Konsumsi daging ayam mentah atau kurang matang adalah suatu kebiasaan yang sering kali diabaikan. Padahal, daging ayam yang kurang matang dapat menjadi sumber penyakit yang serius akibat kontaminasi berbagai jenis bakteri atau virus.
Dampak makan daging ayam belum matang
Ayam memang merupakan sumber protein yang baik. Namun, jika dimasak dan disajikan dengan cara yang salah, ayam dapat menjadi sumber penyebaran patogen yang membahayakan tubuh.
Dikutip dari Centres for Disease Control and Prevention beberapa jenis bakteri yang umum ditemukan dalam ayam mentah yaitu Campylobacter, Salmonella, dan Clostridium perfringens.
Agar patogen tersebut hilang, ada cara memasak ayam yang benar yaitu dengan mencucinya terlebih dulu kemudian dimasak dalam suhu minimal 75°C agar dapat membunuh berbagai macam organisme penyebab penyakit.
Jika Anda sering makan ayam belum matang, berikut ini beberapa risiko kesehatan yang mungkin terjadi.
1. Tipes
Penyakit tipes atau demam tifoid disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini umumnya hidup dan berkembang biak di dalam tubuh ayam ternak.
Biasanya penularan ini terjadi ketika ada orang atau pedagang ayam yang sudah terkontaminasi bakteri tersebut menyentuh ayam yang Anda beli. Namun, bakteri ini dapat hilang jika ayam dimasak dengan suhu yang tepat.
Gejala penyakit tipes biasanya baru muncul beberapa hari hingga dua minggu setelah Anda makan daging ayam belum matang yang mengandung bakteri. Gejalanya antara lain demam tinggi, nyeri otot, sakit perut, mual, lemas, dan kehilangan nafsu makan.
2. Flu burung
Virus yang jadi penyebab flu burung, yaitu H5N1, sempat mewabah di Indonesia. Virus yang hidup dalam tubuh ayam serta unggas lainnya ini bisa ditularkan pada manusia. apalagi kalau Anda mengonsumsi daging ayam mentah yang sudah terjangkit flu burung.
Gejala penyakit ini antara lain batuk, sulit bernapas, sakit tenggorokan, demam, nyeri otot, hidung berair, dan diare. Seperti infeksi lainnya, virus ini bisa menyebabkan kematian bila tidak diobati.
Menurut rekomendasi Centres for Disease Control and Prevention, memasak ayam hingga suhu dagingnya mencapai 75°C mampu membunuh virus H5N1.
Akan tetapi, meski sudah dimasak sempurna, sebaiknya jangan mengonsumsi daging ayam dari peternakan yang terjangkit flu burung.
3. Flu perut (gastroenteritis)
Gastroenteritis adalah istilah medis untuk flu perut, yaitu peradangan lambung atau usus karena infeksi.
Penyakit ini biasanya ditemukan setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi virus, bakteri, atau parasit yang umumnya terdapat pada daging ayam yang kurang matang saat dimasak.
Gejala yang mungkin muncul adalah sakit perut, diare, muntah, demam, menggigil, dan dehidrasi. Kemunculan gejala-gejala tersebut bisa memakan waktu 1 – 3 hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
4. Sindrom Guillain-Barre
Penyakit yang satu ini bisa mengakibatkan lemah otot hingga kelumpuhan. Bila tidak ditangani, kelumpuhan bisa menyebar ke seluruh tubuh hingga bernapas saja Anda harus pakai alat bantu.
Penyebabnya yaitu infeksi bakteri Campylobacter yang mungkin hidup dalam daging ayam mentah.
Bila Anda mengalami gejala berupa gatal pada tangan dan kaki, nyeri otot, tekanan darah rendah, detak jantung tak beraturan, sulit bernapas, sulit menelan, dan sulit bergerak, segera temui dokter. Pasalnya, Sindrom Guillain-Barre harus ditangani di rumah sakit secepatnya.
5. Infeksi saluran pencernaan
Ayam mentah dapat menjadi sumber penyebaran bakteri E. coli (Escherichia coli) yang menyebabkan infeksi saluran pencernaan.
Ayam mentah bisa mengandung bakteri ini terutama jika terkontaminasi oleh feses atau lingkungan yang tidak bersih selama pemotongan dan pengolahan.
Ketika ayam mentah tidak dimasak dengan baik, bakteri E. coli bisa tetap hidup dalam daging dan kemudian bisa menyebabkan infeksi jika daging tersebut dikonsumsi mentah atau setengah matang.
Bakteri E. coli patogen dapat mengakibatkan gejala seperti diare, muntah, sakit perut, dan demam.
Infeksi E. coli yang parah dapat berujung pada dehidrasi dan komplikasi serius, terutama pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti anak kecil, orang tua, dan individu dengan penyakit kronis.