backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Normalkah Kontraksi Setelah Hubungan Intim Saat Hamil?

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 19/06/2023

Normalkah Kontraksi Setelah Hubungan Intim Saat Hamil?

Berhubungan saat hamil umumnya aman asalkan Anda tidak mengalami kehamilan risiko tinggi. Namun, beberapa wanita melaporkan dirinya malah mengalami kontraksi setelah berhubungan intim saat hamil. Lantas, apakah hal ini normal?

Kontraksi setelah berhubungan intim, apakah normal?

seks memicu kontraksi persalinan

Kontraksi adalah cara tubuh bersiap menyambut kelahiran bayi. Namun, tidak usah panik dan terburu-buru pergi ke rumah sakit begitu Anda merasakan kontraksi setelah berhubungan intim.

Kontraksi setelah bercinta saat hamil yang berpusat di perut bawah merupakan “efek samping” orgasme yang umumnya normal. 

Otot-otot tubuh bisa menegang beberapa detik tepat sebelum orgasme. Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan oksitosin dan aliran darah dalam jumlah besar ke area panggul. 

Orgasme pada wanita biasanya ditandai dengan otot yang mengencang pada sepertiga dinding vagina bagian depan, serta pada otot-otot rahim.

Air mani pria yang mengandung prostaglandin sedikit-banyak juga merangsang kontraksi rahim

Selain itu, aktivitas fisik dan pergantian posisi dalam bercinta juga bisa menyebabkan kontraksi otot. Setelah klimaks, otot-otot tubuh akan kembali melemas hingga ke kondisi semula.

Penyebab kontraksi setelah berhubungan intim saat hamil

Kontraksi setelah berhubungan intim saat hamil bisa disebabkan oleh efek orgasme, paparan prostaglandin dalam air mani, aktivitas fisik, hingga pergantian posisi selama bercinta.

Cara mengatasi kontraksi setelah berhubungan intim

Pada wanita hamil, kontraksi setelah berhubungan kemungkinan besar juga bisa menandakan kontraksi palsu atau juga dikenal sebagai kontraksi Braxton-Hicks. 

Kontraksi Braxton-Hicks pada umumnya terjadi selama masa hamil tua, yakni sekitar trimester ketiga atau bahkan saat fase akhir trimester kedua. 

Anda tidak perlu khawatir dengannya. Pasalnya, jenis kontraksi ini tidak memicu proses bukaan rahim maupun menjadi penyebab persalinan prematur.

Beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi kontraksi setelah berhubungan intim yaitu berbaring, mandi air hangat, atau minum segelas air hingga gejalanya mereda. 

Perbedaan kontraksi Braxton-Hicks dengan kontraksi melahirkan

ketakutan menjelang persalinan

Anda mungkin mengalami kontraksi Braxton-Hicks jika kontraksi berlangsung sementara, tidak bertahan lama, tidak makin parah, dan tidak makin sering dengan pola acak. 

Kontraksi rahim juga disebut palsu ketika terasa seperti kram perut ringan dan bisa membaik dalam beberapa jam atau berhenti begitu Anda beristirahat atau beralih ke aktivitas lain.

Namun, perlu diingat bahwa tidak semua wanita hamil akan mengalami kontraksi palsu. Di sisi lain, kontraksi rahim memang bisa memicu persalinan. 

Bedanya, kontraksi rahim yang benar-benar menandakan persalinan sudah dekat berlangsung dengan ritme teratur, misalnya jarak antar kontraksi 10 menit, empat menit, hingga dua menit.

Kontraksi melahirkan juga akan makin kuat seiring waktu. Kondisi ini pun tidak mereda apabila Anda berganti posisi, beristirahat, atau beralih ke aktivitas lain.

Ada baiknya langsung hubungi dokter kandungan atau bidan jika Anda ragu apakah kontraksi tersebut palsu atau memang menandakan persalinan.

Dokter atau bidan akan melakukan pemeriksaan vagina untuk mengecek apakah leher rahim Anda sudah melonggar dan siap untuk melahirkan.

Waspada bila kontraksi disertai gejala-gejala lain

Kontraksi setelah berhubungan intim saat hamil yang terasa ringan pada umumnya merupakan kejadian normal dan tidak perlu terlalu Anda khawatirkan.

Akan tetapi, Anda perlu waspada jika kontraksinya terasa sakit tak tertahankan dan disertai dengan gejala-gejala lain yang lebih menganggu.

Pusing, air ketuban pecah, atau perdarahan vagina yang deras dapat menandakan keguguran, kehamilan ektopik, lahir prematur, atau preeklampsia.

Oleh karena itu, segera periksakan diri dengan dokter kandungan Anda jika curiga mengalami gejala-gejala di atas setelah bercinta dengan pasangan.

Kesimpulan

  • Kontraksi setelah berhubungan intim saat hamil umumnya normal sebagai efek dari orgasme, paparan air mani, dan aktivitas fisik atau pergantian posisi.
  • Untuk mengatasi kontraksi, Anda bisa beristirahat, berbaring, mandi air hangat, atau minum segelas air hingga gejalanya mereda.
  • Jika Anda kesulitan membedakan kontraksi palsu atau kontraksi melahirkan, segera periksakan dengan dokter atau bidan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 19/06/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan