Penyakit COVID-19 itu sendiri
Susah tidur menjadi salah satu keluhan umum gejala COVID-19, selain hilang penciuman dan pengecap, batuk, serta demam. Gejala COVID-19 membuat pasien sulit untuk tidur nyenyak dan merasa gelisah di malah hari ketika berusaha tertidur. Gejala ini terjadi baik karena infeksi virus itu sendiri ataupun karena stres selama menjalani isolasi di rumah sakit atau di rumah lalu membuat insomnia jadi semakin parah.
Stres yang meningkat akibat pandemi
Stres bisa hadir kapan saja, tapi di tengah pandemi, tingkat stres akan meningkat. Apalagi ketidakpastian pandemi akan berakhir. Pandemi juga menimbulkan banyak tekanan, misalnya kehilangan pekerjaan karena PHK ataupun kondisi perusahaan tak dapat bertahan, padahal kebutuhan perlu terpenuhi dan tagihan perlu dibayar.
Peningkatan stres ini juga menaikkan kadar kortisol di dalam tubuh. Kortisol adalah hormon yang memiliki cara kerja berlawanan dengan hormon tidur, yakni melatonin.
Normalnya, kadar kortisol akan naik di pagi hari untuk memberi energi pada tubuh. Kemudian, akan turun di malam hari agar tubuh dapat beristirahat. Namun, stres akibat pandemi membuat kadar kortisol tetap tinggi dan mengganggu produksi melatonin. Akibatnya, coronasomnia bisa terjadi.
Berubahnya rutinitas harian selama pandemi
Kehidupan normal yang biasanya dijalani berubah akibat adanya pandemi. Anda diharapkan untuk beraktivitas di rumah dan menjaga jarak. Perubahan ini menciptakan dinding dalam kehidupan sosial, dan bisa menimbulkan dampak negatif pada kesehatan mental.
Perubahan rutinitas normal ini juga bisa memengaruhi ritme sirkadian, yakni siklus bangun tidur. Kebanyakan mengalami jam tidur lebih malam dan bangun lebih siang dari biasanya. Di samping itu kebanyakan orang menghabiskan lebih banyak waktu untuk duduk dan kurang bergerak.
Hal tersebut membuat ritme sirkadian sulit berada tetap di jalurnya. Tidak hanya tidur, fungsi biologis tubuh, seperti respons imun dan nafsu makan juga akan berubah. Jika perubahan tersebut mengarah ke gaya hidup yang buruk, tentu bisa memicu insomnia.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar