jika muncul gejala baru dan/atau yang tidak terkait dengan kondisi awal Anda selama Anda rawat inap di rumah sakit.