Bagi orang-orang yang menyimpan trauma besar, misalnya trauma masa kanak-kanak atau post-traumatic stress disorder (PTSD), kehidupan yang mereka jalani sehari-hari terasa penuh dengan beban dan “hantu” yang mengikuti setiap langkah. Trauma yang pernah dialami tetapi belum disembuhkan akan memengaruhi pola pikir dan pola perilaku secara negatif, meskipun kadang hal ini tidak disadari sepenuhnya. Namun ternyata, trauma psikologis dapat disembuhkan dengan hipnoterapi.
Misalnya, orang yang semasa kecil menjadi korban kekerasan mungkin pada masa dewasanya akan tumbuh menjadi seorang yang sangat tertutup dan sulit membangun relasi yang positif dengan orang lain. Contoh lainnya adalah seorang tentara yang pernah menghadapi situasi konflik yang intens, ketika kembali ke kehidupannya yang normal di rumah akan jadi orang yang selalu gelisah dan sulit menahan amarah. Hal ini menunjukkan bahwa masalah perilaku yang dialami seseorang bisa jadi merupakan akibat dari trauma yang pernah dialami. Ada beberapa cara yang bisa ditempuh seseorang dengan trauma untuk mengatasi berbagai masalah perilaku. Salah satunya adalah menjalani hipnoterapi. Hipnoterapi adalah metode psikoterapi yang dikembangkan oleh seorang ilmuwan asal Austria, Franz Anton Mesmer pada tahun 1770an. Metode ini lahir dari teori pikiran bawah sadar yang dipopulerkan oleh Sigmund Freud dan Carl Jung.
Perbedaan hipnosis dan hipnoterapi
Hipnosis adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mengusahakan ketenangan dan kejernihan pikiran sehingga Anda bisa masuk ke dalam pikiran bawah sadar. Dalam proses hipnosis, Anda akan merasa sangat rileks dan fokus. Dalam keadaan ini, Anda bisa menerima sugesti untuk mencapai hasil yang Anda inginkan. Hipnosis sendiri hanyalah sebuah “media” yang digunakan dalam hipnoterapi, yang berarti kedua istilah ini memiliki makna yang berbeda. Bayangkan jika Anda menjalani sebuah konseling psikologi di mana Anda membagikan (sharing) masalah Anda pada psikolog yang menangani Anda. Proses sharing inilah media yang digunakan dalam konseling psikologi. Begitu juga analoginya dengan proses hipnosis dalam hipnoterapi.
Mereka yang mempelajari hipnosis bisa saja membawa seseorang masuk ke dalam pikiran bawah sadarnya (melakukan hipnosis), tapi belum tentu mereka bisa menjadi seorang hipnoterapis. Hipnosis hanya bisa membuat Anda merasa rileks dan fokus sehingga Anda lebih mudah menerima sugesti seperti berhenti merokok atau kurangi kecemasan. Sementara itu, dalam hipnoterapi Anda akan diminta untuk menggali ke masa lalu Anda untuk memproses trauma yang menghantui.
Menyembuhkan trauma dengan hipnoterapi
Hipnoterapis bertanggung jawab untuk melakukan hipnosis, mencari akar trauma psikologis, dan menetralkan atau mengubah persepsi seseorang terhadap suatu kejadian traumatis yang menyebabkan masalah perilaku. Sebagai ilustrasi, seorang klien mengalami trauma masa kecil karena menyaksikan pertengkaran dan perceraian kedua orang tuanya. Setelah dewasa, dia pun menjadi takut membangun hubungan dengan orang lain sehingga selalu gagal dalam menjalin asmara. Ini karena dalam pikiran bawah sadarnya, klien ini takut perceraian yang menimpa orang tuanya akan terulang pada dirinya. Dia juga selalu menggunakan kekerasan sebagai solusi karena itulah satu-satunya cara yang dipelajari dari orang tuanya ketika menyelesaikan masalah. Namun, seringkali trauma masa kecil ini tidak disadari oleh klien sehingga dia hanya merasakan frustasi akibat kegagalan dalam berasmara. Selain itu, klien ini juga tidak mampu mengendalikan emosi karena tak menyadari apa penyebab amarahnya begitu mudah tersulut.
Hipnoterapis yang menangani klien ini akan melakukan hipnosis sehingga klien berada dalam keadaan yang rileks dan sangat terfokus pada pikiran bawah sadarnya sehingga apa pun yang terjadi di sekitarnya tidak akan mengganggu. Setelah itu, hipnoterapis akan memancing memori yang tersimpan jauh di dalam pikiran bawah sadar klien supaya muncul ke permukaan. Kemudian memori yang penuh dengan kejadian traumatis dan emosi negatif ini akan dinetralkan lewat pemberian sugesti-sugesti. Misalnya, klien ini akan diberi sugesti untuk memaafkan kedua orang tuanya. Klien juga akan disugesti untuk memahami bahwa perceraian kedua orang tuanya bukan disebabkan oleh klien sendiri. Memori tersebut tidak akan hilang dari ingatan, hanya saja klien tersebut kini memiliki persepsi dan perasaan yang jauh lebih positif terhadap memori itu.
Sesudah klien berhasil memproses dan menetralkan memori tersebut, hipnoterapis akan membantu klien untuk mengubah pola perilaku yang dihasilkan oleh kenangan buruk tersebut. Klien akan disugesti untuk membuka diri dan memercayai orang lain. Dia juga akan diberi sugesti untuk mengendalikan emosinya, misalnya menarik napas panjang ketika amarah mulai meluap.
Apakah prosesnya berbahaya?
Banyak orang percaya pada mitos yang dipopulerkan oleh media hiburan bahwa orang yang dihipnosis akan kehilangan kendali terhadap dirinya sendiri. Ini berarti orang yang menghipnosis Anda bisa memerintahkan Anda untuk melakukan apa pun, termasuk menyerahkan harta benda atau mengungkapkan rahasia. Mitos ini tidak benar. Faktanya, ketika Anda menjalani hipnosis, Anda masih bisa mengendalikan pikiran Anda secara aktif dan penuh. Hipnoterapis tidak bisa melakukan cuci otak atau pengendalian pikiran. Kenyataannya, Anda lah yang harus menanamkan sendiri sendiri sugesti-sugesti yang diberikan oleh hipnoterapis. Proses hipnosis akan memudahkan proses ini. Namun, jika Anda menolak sugesti dari hipnoterapis, maka tak akan ada perubahan apa pun yang terjadi di dalam pikiran bawah sadar Anda.
Hipnoterapi hanya bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan mental profesional yang sudah menjalani pendidikan khusus hingga menerima sertifikat hipnoterapis. Sebelum Anda memulai sesi hipnoterapi, pastikan bahwa terapis Anda memiliki sertifikat resmi dan latar belakang ilmu yang mendukung.