backup og meta

Cara Menghindari Paparan Bakteri Salmonella dari Makanan

Cara Menghindari Paparan Bakteri Salmonella dari Makanan

Banyak orang mengalami diare atau sakit perut karena salah mengonsumsi makanan. Masalah pencernaan ini mungkin saja disebabkan oleh adanya bakteri salmonella dalam makanan, terutama makanan yang kurang matang.

Sehingga, Anda perlu menghindari makanan yang mengandung bakteri salmonella. Namun, adakah cara untuk mengetahui kandungan salmonella dalam makanan?

Bahaya salmonella dalam makanan

Adanya bakteri salmonella dalam makanan yang Anda makan dapat menyebabkan Anda menderita gastoenteritis.

Hal ini dapat terjadi pada Anda dengan gejala mual, muntah, kram perut, diare, demam, sakit kepala, panas dingin, dan darah di feses.

Anda bisa mengalami gejala-gejala tersebut selama dua sampai tujuh hari.

Saat Anda mengonsumsi makanan yang mengandung bakteri salmonella, Anda tidak akan langsung merasa sakit.

Sakit akan muncul setidaknya 2 – 3 hari setelah Anda mengonsumsi makanan tersebut. Sehingga, mungkin akan sulit bagi Anda untuk mengetahui makanan apa yang menyebabkan Anda sakit.

Anda harus mengingat-ingat lagi makanan apa yang Anda makan selama tiga hari kebelakang, dan hal ini mungkin tidak mudah untuk diingat.

Selain dapat menyebabkan masalah pencernaan, bakteri salmonella jenis tertentu juga dapat menyebabkan demam tifoid atau lebih dikenal dengan nama tifus.

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang terkandung dalam makanan yang terkontaminasi.

Makanan yang berisiko mengandung salmonella

Salmonella merupakan bakteri yang hidup di banyak usus hewan ternak. Anda bisa terinfeksi bakteri salmonella saat mengonsumsi makanan yang terkontaminasi dengan feses hewan yang mengandung bakteri salmonella.

Beberapa makanan yang umumnya bisa terkontaminasi dengan bakteri salmonella adalah sebagai berikut.

Daging, unggas, dan makanan laut mentah

Feses bisa masuk ke dalam daging dan unggas mentah selama proses pemotongan. Sedangkan, makanan laut bisa terkontaminasi salmonella dari air yang terkontaminasi.

Telur mentah

Pada ayam yang terinfeksi bakteri salmonella, ayam tersebut dapat menghasilkan telur yang mengandung salmonella sebelum cangkangnya terbentuk.

Itulah mengaoa bakteri salmonella bisa terkandung dalam telur. Sementara cangkang telur sebenarnya dapat menjadi penghalang telur terkontaminasi bakteri salmonella dari luar.

Buah-buahan dan sayuran

Buah dan sayur dapat terkontaminasi bakteri salmonella dari air yang terkontaminasi.

Kontaminasi ini bisa terjadi saat pencucian, pengolahan dengan air, atau bersentuhan dengan daging atau unggas mentah yang terkontaminasi.

Bisakah tahu makanan yang mengandung salmonella?

Salmonella merupakan bakteri yang dapat menyebabkan keracunan makanan jika masuk ke dalam tubuh Anda. Anda perlu menghindari makanan yang mengandung salmonella.

Namun, untuk mengetahui apakah makanan yang Anda makan mengandung bakteri salmonella atau tidak, ini merupakan hal yang tidak mudah.

Bakteri salmonella dalam makanan tentu tidak dapat dideteksi dengan hanya melihat makanan tersebut atau hanya mencium bau makanan tersebut.

Untuk mengetahui adanya bakteri salmonella dalam makanan, ini hanya dapat dilakukan dengan uji di laboratorium. Sayangnya, ini bukan suatu hal yang sederhana.

Namun begitu, Anda bisa melakukan beberapa hal seperti di bawah ini untuk mengurangi risiko Anda terkena keracunan makanan karena bakteri salmonella.

  • Masak telur sampai benar-benar matang, baik putih telur maupun kuning telurnya.
  • Masak daging utuh sampai 63°C, daging giling sampai 71°C, dan unggas sampai 74°C. Hal ini karena pada temperatur tersebut sebagian besar bakteri dalam makanan dapat mati, sehingga dapat meminimalkan risiko Anda terkena infeksi.
  • Simpan makanan panas dan dingin secara terpisah.
  • Jangan membiarkan makanan terbuka selama lebih dari dua jam.
  • Membedakan talenan atau peralatan masak lain untuk makanan mentah dan makanan matang.
  • Bersihkan peralatan makan dan memasak setelah menggunakannya.
  • Selalu cuci tangan Anda sebelum memegang makanan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Bruso, J. (2015). I Have Stomach Pain After Eating Chicken. [online] LIVESTRONG.COM. Available at: http://www.livestrong.com/article/399028-i-have-stomach-pain-after-eating-chicken/ [Accessed 8 Jun. 2017].

Mayo Clinic. (2017). Symptoms and causes – Mayo Clinic. [online] Available at: http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/salmonella/symptoms-causes/dxc-20314799 [Accessed 8 Jun. 2017].

Salmonella | FoodSafety.gov. [online] Available at: https://www.foodsafety.gov/poisoning/causes/bacteriaviruses/salmonella/index.html [Accessed 8 Jun. 2017].

NHS. (2014). Salmonella infection – NHS Choices. [online] Available at: http://www.nhs.uk/Conditions/salmonella-infection/Pages/Introduction.aspx/ [Accessed 8 Jun. 2017].

Salmonella infection – including symptoms, treatment and prevention :: SA Health. [online] Available at: http://www.sahealth.sa.gov.au/wps/wcm/connect/Public+Content/SA+Health+Internet/Health+topics/Health+conditions+prevention+and+treatment/Infectious+diseases/Salmonella+infection/ [Accessed 8 Jun. 2017].

Versi Terbaru

12/04/2022

Ditulis oleh Arinda Veratamala

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Mengenal Alergi Sulfit yang Berasal dari Pengawet Makanan

Apa Bedanya Penyakit Tipes dengan Penyakit Tifus?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 12/04/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan