Menjaga berat badan adalah salah satu kunci utama memiliki tubuh sehat, tak lain karena menghindari Anda dari berbagai macam penyakit. Untuk tahu berat badan sudah ideal atau belum, Anda bisa mengetahuinya lewat dengan menghitung indeks massa tubuh (IMT / BMI). Cari tahu rumus IMT untuk wanita dan pria dewasa berikut ini!
Apa itu indeks massa tubuh (IMT)?
Indeks massa tubuh (body mass indeks) atau disingkat BMI adalah pengukuran yang digunakan untuk menentukan golongan berat badan sehat dan tidak sehat.
Metode perhitungan ini dikembangkan oleh Adolphe Quetelet selama abad ke-19. Lewat BMI Anda dapat mengetahui beberapa kategori berat badan, yakni kurus, berat badan sehat, kelebihan berat badan, dan obesitas.
Pada beberapa kasus, BMI bisa menjadi alat skrining untuk melihat risiko kesehatan. WHO menyebutkan bahwa hasil perhitungan BMI yang tinggi, menandakan tingginya juga risiko untuk beberapa penyakit.
Beberapa masalah kesehatan akibat obesitas, berhubungan dengan BMI yang tinggi, di antaranya kematian dini, penyakit kardiovaskular, tekanan darah tinggi, osteoartritis, beberapa jenis kanker, dan diabetes.
Rumus IMT/BMI untuk orang dewasa
Cara mengukur IMT untuk pria dan wanita dewasa dapat menggunakan rumus berikut.
Lebih mudah, mari perhatikan contoh berikut bila ingin mencari tahu apakah Anda normal atau obesitas.
Ambil saja contoh, Anda memiliki berat badan 80 kilogram dan tinggi 1,75 m (175 centimeter).
Pertama, kalikan tinggi badan dalam kuadrat: 1,75 x 1,75 = 3,06. Selanjutnya, bagi angkat berat badan dengan hasil kuadrat tinggi badan: 80/3,06 = 26,1.
Terakhir, bandingkan angka BMI Anda (26,1) dengan standar kategori berat badan pria dan wanita menurut WHO.
Di bawah 18,5 = Berat badan kurang.
18,5 – 22,9 = Berat badan normal.
23 – 29,9 = Berat badan berlebih (kecenderungan obesitas).
30 ke atas = obesitas.
Jika dibandingkan, hasil perhitungan Anda 26,1 masuk dalam kategori berat badan berlebih.
Meski menggunakan rumus IMT yang sama dengan orang dewasa, perhitungan ini dimaknai berbeda pada anak dan remaja.
Indeks massa tubuh anak dan remaja perlu disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin.Pasalnya, jumlah lemak berubah seiring bertambahnya usia dan berbeda antara anak laki-laki dan perempuan.
Apakah hasil IMT bisa jadi tolak ukur berat badan ideal?
Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat itu penting. Menjaga berat badan ideal dapat membantu mencegah dan mengendalikan banyak penyakit dan kondisi tertentu.
Jika Anda kelebihan berat badan atau obesitas, Anda berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan yang serius, seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, batu empedu, masalah pernapasan, dan jenis kanker tertentu.
Di samping itu, berat badan ideal juga membantu seseorang lebih nyaman dengan diri sendiri dan lebih banyak energi untuk menikmati hidup.
Sebaliknya, jika berat badan di bawah angka normal atau terlalu kurus, Anda akan mudah lelah, gampang sakit karena imun lemah, dan tulang rentan cedera.
Ideal atau tidaknya berat badan orang dewasa memang bisa diketahui lewat hasil IMT dengan rumus, tetapi cara ini juga tidak bisa dibilang akurat.
Masalahnya, metode ini tidak mengikutsertakan usia, jenis kelamin, massa otot, dan lemak tubuh. BMI juga tidak bisa membedakan lemak dengan otot.
Oleh karena itu, pada beberapa orang, cara ini tidak cukup akurat untuk menentukan berat badan sudah ideal atau belum, contohnya pada atlet dan ibu hamil.
Atlet yang memiliki tubuh berotot, biasanya memiliki BMI yang tinggi. Padahal presentase lemak di tubuh mereka terbilang rendah.
Sementara ibu hamil memang pada dasarnya akan mengalami kenaikan berat badan karena adanya massa janin dalam kandungan. Jika janinnya kembar, beratnya tentu akan lebih besar.
Selain tidak bisa dijadikan tolok ukur yang akurat untuk menentukan berat badan ideal pada semua orang, metode ini juga tidak bisa digunakan sebagai satu-satunya cara untuk melihat risiko kesehatan.
Ada beberapa hal juga yang perlu diamati oleh dokter atau tim medis.
Selain perhitungan IMT, berikut ini adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh tim medis dalam menentukan kesehatan seseorang.
Di samping itu, hasil pengukuran kesehatan, seperti kadar kolesterol, kadar gula darah, detak jantung, tekanan darah, dan tingkat peradangan juga menjadi faktor penilaian kesehatan yang penting.
Jadi, jika Anda mendapatkan hasil perhitungan BMI orang dewasa dengan rumus yang sudah dijelaskan di atas, jangan langsung cemas jika Anda tidak sehat.
Lakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter untuk mendapatkan gambaran kesehatan tubuh Anda secara terperinci.
Kenapa IMT masih digunakan?
Meski tidak akurat, perhitungan IMT masih dipakai karena lebih mudah, cepat, dan tidak berisiko. IMT juga membantu memetakan kasus obesitas pada populasi besar.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Centers for Disease Control and Prevention. (2022, January 21). Adult BMI calculator. Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved May 20, 2022, from https://www.cdc.gov/healthyweight/assessing/bmi/adult_bmi/english_bmi_calculator/bmi_calculator.html
World Health Organization. (2022, May 20). Body mass index – BMI. World Health Organization. Retrieved May 20, 2022, from https://www.euro.who.int/en/health-topics/disease-prevention/nutrition/a-healthy-lifestyle/body-mass-index-bmi
BMI Calculator with average BMI Statistics: Ace Fitness. BMI Calculator with Average BMI Statistics | ACE Fitness. (n.d.). Retrieved May 20, 2022, from https://www.acefitness.org/resources/everyone/tools-calculators/bmi-calculator/
NHS. (n.d.). NHS choices. Retrieved May 20, 2022, from https://www.nhs.uk/live-well/healthy-weight/managing-your-weight/advice-for-underweight-adults/
U.S. Department of Health and Human Services. (n.d.). Maintain a healthy weight. National Heart Lung and Blood Institute. Retrieved May 20, 2022, from https://www.nhlbi.nih.gov/health/educational/lose_wt/index.htm
Versi Terbaru
29/10/2024
Ditulis oleh Aprinda Puji
Ditinjau secara medis olehdr. Patricia Lukas Goentoro