backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Tetap Hati-Hati, Ini 11 Tips Antikumat Epilepsi saat Liburan

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 01/08/2022

    Tetap Hati-Hati, Ini 11 Tips Antikumat Epilepsi saat Liburan

    Anda jenuh dengan kesibukan sehari-hari atau anak-anak sudah tiba waktunya liburan? Ini saatnya Anda melupakan rutinitas dan pergi liburan! Namun, jika Anda atau anggota keluarga Anda ada yang mengidap epilepsi, mungkin Anda khawatir kejang epilepsi akan kumat saat liburan? Tenang, berikut panduan lengkap mencegah kejang epilepsi saat liburan.

    Liburan seperti apa yang cocok untuk pengidap epilepsi?

    beda kejang dan epilepsi

    Meski punya penyakit epilepsi, bukan berarti Anda tidak bisa berwisata layaknya orang-orang lain.

    Namun, bagi sebagian pengidap epilepsi, Anda mungkin harus lebih berhati-hati dan menyusun rencana yang matang saat ingin liburan.

    Pasalnya, sepanjang liburan mungkin saja Anda akan menemui beberapa pemicu kejang epilepsi, misal terlalu lelah atau kurang tidur.

    Oleh karena itu, wajib hukumnya untuk bisa mengukur diri dan bersikap realistis. Sesuaikan lagi jenis dan jadwal liburan dengan kondisi fisik Anda sendiri. 

    Bila Anda memang merasa belum sanggup melakukan liburan yang ekstrem, seperti mendaki puncak gunung, jangan memaksakan diri.

    Bukan hanya itu, jika Anda kurang tidur atau masih kelelahan dari perjalanan Anda menuju lokasi wisata, hindari aktivitas fisik berlebihan, termasuk berenang di pantai.

    Saat memilih tujuan wisata, jangan lupa pertimbangkan juga cuaca atau iklim di tempat tujuan.

    Bila Anda mudah kedinginan, sebaiknya hindari bepergian ke tempat-tempat yang sangat dingin pada musim hujan atau musim dingin.

    Tips mencegah kejang epilepsi saat liburan

    hidup dengan epilepsi

    Setelah menyusun rencana liburan yang matang, masih ada hal-hal penting yang harus Anda pertimbangkan saat akan berangkat sebagai penderita epilepsi. Ini daftarnya.

    1. Periksakan diri ke dokter terlebih dahulu

    Saat liburan, Anda mungkin harus menyesuaikan lagi dosis obat atau jadwal minum obat, terutama jika Anda pergi ke tujuan dengan perbedaan waktu beberapa jam, sehingga berisiko mengalami jet lag.

    2. Minta salinan resep obat

    Setelah periksa, mintalah salinan resep obat anti-epilepsi Anda pada dokter atau apoteker. Ini untuk berjaga-jaga jika dalam perjalanan obat Anda hilang atau jatuh.

    Melansir dari Epilepsy Society, peraturan terkait penggunaan obat-obatan juga dapat berbeda-beda. Ini mungkin termasuk obat untuk epilepsi.

    Resep dari dokter Anda bisa menjadi bukti bahwa Anda menggunakan obat-obatan tersebut secara legal dan memang diperlukan.

    3. Jangan lupa bawa obat anti-epilepsi

    Anda tetap harus bawa obat Anda sendiri. Jangan taruh di koper atau tas baju.

    Simpan obat epilepsi Anda dalam kemasan yang kedap udara dan air serta masukkan ke dalam tas yang Anda bawa sehari-hari saat liburan.

    Jumlah obat yang dibawa sebaiknya dilebihkan dari jatah Anda untuk liburan. Sebagai contoh, jika Anda hanya pergi selama tiga hari, maka bawa obat untuk lima sampai enam hari.

    4. Pasang alarm untuk minum obat

    Penting untuk memasang alarm minum obat ketika berlibur. Tanpa rutinitas Anda sehari-hari, Anda mungkin jadi lebih mudah lupa minum obat.

    Anda juga bisa minta pada rekan liburan Anda untuk mengingatkan waktunya minum obat. 

    Jika tidak minum obat secara rutin, gejala epilepsi berisiko lebih tinggi untuk mengalami kekambuhan.

    5. Hindari bepergian pada malam hari

    Ini khususnya untuk Anda yang sangat peka terhadap cahaya kelap-kelip.

    Menyetir atau naik mobil pada malam hari, khususnya di sepanjang jalan tol, bisa memicu kejang epilepsi kumat karena melihat lampu-lampu kendaraan dari arah berlawanan.  

    6. Sering-sering berhenti

    Bila Anda membawa kendaraan pribadi, sebaiknya jangan memaksakan untuk berada di dalam mobil dalam waktu yang terlalu lama.

    Berhentilah setiap beberapa jam untuk meregangkan otot, pergi ke kamar mandi, atau beristirahat agar epilepsi Anda tidak kumat saat liburan.

    7. Duduk di dekat lorong

    Penularan COVID-19 pesawat

    Jika Anda naik transportasi umum seperti bus, kereta, pesawat, atau kapal laut, pilih tempat duduk yang di dekat lorong.

    Sebaiknya, jangan pilih di samping jendela. Ini supaya jika kejang epilepsi kumat, Anda bisa lebih leluasa bergerak dan tidak begitu terhimpit.  

    8. Pakai tanda pengenal

    Apabila Anda bepergian sendirian, Anda sebaiknya bawa tanda pengenal. Tanda tersebut bisa berupa gelang plastik atau dikalungkan.

    Cantumkan nama Anda serta informasi bahwa Anda adalah seorang pengidap epilepsi.

    Dalam keadaan darurat, tanda pengenal ini bisa menyelamatkan Anda karena orang-orang jadi lebih paham apa yang harus dilakukan dan bisa memberikan pertolongan pertama pada epilepsi.  

    9. Istirahat yang cukup

    Kurang tidur adalah salah satu pemicu kejang epilepsi yang cukup umum. Oleh karena itu, pastikan Anda tetap tidur cukup saat liburan untuk mengurangi kemungkinan epilepsi kumat.

    Tahan diri untuk tidak begadang semalaman dan prioritaskan istirahat yang berkualitas.

    10. Nikmati liburan Anda

    Jangan lupa, nikmati saja liburan Anda! Saat sedang berwisata, Anda mungkin masih merasa cemas kalau kejang epilepsi kumat atau ada hal-hal yang tidak sesuai harapan akibat kondisi yang Anda derita.

    Namun, sebaiknya bawa santai saja dan tarik napas dalam berkali-kali sampai Anda merasa lebih rileks.

    11. Tetap jaga pola makan

    Usahakan agar tetap makan teratur dan pilih makanan sehat untuk penderita epilepsi. Pasalnya, mungkin saja kejang epilepsi kumat karena bahan makanan seperti pengawet.

    Jadi, sebisa mungkin tetap jaga pola makan Anda dan jangan sembarangan memesan makan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 01/08/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan