backup og meta

Pahami Prosedur dan Hasil Tes Rapid Antigen COVID-19

Pahami Prosedur dan Hasil Tes Rapid Antigen COVID-19

Di tengah pandemi COVID-19, salah satu upaya yang dilakukan sebagai langkah antisipasi dan pengendalian penularan virus adalah dengan melakukan tes swab sebanyak mungkin. Saat ini, telah tersedia beragam pilihan tes untuk mendeteksi adanya infeksi COVID-19 di dalam tubuh, salah satunya adalah tes swab antigen COVID-19.

Apa itu tes antigen COVID-19?

Tes antigen atau rapid test antigen COVID-19 adalah tes kesehatan yang dilakukan untuk pemeriksaan COVID-19.

Sesuai dengan namanya, tes ini dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antigen terhadap suatu penyakit. Antigen merupakan zat yang memicu sistem imun tubuh untuk membentuk antibodi, protein dalam darah untuk melawan penyakit tertentu.

Biasanya, antigen berasal dari luar tubuh, seperti ketika tubuh terinfeksi bakteri atau virus. Jika antigen terdeteksi di dalam tubuh, itu artinya tubuh sedang melawan infeksi suatu penyakit.

Tes ini telah disetujui oleh WHO sebagai salah satu metode untuk pemeriksaan COVID-19, terutama di negara-negara dengan penggunaan tes polymerase chain reaction (PCR) yang masih rendah.

Tak hanya itu, kelebihan lain dari tes ini adalah harganya yang lebih terjangkau serta tidak perlu menunggu hasilnya terlalu lama.

Kapan tes rapid antigen perlu dilakukan?

Tes antigen biasanya direkomendasikan untuk orang-orang yang tidak mengalami gejala COVID-19, namun memiliki faktor-faktor seperti:

  • Melakukan kontak erat dengan seseorang yang diduga atau terbukti terinfeksi COVID-19.
  • Bekerja di rumah sakit atau fasilitas kesehatan dengan risiko tinggi tertular.
  • Berencana melakukan perjalanan jauh di masa pandemi.
  • Bekerja di wilayah atau area yang tidak memungkinkan protokol kesehatan berjalan dengan baik.

Biasanya, tes antigen hanya dilakukan sebagai pemeriksaan skrining atau penyaring. Ini artinya, pasien yang sudah melakukan tes antigen sebaiknya menjalani pemeriksaan tambahan, seperti PCR.

Di beberapa negara, tes antigen COVID-19 mandiri telah dianjurkan untuk mempercepat proses tracing, seperti di Inggris dan Amerika Serikat.

Namun, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia saat ini belum merekomendasikan tes antigen mandiri di rumah. Pemeriksaan antigen harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah terlatih.

Seperti apa proses tes antigen COVID-19?

Sebelum menjalani tes antigen, Anda harus memperhatikan beberapa hal, seperti:

  • Tes rapid antigen tidak selalu menunjukkan hasil yang akurat. Hasil tes bisa saja berupa positif atau negatif palsu sehingga diperlukan pemeriksaan lain seperti PCT untuk memastikan diagnosis COVID-19.
  • Tes rapid antigen mandiri di rumah tidak dianjurkan karena adanya potensi kesalahan dalam mengambil sampel air liur atau lendir.

Prosedur rapid antigen biasanya dapat dilakukan di rumah sakit, klinik, puskesmas, atau tempat khusus pemeriksaan COVID-19 terdekat. Sampel yang diambil bisa berupa cairan atau lendir dari hidung, tenggorokan, atau bagian tubuh lain.

Berikut adalah langkah-langkah yang akan Anda lewati selama tes antigen berlangsung:

  • Tenaga kesehatan akan mempersiapkan alat swab terlebih dahulu. Anda mungkin perlu membuang ingus dari hidung.
  • Setelah itu, tenaga kesehatan akan meminta Anda untuk mendongakkan kepala. Dengan demikian, proses pengambilan sampel dari hidung dan tenggorokan akan lebih mudah.
  • Alat swab antigen yang berupa cotton bud panjang akan dimasukkan ke dalam hidung atau mulut, kemudian didorong hingga mencapai nasofaring.
  • Selama beberapa detik, dokter akan menggerakkan alat swab agar lendir menempel dengan sempurna. Anda mungkin akan merasa sedikit tidak nyaman selama prosedur ini.
  • Setelah itu, alat swab akan ditarik dari hidung atau mulut secara perlahan.

Setelah tes antigen

Hasil tes antigen COVID-19 biasanya akan keluar dalam waktu beberapa menit. Anda tidak perlu pulang dari tempat pemeriksaan dan bisa mendapatkan hasilnya di hari yang sama.

