Seiring bertambahnya usia, tubuh akan mengalami banyak perubahan, termasuk nafsu makan. Maka itu, orang yang sudah lanjut usia cenderung memiliki nafsu makan yang kurang, bahkan rentan mengalami anoreksia. Jika dibiarkan kondisi ini akan membuat berat badan lansia menurun. Lantas, bagaimana cara mengatur pola makannya? bagaimana panduan gizi lansia yang seharusnya?
Nafsu makan lansia menurun, apa penyebabnya?
Ada berbagai hal yang menyebabkan lansia tidak nafsu makan bahkan tidak merasa lapar sama sekali. Umumnya, hal tersebut disebabkan oleh berbagai perubahan alami yang terjadi pada tubuh ketika mulai menua.
Perubahan yang terjadi pada lansia, antara lain:
- Penurunan kadar hormon tertentu yang langsung memengaruhi nafsu makan
- Menurunnya kemampuan metabolisme dalam tubuh.
- Saraf tidak sensitif, membuat lansia sulit mencium aroma dan merasakan rasa makanan.
- Jumlah air liur berkurang, membuat makanan sulit dicerna.
- Mengalami disfagia atau kondisi sulit menelan.
- Berkurangnya jumlah asam lambung.
- Gerakan peristaltik usus yang dilakukan untuk mencerna makanan semakin melambat.
- Kemampuan menyerap zat gizi menurun.
Segala perubahan tersebut secara otomatis membuat nafsu makan lansia berkurang. Maka itu, harus ada pengaturan makan yang tepat supaya lansia tidak mengalami penurunan berat badan yang drastis dan kekurangan zat gizi.
Berapa banyak energi yang dibutuhkan lansia?
Pada dasarnya, kebutuhan energi akan berbeda-beda pada setiap orang. Ini akan dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan hal lainnya. Namun kebutuhan energi akan menurun seiring berjalannya usia.
Perkiraannya, kebutuhan energi akan berkurang 70-100 kalori setiap penambahan usia 10 tahun Dalam Angka Kecukupan Gizi Bangsa Indonesia, kecukupan energi lansia per hari adalah:
Pria
50-64 tahun: 2300 kalori
58-80 tahun: 1900 kalori
Wanita
50-64 tahun: 1900 kalori
58-80 tahun: 1550 kalori
Sebaiknya lansia memenuhi kebutuhan energi harian tersebut agar tidak mengalami penurunan berat badan.
Bicara kebutuhan gizi lansia, memang apa saja yang dibutuhkan?
Karbohidrat
Zat gizi lansia yang tidak boleh terlewatkan pastinya karbohidrat. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Kebutuhan karbohidrat untuk lansia berkisar antara 45-65 persen dari total kebutuhan energi harian.
Contohnya: nasi, roti, kentang, sagu, sereal, pasta, singkong, bihun, dan makanan pokok lainnya.
Protein
Protein sangat penting bagi tubuh, yakni sebagai pertumbuhan dan perkembangan setiap sel dalam tubuh. Protein juga penting untuk menjaga kekebalan tubuh lansia. Untuk lansia, kebutuhan protein sebesar 10-35 persen dari total kebutuhan energi.
Contohnya : daging, telur, ikan, sedangkan dari nabati bisa dari jenis kacang-kacangan.
Lemak
Lemak membantu untuk menyediakan energi jangka panjang, memberikan rasa kenyang setelah makan, membantu pembentukan hormon, membentuk membrane sel, mengangkut vitamin A,D, E, K ke seluruh tubuh.
Asupan lemak harus dibatasi sekitar 20-35 persen per hari, dengan batas asupan lemak yang jenuh setidaknya kurang dari 10 persennya. Jenis lemak yang harus dihindari adalah lemak jenuh, seperti pada mentega, gajih pada daging sapi, dan kulit ayam.
Kolesterol juga perlu dibatasi di bawah 300 mg. Perhatikan juga asupan asam lemak omega 3. Menurut AKG 2013, kebutuhan omega 3 lansia adalah sebesar 1,6 gram.
Vitamin dan Mineral
Vitamin merupakan fungsi vital dalam metabolisme tubuh, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh, sedangkan mineral sendiri merupakan unsur pelengkap yang membantu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan di dalam tubuh.
Contoh : sayur-sayuran, buah-buahan, air mineral, dll.
Bagaimana dengan kebutuhan air pada lansia?
Jumlah cairan tubuh akan menurun seiring bertambahnya usia, sehingga lansia berisiko mengalami dehidrasi. Apalagi jika tidak dibarengi dengan kebiasaan minum air yang rutin dan banyak setiap harinya.
Kebutuhan air tidak berubah sejak usia 19 tahun keatas, mengkonsumsi lebih dari 6 gelas sehari mencegah dehidrasi.
Sebagai panduan kebutuhan air, setiap 1 mL air dibutuhkan untuk setiap kalori yang dikonsumsi dengan minimal 1500 kkal. Contohnya, untuk orang dengan kebutuhan energi 2000 kkal per hari dibutuhkan air 2000 mL atau 2 L atau setara dengan 8 gelas per hari.
Adakah anjuran lain supaya lansia tetap mau makan?
Kebutuhan gizi lansia maupun energi memang sangat penting tapi bukan hannya itu, lansia sebaiknya juga melakukan anjuran berikut ini.
- Sebaiknya olah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang.
- Mengurangi makanan yang digoreng.
- Sesuaikan tekstur makanan dengan kemampuan. Jika sulit menelan, sebaiknya sajikan makanan dalam bentuk lunak.
- Menentukan jadwal makan yang teratur. Contoh, sarapan jam 6 pagi, selingan jam 9 pagi, makan siang jam 12, makan selingan jam 3 sore, makan malam jam 6 malam, dan selingan jam 9 malam.
- Batasi makanan yang manis-manis atau mengandung kadar gula tinggi.
- Batasi makanan yang terlalu pedas.
- Batasi minum kopi atau teh.
- Batasi konsumsi makanan yang terlalu asin.
Jika lansia tidak mau makan juga, apakah butuh penambah nafsu makan atau suplemen makanan?
Jika lansia tidak mau makan, sebaiknya yang dicari tahu dahulu penyebabnya. Apakah karena sakit, kesulitan mengunyah, depresi karena setiap penyebab akan berbeda penanganannya.
Contoh, kalau kondisinya karena kesulitan mengunyah, mungkin bisa diberikan makanan bertekstur lunak. Tidak harus langsung diberikan suplemen. Kalau masih ada yang bisa dilakukan selain menambahkan suplemen, lakukanlah terlebih dahulu.
Pemberian suplemen penambah selera makan akan diberikan sesuai dengan kondisi lansia tersebut. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya defisiensi atau kekurangan suatu zat semakin parah.
Selain memerhatikan zat gizi lansia butuh apa lagi?
Lansia tetap membutuhkan olahraga untuk menjaga kesehatannya. Akan tetapi, sebaiknya konsultasikan dahulu ke dokter apakah kondisinya memungkinkan.
Jika diperbolehkan lakukan 2-3 kali dalam seminggu, ini termasuk latihan aerobik dan latihan kekuatan. Untuk latihan kekuatan, lakukan dengan 8-10 macam gerakan dengan 8-12 kali repetisi yang dilakukan dengan total selama 20-30 menit.
Selain olahraga, lansia juga perlu untuk memantau berat badannya secara rutin. Lansia juga tidak boleh diam saja, lakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan agar tubuh tetap fit dan mencegah pikun. Dan yang pasti hindari stres dan selalu senang.
[embed-health-tool-bmi]