Pernahkah Anda membeli antibiotik tanpa resep dokter? Jika iya, Anda harus lebih berhati-hati mulai sekarang. Antibiotik yang seharusnya mampu mengobati sakit Anda justru bisa berbalik dan menimbulkan dampak negatif. Ketahui bahaya antibiotik dalam ulasan berikut ini.
Bahaya obat antibiotik bila digunakan tanpa resep dokter
Sebelum menggunakan antibiotik, Anda harus memperoleh anjuran dan petunjuk dari dokter karena kebutuhan setiap orang jelas berbeda-beda.
Selain itu, setiap jenis obat antibiotik dapat menimbulkan efek samping yang berbeda, mulai dari yang ringan hingga cukup parah.
Orang yang menggunakan antibiotik dengan resep pun masih mungkin mengalami efek samping. Lantas, bagaimana dengan orang yang minum antibiotik tanpa resep dokter?
Berikut ini adalah sejumlah bahaya minum obat antibiotik secara sembarangan yang perlu Anda perhatikan.
1. Peningkatan risiko depresi dan kecemasan
Antibiotik bekerja dengan cara mencegah pertumbuhan bakteri dan membunuh bakteri yang menyebabkan penyakit.
Penggunaan obat antibiotik yang tidak sesuai anjuran dapat memengaruhi mikrobiota usus yang berperan penting dalam mengatur fungsi otak melalui sumbu otak-usus (brain-gut axis).
Perubahan komposisi mikrobiota usus dapat memengaruhi produksi neurotransmitter sehingga meningkatkan risiko gangguan suasana hati, seperti depresi dan kecemasan.
Meski tidak semua orang yang menggunakan antibiotik mengalami gangguan tersebut, penting bagi Anda untuk menyadari potensi efek samping ini.
2. Obesitas
Studi dalam jurnal PLoS One (2019) menyebutkan bahwa penggunaan penicillin dalam jangka panjang pada kelompok usia 30–39 tahun berkaitan dengan peningkatan risiko obesitas.
Diketahui juga bahwa penggunaan penicillin selama lima tahun berkaitan dengan peningkatan indeks massa tubuh (BMI) sebesar 1 persen.
Meskipun mekanismenya belum sepenuhnya dipahami, perubahan mikrobiota usus akibat obat antibiotik diduga berperan dalam peningkatan risiko obesitas.
3. Gangguan pencernaan
Antibiotik sangat efektif untuk membunuh bakteri. Namun, bila Anda menggunakannya secara berlebihan, bakteri baik yang ada di dalam tubuh juga akan ikut terbunuh.
Penggunaan antibiotik yang menargetkan bakteri pemicu gangguan pencernaan dapat meningkatkan risiko penyakit radang usus, seperti penyakit Crohn dan kolitis ulseratif.
Risiko tersebut lebih tinggi pada orang berusia 40 tahun ke atas. Gejala umumnya berkembang dalam 1–2 tahun setelah penggunaan antibiotik.
4. Perubahan warna gigi
Penggunaan antibiotik tertentu, terutama tetracycline, menimbulkan dampak berupa perubahan warna gigi, terutama pada anak-anak sebelum usia delapan tahun.
Antibiotik ini akan berikatan dengan kalsium dalam enamel gigi yang sedang berkembang.
Proses tersebut bisa menyebabkan diskolorasi atau perubahan warna gigi menjadi agak kuning, cokelat, atau bahkan keabu-abuan.
Risikonya menjadi lebih tinggi jika antibiotik digunakan dalam jangka panjang atau dosis tinggi. Selain pada gigi, tetracycline bisa menimbulkan noda pada kulit, kuku, dan tulang.
5. Reaksi alergi
Jika Anda sering mengonsumsi obat antibiotik dengan mengandalkan takaran sendiri dan tanpa resep dokter, dampak yang mungkin terjadi adalah reaksi alergi.
Saat tubuh tidak mengalami kondisi yang seharusnya diobati dengan antibiotik, pemberian obat justru bisa menyebabkan toleransi atau bahkan memicu alergi.
Bahaya antibiotik lainnya yang jarang terjadi adalah reaksi alergi parah atau anafilaksis. Ini termasuk kondisi darurat medis yang perlu ditangani dengan segera.
6. Memburuknya masalah kesehatan
Obat antibiotik tidak boleh dikonsumsi sembarangan karena hal ini akan memperburuk kondisi atau penyakit yang Anda alami.
Tanpa resep dokter, Anda mungkin salah mengambil dosis antibiotik atau bahkan tidak mengerti aturan penggunaannya sehingga malah mengalami komplikasi lebih lanjut.
Bukannya membuat Anda sembuh dan sehat, penggunaan antibiotik justru dapat memperparah kondisi Anda. Bahaya antibiotik yang seperti ini tentunya harus Anda cegah.
7. Resistensi antibiotik
Salah satu bahaya obat antibiotik bila diminum tanpa resep dokter adalah resistensi antibiotik.
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat, misalnya tidak dihabiskan atau digunakan untuk mengobati infeksi virus, bisa mendorong bakteri untuk menjadi kebal terhadap pengobatan.
Akibatnya, infeksi yang sebelumnya mudah diobati menjadi sulit disembuhkan, perlu ditangani dengan antibiotik yang lebih kuat, atau tidak bisa diobati secara efektif.
Resistensi antibiotik juga dapat menyebar ke orang lain sehingga dapat meningkatkan risiko wabah penyakit yang susah dikendalikan di kemudian hari.
Kesadaran akan bahaya penggunaan antibiotik secara sembarangan sangat penting untuk mencegah berbagai dampak negatif di atas.
Dengan minum obat antibiotik sesuai resep dokter, Anda bisa menjaga kesehatan diri serta mencegah penyebaran bakteri yang resisten terhadap antibiotik.
Kesimpulan
- Beberapa bahaya obat antibiotik bila dikonsumsi tanpa resep dokter yaitu gangguan pencernaan, peningkatan risiko depresi dan gangguan kecemasan, perubahan warna gigi, obesitas, dan reaksi alergi.
- Penggunaan antibiotik secara sembarangan juga dapat meningkatkan risiko resistensi antibiotik yang membuat infeksi menjadi sulit diobati.
- Gunakan obat sesuai dosis dan anjuran dari dokter untuk menjaga kesehatan diri sekaligus mencegah penyebaran bakteri yang resisten terhadap antibiotik.