Dalam tes antigen, terdapat 2 jenis hasil, yaitu positif dan negatif. Hasil positif menunjukkan adanya antigen COVID-19 di dalam tubuh, negatif menandakan tidak adanya antigen.

Jika Anda mendapatkan hasil antigen positif, dokter atau tenaga kesehatan lainnya akan menganjurkan Anda untuk:

  • melakukan isolasi mandiri selama 14 hari,
  • melakukan pemeriksaan tambahan seperti PCR untuk memastikan adanya infeksi COVID-19,
  • mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi,
  • periksa kembali ke dokter apabila gejala tak kunjung membaik.

Apa saja efek samping dan risiko tes rapid antigen COVID-19?

Sedikit sekali pasien yang melaporkan komplikasi serius setelah menjalani tes rapid antigen. Kebanyakan orang biasanya mengeluhkan rasa tidak nyaman ketika alat swab dimasukkan ke dalam hidung atau tenggorokan.

Salah satu risiko yang bisa terjadi dari tes antigen adalah hasil tes yang tidak sesuai, misalnya hasil positif palsu atau negatif palsu.

Apabila Anda mendapatkan hasil positif palsu, bisa saja sebenarnya tidak ada antigen di dalam tubuh Anda. Sementara itu, negatif palsu juga menunjukkan seolah-olah Anda negatif dari COVID-19, padahal sebenarnya ada antigen di dalam tubuh Anda.

Karena risiko inilah sebagian pasien yang mendapat hasil negatif palsu tidak menyadari dirinya telah terinfeksi COVID-19. Hal ini tentu dapat merugikan diri sendiri dan orang-orang di sekitar.

Maka dari itu, Anda sebaiknya tidak terlalu bergantung sepenuhnya pada hasil tes antigen tanpa adanya konfirmasi dari dokter.

Perbedaan tes rapid antigen dan PCR untuk COVID-19

Banyak yang bertanya-tanya apa perbedaan antara tes rapid antigen dan PCR untuk mendiagnosis COVID-19.

Pada dasarnya, kedua tes tersebut memiliki metode yang serupa, yaitu mengambil sampel lendir dari hidung atau mulut. Namun, yang membedakan adalah teknologi yang digunakan serta akurasinya.

Tes antigen hanya membantu mendeteksi antigen COVID-19 di dalam tubuh. Sementara itu, tes PCR mendeteksi material genetik dari virus dengan teknik laboratorium yang lebih canggih.

Karena teknologinya berbeda, durasi yang dibutuhkan hingga hasil kedua tes keluar pun berbeda. Jika antigen membutuhkan waktu beberapa menit saja, tes PCR biasanya memakan waktu beberapa jam hingga hari.

Selain itu, akurasi dari kedua tes juga berbeda. Para ahli sepakat bahwa tingkat akurasi tes antigen lebih rendah jika dibandingkan dengan PCR untuk mendeteksi infeksi COVID-19.

Jika ingin memastikan apakah Anda terinfeksi COVID-19 atau tidak, periksalah ke puskesmas, klinik, rumah sakit, atau laboratorium penyedia layanan swab antigen untuk melakukan tes yang terdekat dari rumah Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Using Antigen Tests – CDC. (2021). Retrieved October 8, 2021, from https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/lab/resources/antigen-tests-guidelines.html 

Testing Overview – CDC. (2021). Retrieved October 8, 2021, from https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/testing-overview.html 

COVID-19 Antigen Test – Lab Tests Online. (2021). Retrieved October 8, 2021, from https://labtestsonline.org/tests/covid-19-antigen-test 

Marshall, WF. (2020). How do COVID-19 antibody tests differ from diagnostic tests? – Mayo Clinic. Retrieved October 8, 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/coronavirus/expert-answers/covid-antibody-tests/faq-20484429 

Implementation of Antigen RDT (Ag-RDT) to detect COVID-19 cases in Indonesia – WHO. (2020). Retrieved October 8, 2021, from https://www.who.int/indonesia/news/detail/08-12-2020-implementation-of-antigen-rdt-(ag-rdt)-to-detect-covid-19-cases-in-indonesia 

How accurate are rapid tests for diagnosing COVID-19? – Cochrane. (2021). Retrieved October 8, 2021, from https://www.cochrane.org/CD013705/INFECTN_how-accurate-are-rapid-tests-diagnosing-covid-19 

How to Obtain a Nasopharyngeal Swab Specimen. (2020), 383(3), e14. https://doi.org/10.1056/nejmc2015949

Versi Terbaru

06/09/2022

Ditulis oleh Shylma Na'imah

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Anandito Reza


Artikel Terkait

Apakah Terapi Plasma Konvalesen Efektif pada Pasien COVID-19?

Bahaya Mengobati COVID-19 dengan Obat Antivirus dan Antibiotik Tanpa Resep Dokter


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 06/09/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan