Tikus memang perlu dihindari karena bisa membawa berbagai penyakit, salah satunya leptospirosis. Tanpa perawatan yang tepat, penyakit ini bisa merusak organ dalam dan mengancam nyawa.
Supaya tidak terlambat dalam memberikan penanganan, simak berbagai informasi mengenai leptospirosis berikut ini.
Apa itu penyakit leptospirosis?
Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri berbentuk spiral yang disebut Leptospira interrogans.
Bakteri ini terkandung di dalam air kencing, darah, atau jaringan tubuh hewan, khususnya hewan pengerat.
Leptospira interrogans bisa menular ke manusia melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi. Namun, penyakit ini sangat jarang menular antarmanusia.
Leptospirosis termasuk penyakit infeksi yang umum terjadi dan dapat ditemukan di berbagai belahan dunia.
Namun, penyakit ini lebih banyak ditemukan di negara-negara beriklim sedang dan tropis, seperti Kepulauan Karibia, Kepulauan Pasifik, Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Asia Tenggara.
Selain itu, leptospirosis lebih banyak ditemukan di pemukiman kumuh atau daerah dengan saluran air dan sanitasi yang tidak baik.
Beraktivitas di luar ruangan dengan kondisi basah dan lembap atau sering melakukan kontak dengan binatang juga dapat meningkatkan risiko penularan penyakit ini.
Tanda dan gejala leptospirosis
Pada beberapa orang, leptospirosis sering kali tidak menimbulkan gejala karena masa inkubasinya bisa mencapai 2 hari sampai 4 minggu. Pada rentang waktu inilah gejala bisa muncul.
Selain itu, gejala leptospirosis terbilang cukup umum sehingga sering kali dianggap sebagai gejala penyakit lain.
Melansir dari laman Centers and Disease Control and Prevention (CDC), beberapa tanda dan gejala awal leptospirosis yaitu:
- demam tinggi,
- sakit kepala,
- menggigil,
- nyeri otot,
- muntah,
- kulit dan mata kuning,
- mata merah,
- sakit perut,
- diare, dan
- ruam.
Sementara menurut fasenya, leptospirosis dapat menimbulkan gejala sebagai berikut.
1. Fase pertama
Pada fase pertama, tanda-tanda yang muncul biasanya akan bertahan selama 5–7 hari. Fase ini kerap terjadi secara mendadak dengan gejala berupa:
- demam tinggi,
- muntah,
- diare,
- mata merah,
- nyeri otot (terutama pada otot paha dan betis),
- ruam,
- panas-dingin, dan
- sakit kepala.
2. Fase kedua
Setelah melewati fase pertama, pasien akan memasuki fase kedua yang disebut dengan penyakit Weil. Fase ini terjadi karena infeksi sudah menyebabkan peradangan di dalam tubuh.
Gejalanya antara lain:
- demam kuning,
- gagal ginjal,
- detak jantung tak teratur,
- masalah paru-paru,
- meningitis (peradangan selaput otak), dan
- mata merah.
Kapan harus periksa ke dokter?
Mengingat gejala leptospirosis menyerupai penyakit lain, sebaiknya Anda segera ke rumah sakit jika mengalami salah satunya.
Selain itu, berikut adalah beberapa gejala serius yang perlu segera mendapatkan penanganan dokter.
- Kulit dan mata menguning (jaundice).
- Kaki dan tangan membengkak.
- Nyeri dada.
- Napas memendek.
- Batuk dengan darah.
Penyebab leptospirosis
Leptospirosis disebabkan oleh infeksi bakteri bernama Leptospira interrogans. Bakteri ini paling banyak ditemukan pada hewan pengerat, seperti tikus.
Selain hewan pengerat, Leptospira interrogans juga bisa ditemukan pada hewan lain, seperti babi, anjing, kuda, sapi, dan binatang liar lainnya.
Binatang yang terinfeksi akan membawa bakteri di dalam ginjalnya. Bakteri Leptospira lalu mengontaminasi air dan tanah melalui urine atau darah hewan yang terkontaminasi.
Umumnya, bakteri dapat bertahan di luar tubuh jika berada di area yang lembap dan hangat selama beberapa bulan.
Anda bisa terinfeksi Leptospira jika mata, mulut, hidung, atau luka terbuka pada kulit Anda bersinggungan dengan hal-hal berikut.
- Urine, darah, atau jaringan binatang yang membawa bakteri.
- Air yang terkontaminasi bakteri.
- Tanah yang terkontaminasi bakteri.
- Tergigit hewan yang terinfeksi Leptospira.
Faktor risiko leptospirosis
Beberapa kondisi berikut bisa meningkatkan risiko Anda untuk terkena lepstospirosis.
- Tinggal di daerah dengan iklim sedang hingga tropis.
- Memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan hewan, seperti peternak, dokter hewan, penjaga kebun binatang, dan tukang daging.
- Memiliki pekerjaan yang melibatkan aktivitas di luar ruangan atau kontak dengan air, seperti pekerja saluran pipa, penambang, tentara militer, peternak ikan, pembersih septic tank, pekerja konstruksi bangunan, dan petani.
- Aktif melakukan aktivitas air, seperti berenang, berselancar, snorkeling, diving, berlayar, atau mendayung.
Komplikasi leptospirosis
Jika tidak segera diatasi, berikut adalah beberapa komplikasi yang bisa timbul dari infeksi Leptospira interrogans.
1. Masalah pada otak
Infeksi bakteri ini berpotensi menyebabkan masalah pada otak, khususnya pada bagian korteks serebral dan meningoensefalitis.
Jika dibiarkan, komplikasi ini dapat menyebabkan perubahan kondisi mental pada pasien dan bahkan berujung pada kematian.
2. Diffuse alveolar hemorrhage
Infeksi bakteri Leptospira dapat mengakibatkan gangguan pada paru-paru, salah satunya adalah diffuse alveolar hemorrhage.
Penyakit ini membuat paru-paru tidak bisa berfungsi dengan baik sehingga pasien kesulitan untuk bernapas.
3. Komplikasi lainnya
Selain gangguan paru-paru dan masalah pada otak, berikut adalah komplikasi lain dari leptospirosis.
- Miokarditis (infeksi pada otot jantung).
- Uveitis (infeksi pada lapisan tengah mata).
- Pankreatitis (infeksi pada pankreas).
- Kolesistitis (infeksi pada kantong empedu).
Diagnosis leptospirosis
Untuk memastikan bahwa gejala yang Anda alami berasal dari leptospirosis dan bukan penyakit lain, berikut adalah beberapa cara diagnosis yang bisa dilakukan oleh dokter.
- Riwayat kesehatan dan faktor risiko: dokter akan mengajukan pertanyaan mengenai riwayat kesehatan dan faktor risiko yang Anda miliki.
- Tes darah atau urine: mengetahui fungsi hati, ginjal, dan kadar sel darah putih sebagai penanda infeksi.
- Tes pencitraan: mengetahui kondisi organ yang mungkin sudah meradang karena infeksi leptospirosis.
Pengobatan leptospirosis
Pada tahap yang masih ringan, leptospirosis tidak membutuhkan penanganan khusus. Bahkan, penyakit ini pun bisa sembuh dengan sendirinya.
Namun, jika infeksi yang dialami sudah cukup parah, berikut adalah beberapa metode pengobatan yang bisa diberikan.
1. Antibiotik
Obat-obatan berupa antibiotik biasanya diberikan jika gejala infeksi semakin memburuk dalam kurun waktu 48 jam. Berikut adalah beberapa antibiotik yang paling sering diberikan.
- Amoxicillin.
- Ampicillin.
- Penicillin.
- Doxycycline.
- Cephalosporin.
Meski efektivitas pengobatan dengan antibiotik masih diperdebatkan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa antibiotik dapat mengurangi durasi gejala leptospirosis selama 2 hingga 4 hari.
2. Pengobatan lainnya
Pada infeksi yang sudah berkembang menjadi penyakit Weil, dokter biasanya juga memberikan beberapa pengobatan berikut.
- Ventilator untuk mengatasi kesulitan bernapas.
- Infus cairan untuk mencegah dehidrasi.
- Transfusi darah jika terjadi perdarahan hebat.
- Prosedur dialisis untuk mengatasi ginjal yang terinfeksi.
Pencegahan leptospirosis
Untuk mengurangi risiko penularan infeksi Leptospira, berikut adalah beberapa upaya pencegahan penyakit infeksi yang bisa Anda lakukan.
- Pemberian vaksin pada binatang. Namun, vaksin hanya bisa melindungi bentuk bakteri Leptospira tertentu dan tidak memberikan kekebalan jangka panjang.
- Gunakan alat pelindung diri, seperti sepatu tahan air, kacamata goggles, dan sarung tangan saat beraktivitas di lokasi rawan infeksi.
- Hindari genangan air dan meminimalkan kontaminasi binatang pada makanan atau sampah.
- Gunakan cara yang tepat untuk mengusir tikus dari rumah.
Dengan perawatan yang tepat, infeksi bakteri Leptospira tidak akan membahayakan. Oleh karena itu, jangan ragu untuk segera pergi ke dokter jika Anda merasakan berbagai gejala di atas usai beraktivitas di luar atau bertemu tikus.
Kesimpulan
- Leptospirosis adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh Leptospira interrogans. Bakteri ini paling banyak ditemukan pada hewan pengerat.
- Penularan kondisi ini bisa terjadi melalui urine, darah, atau jaringan dari binatang yang terinfeksi.
- Sering kali tidak menunjukkan gejala. Namun, pada tingkat tertentu, leptospirosis akan ditandai dengan demam tinggi, gangguan paru-paru, hingga mata berair.
- Pengobatan leptospirosis dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik. Dokter juga bisa memberikan perawatan untuk mengendalikan gejala.